Tahukah kamu tentang film Fifty shades of grey (2015)? Mungkin bagi sebagian orang tidak asing dengan film yang satu ini. Tetapi bagi mereka yang baru pertama kali tahu tentang film Fifty shades of grey (2015), maka di sini saya akan sedikit menjelaskan terlebih dahulu tentang sinopsis, mengapa film ini termasuk pada salah satu film kontroversial di Indonesia, dan beberapa pendapat dari mereka yang pernah menonton film ini.
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui bahwa film sendiri memiliki nilai budaya yang unik dilihat dari beberapa alasan. Mereka adalah media universal, mudah diakses serta inklusif, dan dengan daya tarik yang mampu melintasi era serta batas-batas nasional dan fonetik.
Dengan film, kita mampu memberikan informasi ataupun mendapatkan informasi dengan lebih mudah dan esensial (Hassan dkk, 2016). Oleh sebab itu, kehadiran film tentu memiliki dampak yang cukup besar dalam kehidupan manusia.
- Film Fifty shades of grey (2015)
Film ini termasuk pada film serial yang terdiri dari Fifty shades of grey (2015), Fifty shades darker (2017), dan Fifty shades freed (2018). Hanya saya, di sini saya akan berfokus pada film pertama dalam serial ini, yakni Fifty shades of grey (2015).
Melansir dari portal berita CNN Indonesia (2021), film ini menceritakan tentang Ana yang merupakan mahasiswi sastra, menggantikan sahabatnya untuk mewawancarai seorang pengusaha muda sukses bernama Christian Grey. Â
Diawali dari rasa suka pada pandangan pertama, kemunculan persoalan-persoalan yang susah untuk dihindari, hingga terjadi suatu hubungan intim antara keduanya, menjadi inti kisah dari film tersebut. Film Fifty shades of grey (2015) diadaptasi dari novel karya E.L James dengan judul yang sama.
- Mengapa kontroversial?
Film Fifty shades of grey (2015) termasuk pada film bergenre romance dengan diselipkan beberapa adegan erotis di dalamnya. Meski begitu, film ini termasuk pada jajaran di dengan peminat cukup banyak apabila dilihat dari pekan pertama pembukaannya yang berhasil meraup pemasukan hingga 81,7 juta US Dollar.
Hal ini didukung dari akting antar tokoh yang sangat baik serta tak lepas juga dari beberapa adegan dalam film yang terkesan cukup berani untuk ditampilkan. Dari sini lah yang menjadi alasan mengapa film Fifty shades of grey (2015) termasuk dalam salah satu film barat yang kontroversial karena memiliki banyak adegan-adegan seksual yang tidak biasa (Heljakka, 2018). Selain itu, penyuguhan 'jenis' hubungan intim yang dilakukan juga menjadi faktor pendukung pernyataan tersebut.
- Pendapat mereka tentang film ini?
Responden pertama yaitu GN seorang mahasiswa berumur 20 tahun. Menurut GN, film ini memiliki jenis cerita yang cukup berbeda dari beberapa jenis film. Adegan-adegan yang ditampilkan serta penyampaian pesan dalam film dirasa cukup unik dan tidak biasa. Akting dari tiap aktornya sangat baik sehingga penonton dapat dengan mudah terbawa pada isi cerita.
Hanya saja menurutnya, bagi mereka yang baru pertama kali menonton film dengan jenis seperti ini, sama dengan responden, film Fifty shades of grey (2015) dirasa cukup vulgar untuk dipertontonkan di masyarakat. Apalagi film ini tayang pada salah satu aplikasi berbayar dengan kategori 18+ saja dan bukannya 21+.
Selanjutnya responden kedua IN, seorang pekerja swasta berumur 23 tahun. Ia menyebutkan bahwa film Fifty shades of grey (2015) memiliki inti cerita yang cukup bagus hanya saja alur yang dipakai cukup membosankan.
Nilai atau tujuan dari film pun cukup mudah untuk diterima oleh responden yakni hal yang membuat kita bahagia belum tentu sesuai dengan cara orang lain, jadi jangan memaksakan kehendak kita untuk orang lain. Tetapi menurutnya, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan atau mungkin 'dirubah' dalam film seperti mengurangi adegan-adegan dewasa yang dirasa kurang perlu.
Terakhir yakni responden ketiga adalah CN dengan umur 27 tahun yang bekerja di bidang pendidikan. Menurutnya film ini terkesan biasa saja karena dulu film Fifty shades of grey (2015) ini terkenal banget sehingga otomatis CN berpikir bahwa film memang bagus.
Nyatanya menurut CN tidak ada yang spesial dari jalan pada film yakni seperti kisah percintaan pada umumnya dan akhir cerita sesuai harapan dan dugaan, artinya bahwa tidak ada plot twist yang berarti. Film ini juga dirasa kurang bermakna karena terlalu identik dengan adegan vulgar saja. Sehingga menurut CN sebaiknya film ini diberi ending yang lebih sulit ditebak atau mungkin alur cerita dapat dibuat plot twist.
DAFTAR PUSTAKA
CNN Indonesia. (2021). Sinopsis Fifty Shades of Grey, Awal Kisah Ana dan Christian. cnnindonesia.com. https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/hiburan/20210617144602-220-655710/sinopsis-fifty-shades-of-grey-awal-kisah-ana-dan-christian/amp
Hassan, D., Abdullah, N., Zainodin, H. J., & Salleh, S. (2016). Determination of Factors that Influenced Film Audiences.
Heljakka, K. (2016). Fifty shades of toys: Notions of play and things for play in the Fifty Shades of Grey canon. Intensities: The Journal of Cult Media, 8, 59-73.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H