- Bagian 1
Maria memandang sebuah embrio Bunda Maria yang berada di vas bunga kesukaannya,Edelweis. Sesaat ,hatinya tampak tercekat,ia sangat berprasangka atas puluhan bintik hitam yang terbang mengelilingi Edelweisnya, “ jangan jangan nyamuk sudah bersarang di vas yang setiap pagi sore kusiangi “ fikirnya. Tapi bukanlah Maria ,jika ia tidak segera menemukan sosok yang dianggapnya paling bertanggung jawab atas nasib Edelweisya
" Paman,apakah paman mengganti air vas in kalau Maria kuliah?" Ia menegur seseorang yang sedang mengasah gunting pemotong tanaman pagar.dihalaman belakang ,tepat di tepian ruang dapur " Hah?...Neng Maria bilang apa?!" Jawabnya ,memang agak tuli
" Paman mengganti air vas itu dengan air lain?" Kata Maria lagi agak mendekat ke orang itu
" He...he...he... Kalau mengganti sich tidak ,non....Tapi kalau paman habis merokok ,puntungnya paman masukkan ke vas itu,kalau apinya sudah mati.....nah,..baru paman buang puntungnya ke tempat sampah ..tapi .kadang,he...he...he kelupaan samapai lama neng" Maria menggeleng geleng kepala dan mengajak laki laki itu duduk di kursi yang tepat berada di bibir halaman belakang.
" Paman,.....merokok adalah bersahabat dengan dunia,paman boleh saja merokok disisni,tapi kalau akan mengakhiri acara srapat sruput asap itu,janan vas bunga Maria jadi alat eksekutornya. ah,Maria kasih tahu nich.............paman adalah perokok tapi jarang sikat gigi dan selalu makan tanpa cuci tangan,maka bibir paman mengidap virus,tembakau yang anti kuman saja bisa berbakteri ketika dihisap paman,bagaimana dengani bibirr kecium paman?" Laki laki itu melongo dan merenung sejenak,kemudian geleng geleng kepala.
" Jadi air vasnya berubah jadi penyakit gara gara rokok paman?" tanyanya merasa bersalah
" Belum tentu sich,tetapi kenyataannya ada nyamuk kecil yang mengelilingi bunga itu,tentu ada bakteri yang mengundangnya..coba paman cari apalagi yang bisa mengundang baketieri ke vas" Kata MAria dan ia bergegas mengemasi tas kuliahnya dan berjalan kearah garasi mobilnya,tiba tiba dengung mobilinya terdengar menjauh dari gedung ituBagian 2
Dihalaman kampus ,yang namanya cowok cewek hilir mudik seperti orang orang di pasar , hanya saja,mereka tidak ribut disela orang berdesakan seraya mereka berteriak teriak menjajakan dagangan.Dan Maria yang hadir lebih pagi dari teman temannya ,memilih menyendiri di taman depan pintu kampusnya seraya mempermainkan apa saja yang ia bawa dan ia simpan ditasnya Kali ini Maria menggosok gosok kunci mobilnya pada tepian embrio yang sama yang ditemukan di liontin miliknya ,ia dibelikan mamanya pada waktu ia baru saja lulus sekolah menengah pertama. Dalam hati ia bertanya keras, apakah nama asli dari wajah yang sama di embrio embrio yang ia miliki i? Bunda Maria kah ,Dewi anu..Bidadari ini? Ach,ia ternyata tidak sanggup melanjutkan prediksinya.............
Tiba tiba,entah malaikat ,entah hantu ,tiba tiba berbisik dalam sanubarinya “ Maria,kali ini kamu harus mengundang seseorang yang berada dalam embrio itu,supaya kamu jadi jelas mengerti siapa dan apakah wajah itu”
Maria seperti membantah suara bisikan itu :” Ach kau mengada ada ,mana mungkin aku bicara dengan gambar mati ,gila kali!” Tapi,tiba tiba Maria juga seperti mendapat jawaban dan bantahan hatinya tadi
:” Kalau kamu tidak yakin bahwa Dia untukmu ada ,maka untuk apa embrio itu kamu pertahankan? Untuk menipu orang orang agar kamu dianggap suci? Untuk menghipnotis orang oang agar mau mendengar keluhan kamu jika kamu butuh uang tanpa kerja?”
Tiba tiba,ujung kunci moblilnya mengenai bagain dalam kuku ibu jarinya dan iapun tesadar bahwa ia telah berilusi panjang, Tapi ,Ach sebenarnya bukan ilusi.tapi ...semacam ..yah Wahyu Tuhan..................................
Maria bergegas menuju bangku kampusnya dan menanti sang dosen memaparkan literatur penting....Bagian 3
Sebuah musik dhangdhut mengalun dari sebuah kantin,Maria meneguk sebotol PocarySweat,dan ia merasa tidak nyaman dan ingin segera membayar minumannya untuk segera beranjak dari kantin.
Tiba tiba,ada bebrepa orang temannya berdatangan dan turut melantnkan lagu dhangdhut itu dan mengajaknya menari nari.Maria risia ,sebab mereka adalah kaum pria.D
an ia menepiskan tangan teman temannya seraya berlari keluar kantin ,dan ternyata kemudian teman temannya menyerah tidak mengejarnya sehingga Maria merasa aman.
Sesaat ketika ia terengah engah di sebuah koridor ,Puspita mendekat dan mengusap keringatnya dengan selembar tissue.
“ Kita masih beruntung,hidup dilingklungan terdidik,Bayangkan...ditempat tempat yang kaum prianya tidak memiliki sopan santun dan etika yang baik,mereka akan menghajar wanita yang menolak ajakannya..misalnya,di bar discotique...di lokalisasi...yaah....ditempat gituan lah” Kata Puspita lembut
“ Iya,tapi cara mereka sama saja dengan kaum orang orang itu,.seharusnya ada kasih sayang dihati mereka kepada wanita yang sedang kehausan dan ingin sekedar merasa nyaman di tempat yang menjadi haknya untuk berdiri” Jawab Maria agak kecewa.....
“ Eh Maria...........kalau kita mengeluhkan orang tidak benar dijaman sekarang,sulit untuk memperoleh solisi ,sebab zaman sudah demikian....Jadi,yang terbaik...kita didik anak anak kta menjadi super sopan dan super kasih syang kepada orang lain...setuju?” Tanya Puspita optimis.
Maria mengangguk lirih tapi kembali ia wajahnya terkulai
“ Ia sich.........tapi anak dari siapa? Kamu mau dapat suami yang bukan tubunya bukan dari mama papa kita,jiwanya entah jiwa malaikat atau setan? Semua orang kan orang lain dalam hidup kita?” Kata Maria seperti mohon revisi kalimat
Puspita tadi Puspita mendekati Maria dan ia mengelus liontin di kalung Maria:
“ Oh,sebab inikah kamu sepertinya memilih menjadi perawan seumur hidup? Maria...Allah yang mengutus Buna Maria mengandung Yesus,tidak berfirman dan mengajarkan yang kamu ucapkan tadi,...Tetapi Allah berfirman “ Kasihilah Roh Allah dan Kasihilah sesama seperti engkau mengasihi diri sendiri......
Jika takdir kita menjadi ibu rumah tangga,ya,harus diterima,entah suami itu baik atau tidak baik......"
Maria menunduk dan ia menjawab:
” Okey.......,bukan embrio ini yang menghasut akuberfikir demikian,tetapi aku tentunya harus menjelajahi jiwa laki laki yang akan menjadi suamiku,dan tentunya...laki laki belum ada kan? apalagi laki laki untuk kamu...yang hidungnya agak mancung kedalam,kulitmu abu abu .. ha...ha....ha ” Maria dan Puspita berbahak bahak dan langit diatas mereka merekah merah,pertanda menjelang senja...
Bagian 4Sebuah ruangan besar berdidnding beton dan di kanan kirinyap enuh poster seronok dan corat coret tangan usil,seseorang berkacamata hitam dan bercambang penuh duduk dikursi malas dan beberapa orang mengelilinginya
“ Bos,ada yang aneh pada si Komar,ia kan orang kita? tapi....duitnya nggak pernah ada...Bos kan selalu kasih besar...” Kata Si Tarkam yang agak kejawa jawaan logatnya
“ Lalu,apa masalahnya,dia kan punya urusan....sama orang kampungnya,sama yang disono..di ach...ngapain kamu tanya tanya?” Jawab bos itu
“ Dia pakai barang,bos....tapai dapatnya dari ..ach mungkin bos nggak percaya....”.
“ Heh..Tarkam...Jika ada bandar barango amatiran itu menjual ke Komar,kamu akn lihat mereka kepanggang di jalan...Apalagi kalau berani jual barangnya di kantor sipil ,aku akan meakan organ dalemnya !!! Siapa yang tidak mencoba menhalangi kerjaan mereka!!?”
Brak!!! Ia memukul meja dan benda diatasnya bergoyang goyanmg turut terkejut
“ Tentu akan terima nasib sama ...Tahu!!?” Keras sekali kalimat bos itu
“ Bos,kami sudah berusaha mencegah,kamia halangi Komar pakai barang mereka , tapi ia pinter sembunyikan cara dan waktu transaksi ,bos........sebab ...”
Belum sempat melanjutkan ucapannya ,si bos menyela:
“ Artinya kalian lebih bodoh darinya,sekarang habisi mereka dan jangan beri kesempatan untuk bernafas di bumi ini lagi,celaka orang orang itu...Jika ada reserse mengendus pemasaran narkoba di ruang dinas,tentu kita akan terdeteksi dan tamat...tamaaaat ! “ .Brakk!! “ Ngerti kalaian!?????” Kata si berewok lagi.“ Tapi ..anu bos....si Komar justru pakai barangnya orang yang pakai seragam sipil.....”
“ Hah!!!!...” Sibos melotot..........dan tiba tiba ia tertawa terbahak bahak
“ Ha...ha...ha....ha...ha...nggak apa apa....jadi tidak akan ada operasi oparesian narkoba di sini...bagus..kasih duit lagi si Komar ,biar pakai samapi lumer...he...he ,, he...
”“Siap Bos......” maka tanpa bicara lagi mereka berhamburan keluar ruangan itu
Bagian 5Di jalan kecil ,empat orang remaja bernyanyi nyanyi seraya memukul mukul tas cangklong seperti memukul gendhang
“ Asyiknya ,Rame Rame....Sampurna..Asyiknya ame Rame.........”
Dan kemudian mereka saling menawarkan dan membagikan rokok keretek bungkus hijau seraya masih bernyanyi nyanyi,tiba tiba mereka berhenti di tepi sungai
“ Ada mayaaat!!!!" Merekapun berlari saling mendahului kearah rumah masing masing
Tidak beberapa lama kemudian beberapa polisi sudah berada dilokasi itu dan mengevakuasi mayat pria bertato itu dari sungaiBagian 6
“ Maria,apa kamu bisa datang kerumahku nanti jam lima sore,?” Tanya Puspita via HP
“ Oh tentu,pakai baju apaan? baju rumah aja kan?” Tanya Maria
“ Ya..hanya berhias sedikit,kan ada hajatan kawin kakakku,tidak usah formil.nanti tamu tamu lain grogi.maklum dikampung” Maria bergegas mandi dan berdandan tipis ,tapi tatap saja terlihat norak,Maria bukan perias diri yang baik.
Mobil Maria terhenti disebuah halte,bannya pecah.Maria menelphone jasa derek dan ia menanti taksi seraya duduk sesekali berhias dikaca tang ia bawa.
Tiba tiba.serombongan SATPOL meringkus dan memaksanya naik kendaraan Rasia SATPOL .dan disana beberapa pelacur sudah didalamnya
“ Aduh! aku dikira pelacur mangkal...Pak...pak..saya bukan...”
“Diam!!...jelaskan nanti dikantor!? Jawab SATPOL agak gendut ketus.
Maria semakin tak berdaya ketika ia juga harus menutup hidung rapat rapat akibat bau badan yang disamping kiri kananya
Bapak Satpol gendut mengawal di sebelahnya dan mobil SATPOL bergerak melaju agak cepat,beruntung.........tiba tiba jalanan macet karena ada kerumunan orang mengelilingi seseosok mayat perempuan yang di duga tertabrak mobil dan pengendaranya melarikan diri........
Mobil agak melambat dan Maria melompat sekuat tenaga,Whuff!!..hampir ia terjerembab dan ia lari kearah rumah penduduk ,beruntung SATPOL gendut itu tidak mengejar...mungkin ia mengukur kecepatannya yang musykil mampu mengejar gadis lincah seperti Maria....Maria tidak peduli jalan yang remang dan penuh lubang yang akan mebuatnya terpeleset...kira kira seratus mter,Maria bersandar sebuah tembeok rendah halaman belakang sebuah rumah,.
Dan tiba tiba telinganya menangkap pem,bicaraan agak keras anatara dua orang yang kedengaranya sangat puas atas sikap sesama bicaranya
“ Okey,transaksi ini lancar...tidak perlu kita sembunyi dan cari lokasi yang rumit...kota ini sudah penuh orang seperti kita...” Kata si bos tadi yang ternyata tembok rendahnya sedang menjadi tempat sandaran Maria. Maria trcekat dan tiba tiba ia teringar embrio di liontinnya...
” Jika Ia bukan untukku,untuk apa kupertahankan?..dan..ach...jika aku yang sudah hidup dan besar dinegeri ini,sedangkan fotoku juga sudah tersimpan di arsip negeri ini...untuk apa ngeri ini menyelamatkan aku?” Naluri heroik semakin kuat mendesak ketakutan dan kelelahannya...maka ia mengendap endap mencari celah untuk bisa memandang wajah keduanya,kemudian ia merekam keduanya dengan tabletnya yang mampu menangkap gambar dengan resolusi tinggi.Dan berhasil..ia merekam semua yang dapat tertangkap kameranya,termasuk sebuah galian yang menyerupai liang saluran pembuangan dari wc rumah itu..dan ternyata bandar narkoba itu menyimpan stocknya di tempat itu...Bagian 7
Bebrapa jam kemudian Maria sudah bersama Puspita...
” Kita harus temui Om Lukman...Oomnya si Raisa,ia berdinas di kantor Polisi itu...” Kata Maria seraya memarkir Mobilnya di halaman kantor PolisiSektor...
Dan sebelum mereka masuk keruang piket,sudah ada beberapa laki laki yang memandang mereka tajam,mereka berpakaian rapih seperti pegawai sipil,
Semula Maria mengira bahwa ia sedang dibuntuti Tim Petugas Kabupaten maka ia tidak gentar ,sebab memeng ia tidak salah...teapi ada yang nekad mendekatinya dan bertanya
“ Ada keperluan apa nona...sepertinya penting sekali?” Tanya ;ali laki itu
“ Oh,...begini pak...saya mau melaporkan ..e..tapi saya harus bicara kepada petugas piket saja” Jawab Maria..
“ Ach...tidak usah...kepada saya saja pasti akan selesai koq”
Orang itu berkata seraya semakin mendekat Maria merasakan sesuatu firasat yang tidak baik,sebab laki laki itu jelas bukan petugas Piket Kantor Polisi maka ia pura pura akan menyetuji,...
” Oh..baiklah pak..tetapi saya ingin mencari toilet sebentar..”
Tetapi maria dan Puspita tidak menunggu jawaban dan n mereka berlari bergegas kedalam ruang kantor Polisi tanpa permisi...sementara para laki laki itu berlarian meninggalkan halaman kantor Polisi itu
Seorang petugas menyambut dan bertanya ramah tetapi tgas:
“Selamat malam nona...Ada yang bisa kami bantu? Apakah anda dikejar seseorang?”
Dan Mari melakukan pembicaraan serius,hingga Oom Lukman yang ternyata sudah menjadi KAPOLSEK ,juga menanggapi laporannya dan prosesnya tidak panjang,beberapa hari kemudian seluruh kota sudah menerima informasi bahwa banyak penduduk dan pegawai negeri sipil yang menjadi pengedar narkoba dan seluruhnya sudah tertangkap
Bagain Akhir“ Paman,bagaimana ? Sudah ketemu sumber penyakit yang lain ?” Tanya Maria kepada paman tukang kebun yang dirumahnya
“Oh,tentu....sering banyak cicak yang mati dan mayatnya nyangkut di vas,.......... eh,non...kok cicak bisa mati di rumah yang terawat bersih seperti rumah ini ya non?” Tanya paman itu yang memang serba ingin tahu
“ Cicak itu pecandu narkoba...matinya ya karena narkoba,,,paman boleh merokok,tapi,...jangan coba coba pakai narkoba...”
Jawab maria seraya tersenyum senyum dan paman tukang kebun itu melongo lagi...dan tiba tiba merekapun terbahak bahak bersama...Maria,gadis lincah yang turut meperbaiki wajah dunia cerah
SELESAI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI