Mohon tunggu...
Gabriella Stephani Napitupulu
Gabriella Stephani Napitupulu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Halo there!

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Hukuman Bagi Penimbun Oksigen di Era Pandemi

15 Maret 2022   22:05 Diperbarui: 15 Maret 2022   22:13 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Tepatnya sekitar setahun terakhir, kegiatan “menimbun” obat untuk menyembuhkan Covid dan alat kesehatan banyak ditemukan di kalangan masyarakat Indonesia. 

Para pelaku yang tidak mempunyai empati menimbun oksigen yang dinilai sangat esensial di era pandemi. Banyak masyarakat merasa murka oleh sikap yang dilakukan oleh para oknum karena hal ini berdampak kepada masyarakat kelas menengah ke bawah yang menyebabkan kelangkaan oksigen di pasaran sehingga menyebabkan harga oksigen melambung tinggi.

 Tingginya permintaan oksigen di masyarakat membuat perekonomian semakin meningkat yang mengakibatkan para oknum gencar melakukan aksi kejahatan dengan membenarkan semua cara supaya memperoleh profit yang berlimpah. 

Ide-ide dan serangkaian gagasan akan berhasilnya tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh para oknum penimbun oksigen menyangkut berbagai aspek bidang kehidupan manusia. 

Adanya kekuasaan yang dimiliki oleh para penimbun oksigen sesungguhnya sudah berdampak kepada nyawa seseorang yang sangat membutuhkan oksigen namun barang tersebut sulit untuk dijangkau.

Berdasarkan Pasal 14 Ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 1 juta. 

Dalam menanggapi tindakan jual-beli tabung oksigen yang melambung tinggi, upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk menanggulangi wabah Covid-19 yaitu dengan menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) supaya penimbunan yang menyebabkan kelangkaan dan pemasaran dengan kisaran harga yang tidak wajar dan menggelisahkan akses masyarakat terhadap oksigen dan juga obat-obatan dapat ditanggulangi. 

Maka dari itu, pelaku penimbun yang berpotensi melakukan tindakan tersebut memiliki potensi untuk ditangkap berlandaskan pasal tersebut.

Melihat situasi dan kondisi pada era pandemi saat ini, setiap masyarakat memiliki hak untuk sama rata dalam memperoleh obat dan alat-alat kesehatan untuk mencegah Covid-19. 

Hal ini juga berkaitan dengan teori kemanfaatan (utilitarianisme theory) yang disampaikan oleh Jeremy bahwasanya dalam prinsip tujuan hukum yaitu untuk mewujudkan kemanfaatan atau kebahagiaan terbesar kepada sebanyak-banyaknya khalayak umum. 

Selain itu, John Rawls juga menguraikan sebuah teori keadilan sosial baru yang mengungkapkan bahwa tujuan dari hukum yaitu untuk menciptakan the greatest happiness of the greatest number. Hal tersebut mengindikasikan bahwa arti dari hukum memiliki tujuan untuk memastikan kebahagiaan bagi sebanyak-banyaknya warga atau masyarakat.

Berdasarkan data pada tanggal 28 Juli 2021 yang diakses melalui tirto.id, polisi telah menetapkan 37 tersangka penimbunan tabung oksigen. Para oknum juga memanfaatkan tabung alat pemadam api ringan menjadi tabung oksigen yang dinilai tidak aman sebab kandungan sebenarnya dalam tabung tersebut adalah gas CO2.

 Kondisi dari tabung APAR sangat tidak direkomendasikan untuk diisi dengan oksigen. Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Helmy Santika, terdapat tersangka yang sengaja menjual tabung oksigen di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), terdapat pula beberapa yang sengaja menyimpan untuk tujuan tertentu dan menyalurkan tabung oksigen tanpa izin edar yang valid. 

Total tabung oksigen yang ditemukan oleh polri sebanyak 48 tabung oksigen. Lebih lanjut, polisi akan memisahkan barang bukti yang dimaknai dengan seluruh hasil sitaan akan dikembalikan lagi kepada masyarakat supaya khalayak umum mampu membeli kebutuhan tabung oksigen dalam menangani virus corona. 

Modal awal dari pelaku diperkirakan sekitar Rp.700.000-Rp.900.000 yang kemudian dijual menjadi sekitar Rp.2.000.000-Rp.3.000.000. Dengan rentang harga yang sekian, pelaku telah berhasil menjual 190 tabung oksigen kepada masyarakat.  

Sumber :

Bab II landasan teori Dan Penjelasan ... - untag-sby.ac.id. (n.d.). Retrieved March 15, 2022, from http://repository.untag-sby.ac.id/1590/3/bab%202.pdf 

Utilitarianisme Dan Tujuan perkembangan hukum multimedia di Indonesia. Business Law. (n.d.). Retrieved March 15, 2022, from https://business-law.binus.ac.id/2016/06/30/utilitarianisme-dan-tujuan-perkembangan-hukum-multimedia-di-indonesia/#:~:text=Menurut%20Bentham%2C%20tujuan%20hukum%20adalah,besarnya%20bagi%20sebanyak%2Dbanyaknya%20orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun