Mohon tunggu...
Gabriel Abastian
Gabriel Abastian Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Be Yourself, Benarkah???

19 Agustus 2024   22:35 Diperbarui: 19 Agustus 2024   23:10 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Be Yourself" dalam sudut pandang Kekristenan

Menelusuri Perjalanan Ungkapan "Be Yourself" Dan Pengaruhnya Dalam Kekristenan

Ungkapan "jadilah diri sendiri" berakar kuat dalam gerakan di abad Pencerahan dan pandangan Romantisme, yang menekankan individualisme dan keaslian pribadi. Sekalipun terdapat sisi positifnya terkait dengan pribadi namun hal ini mengarah pada sesuatu yang sifatnya subyektif. Ungkapan ini menimbulkan tantangan yang besar bagi doktrin Kristen tradisional, Kebangkitan relativisme, mempertanyakan kebenaran absolut dan selanjutnya Kekristenan dipraktekkan dan diselaraskan dengan dunia modern sekarang ini yang bergantung pada manusia itu sendiri.

Dalam Perkembangannya kita dapat melihat bahwa ungkapan be yourself terkait erat dengan pemikiran manusia pada abad pencerahan.

Hubungannya dengan Abad Pencerahan dan Individualisme

Pencerahan adalah masa ketika para pemikir seperti John Locke, Jean-Jacques Rousseau, dan Immanuel Kant menekankan pentingnya kebebasan pribadi. Suatu pandangan yang menyatakan bahwa individu harus berpikir sendiri dan mengekspresikan sifat sejati mereka dan ini menjadi bagian penting dari gerakan intelektual.

Rousseau, khususnya, menganjurkan konsep "orang biadab yang mulia," ("noble savage,") menunjukkan bahwa manusia secara inheren baik dan bahwa masyarakat merusak keadaan alami ini. Ini meletakkan dasar bahwa orang harus "menjadi diri mereka sendiri" daripada menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat.

Hubungannya dengan Romantisisme

Setelah Pencerahan, gerakan Romantis (akhir abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19) lebih menekankan individualisme, emosi, dan pengalaman pribadi. Kaum Romantis merayakan batin yang unik, mendorong orang untuk mengungkapkan perasaan dan keinginan mereka yang sebenarnya. Periode ini memperkuat gagasan tentang keaslian dan menjadi jujur pada diri sendiri.

Pengaruh pada Doktrin Kristen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun