Contoh jejaring sosial yang umum digunakan saat ini adalah facebook, guru dapat membuat sebuah grup. Dalam grup tersebut beranggotakan siswa atau kelas dari mata pelajaran yang diampu. Dalam grup guru bisa membagikan bahan ajar dengan cara mengunggah file bahan ajar yang dimaksud seperti pdf, word, maupun power point atau file lainnya. Dengan begitu siswa bisa mengunduh file materi dimanapun dan kapanpun ketika dibutuhkan. Berkaitan dengan komunikasi, dengan memanfaatkan fasilitas grup yang ada siswa juga bisa bertanya secara langsung kepada guru tentang materi yang belum dimengerti, begitu pula dengan peserta grup lainnya juga bisa menyimak pertanyaan tersebut secara interaktif. Hal tersebut sama seperti ketika guru sedang berada di dalam kelas.
Patria & Kristianus (2010) dalam sebuah artikel menyampaikan begitu banyak fitur yang ditawarkan oleh jejaring sosial yang dapat digunakan oleh para user untuk memudahkan proses interaksi antara sesama pengguna. Berbagai fitur yang ditawarkan oleh jejaring sosial yang jika ditelaah lebih jauh dapat pula digunakan sebagai media pembelajaran guna mendukung efektivitas serta efisiensi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Faktor Penghambat Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan melalui beberapa tahapan maka dapat diketahui beberapa hal yang penghambat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yaitu :
- Masalah tidak stabilnya jaringan internet, dirasa sangat mengganggu berbagai perencanaan yang telah dibuat oleh guru bidang studi mengenai pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, walaupun seluruh area sekolah telah tercover oleh fasilitas wireless hotspot namun tidak dapat terkoneksi ke jaringan internet.
- Hambatan berikutnya yang dialami dalam pemanfaatan TIK di SMA YPPGI Nabire adalah guru merasa terbebani untuk bisa mengajar dengan memanfaatkan media pengajaran, hal ini dikarenakan dengan media pengajaran guru dituntut harus lebih kreatif serta persiapan pengajaran lebih matang. Sebelum mengajar menggunakan media, guru sudah harus mencobanya sehingga ketika di kelas guru sudah terbiasa dan tidak canggung lagi, guru perlu menyiapkan waktu yang lebih lama serta tenaga lebih agar media pembelajaran yang disiapkan bisa berjalan dengan baik.
- Keterbatasan tenaga operasional untuk bisa memanfaatkan TIK, perlu adanya tenaga khusus yang mengelola media tersebut, karena tidak setiap guru mampu mengoperasikan media tersebut. kondisi ini merupakan masalah baru yang akan sulit mengatasinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga operasional untuk melakukan penjadwalan, perawatan dan pengoperasian ketika guru akan memanfaatkan media.
- Kurangnya kompetensi guru dalam memanfaatkan berbagai fasilitas TIK yang telah disediakan oleh pihak sekolah hal ini terkadang dipengaruhi oleh factor kompetensi guru yang bersangkutan, dari segi usia terkadang guru yang sudah berumur kesulitan untuk mengikuti derasnya perkembangan arus teknologi informasi dan komunikasi yang pada akhirnya membuatnya kewalahan dalam memanfaatkan perangkat tersebut dalam mendukung materi yang diajarkan. Sejatinya seorang guru harus mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu harus terus dilakukan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran lebih baik, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri baik itu dari tenaga pendidik sendiri maupun para siswa sebagai output dari sebuah proses pendidikan.
- Masalah pembiayaan, faktor pembiayaan sangat mempengaruhi dalam penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi guna peningkatan proses pembalajaran guru di sekolah. yang mana hal ini berkaitan erat dengan pemenuhan perangkat pembelajaran berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi guna mendukung peningkatan profesionalisme guru dalam penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Berbagai hambatan yang berhasil ditemui oleh penulis dapat dikatakan bahwa hambatan yang paling dominan adalah berkaitan dengan kompetensi guru dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, hambatan lainnya yang ditemukan oleh penulis berupa masalah teknis dan pembiayaan.
Sistem pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi merupakan sebuah proses pembelajaran yang menggambarkan pemanfaatan kecanggihan teknologi dalam upaya meningkatkan kualitas serta efektivitas proses pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta didik.
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, oleh karena itu pengetahuan, keterampilan serta penguasaan teknologi informasi dan komunikasi guna mendukung proses pembelajaran menjadi sesuatu hal yang penting untuk diketahui oleh guru saat ini.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan telah diamanatkan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dalam permendiknas tersebut dinyatakan bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. Kemudian dijabarkan dalam bentuk :
- memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam berkomunikasi;
- memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pengembangan diri.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi mengem-bangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, bertanggung jawab. Tugas dan tanggung jawab guru dalam mengemban amanat tujuan pen-didikan nasional, seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi, profesionalitas serta kreatifitas dalam pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam hal pemanfaatan teknologi untuk kepentingan pembelajaran.
Berkenaan dengan profesionalisme guru, berdasarkan PP No.74 tahun 2008 tentang guru, maka ada empat kompetensi yang harus dikuasai yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi profesional dapat diartikan sebagai kemampuan guru untuk menguasai serta memanfaat-kan berbagai sumber daya untuk mendukung pembelajaran, termasuk kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Teknologi informasi dan komunikasi memberikan peluang baru yang sangat luas sehingga kreativitas seorang guru menjadi sangat penting dalam memanfaatkan berbagai peluang baru yang disediakan oleh teknologi, tanpa adanya kreatifitas dari seorang guru teknologi secanggih apapun tidak akan memberikan dampak yang optimal.