Kata yang sama yang digunakan oleh Paulus adalah ebed yang merujuk pada hubungan tuan dan hamba. Adapun maksud Penulis tersebut digunakan dalam hubungannya antara umat Tuhan dengan Tuhan. Lebih dari itu kata tersebut merujuk pada tokoh-tokoh dalam perjanjian lama seperti; Musa (Yos. 1:1; 14:7), Daud (Mzm. 89:3; 2 Sam. 7:5, 8), Elia (2 Raj. 10:10).
Dalam hal ini dapat diketahui bahwa:
Paulus sedang menunjukkan dirinya sebagai salah seorang yang Kudus dari tokoh-tokoh yang Kudus dalam perjanjian lama,
Paulus mengucap syukur atas keberadaannya sebagai hamba Kristus Yesus.
Meskipun demikian, tidak cukup hanya di situ. Tujuan utamanya sebenarnya bukan untuk menyombongkan diri sebagai salah seorang yang Kudus, melainkan  untuk menunjukkan sebuah komitmen untuk melayani Yesus.
Galatia 2:20 "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."
Dalam pengertian lain istilah hamba Kristus Yesus dapat dimengerti sebagai budak atau hamba firman Allah, Kebijaksanaan, kebenaran, kebajikan yang identik pada diri Yesus Kristus.
{Origen, The Fathers of the Church, Commentary On teh Epistle to The Romans, Books 1-5, Translated by Thomas P. Scheck, (Washington, D.C: The Catholic University of America Press), hlm.62}
Artinya bahwa Paulus tidak melayani daging, kesombongan atau keserakahan, iri hati dan sebagainya. Hal ini terjadi karena ia memandang Yesus sebagai TUHAN.
Pernyataan ini ditegaskan juga dalam ayat lain bahwa orang yang masih memikirkan dirinya sendiri adalah seteru salib Kristus.
Filipi 3:18-19 (TB) Â Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Noted:
Bukan hanya Paulus, melainkan juga setiap orang percaya adalah hamba Kristus yang sudah seharusnya memiliki komitmen untuk melayani Yesus Kristus yang artinya menjadi hamba Firman Allah, kebijaksanaan dan kebenaran. Itulah identitas diri kita sebagai orang percaya yang sudah diselamatkan dalam Yesus Kristus.
2. Paulus sebagai Rasul
Pengenalan selanjutnya tidak bisa dipisahkan dari pengenalan yang pertama yaitu sebagai hamba Kristus Yesus ( Â ), doulos christou Isou). Artinya dengan mengawali dirinya sebagai hamba untuk mempertegas bahwa kerasulannya bukan secara kebetulan, bukan juga dari keinginannya sendiri dan bukan juga oleh karena orang lain (teman, sahabat, orang tua dan orang-orang terdekatnya). Kerasulan Paulus adalah dari TUHAN sendiri.
Kisah Para Rasul 9:1-6, 10, 15-16 (TB)Â Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"
Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Dari pernyataan tersebut kita tahu bahwa Paulus dengan berani dan tegas mengatakan kerasulan nya adalah dari sang Tuan yang dia layani sekarang. Sang Tuan, yaitu Yesus Kristus lah yang mengutus Paulus menjadi Rasulnya. Hal ini dapat terlihat jelas ketika memperhatikan apa yang dimaksud dengan kata Rasul yang ditulis oleh Paulus. Kata yang ditulis adalah (apostle) yaitu rasul dan Kata ini adalah kata yang digunakan Tuhan Yesus untuk menggambarkan hubungan-Nya dengan Allah,