Mohon tunggu...
Gabriel Abastian
Gabriel Abastian Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

mengasihi sebagaimana Allah mengasihi Situs ini membagikan pembahasan-pembahasan terkait teologi, pengetahuan umum, renungan pribadi dan pengalaman perjalanan iman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hanya Allah Satu-Satunya Hakim yang Benar (Belajar untuk Tidak Langsung Menyalahkan Sesama)

12 Oktober 2023   20:14 Diperbarui: 12 Oktober 2023   20:28 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Yakobus 4:11-12

Terkadang tanpa disadari manusia sering terjebak dalam tindakan yang salah dengan menghakimi sesamanya tanpa melihat kepada Firman Allah. Dengan mudah memfitnah atau menyalahkan orang lain karena aturan-aturan yang dibuat sendiri yang pada dasarnya bukan sesuatu hal yang esensi kemudian hal itu dipaksakan supaya dilakukan dan ketika tidak dilakukan maka dengan semena-mena menghardik atau memarahinya serta menyalahkannya.

Tanpa disadari, sebenarnya tindakan seperti ini merupakan tindakan yang salah dan pemaksaan terhadap hati nurani orang lain.

Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! (ay. 11).

Kata Yunani, katalaleite, berarti berbicara apa saja yang dapat menyakiti atau melukai orang lain. Kita tidak boleh membicarakan yang buruk-buruk, meskipun itu benar, kecuali kita dipanggil untuk itu, dan ada kepentingan untuk itu. Terlebih lagi kita tidak boleh menceritakan hal-hal buruk apabila itu salah, atau sepanjang pengetahuan kita mungkin salah. Bibir kita harus dibimbing oleh hukum kebaikan,

Jangan kita salah mengerti dengan pernyataan Yakobus dalam suratnya.

Dasar Yakobus di sini adalah bahwa orang-orang Kristen tidak boleh menjelek-jelekkan saudaranya, apalagi hal ini dilakukan di depan umum. Jangan kita merasa diri benar dari yang lain. Jangan kita menghakimi sesama kita secara berlebihan.

Orang yang menganggap diri selalu benar dari yang lain adalah orang yang belum mengerti firman Tuhan serta belum mengalami firman Tuhan meskipun firman Tuhan dibaca setiap hari.

Orang yang berpegang pada prinsip sendiri adalah orang yang jauh dari firman Allah. Prinsip manusia semuanya harus diarahkan dan disesuaikan dengan firman Allah.

Janganlah menjadi kesukaan kita untuk menyebarkan kesalahan-kesalahan orang lain, membocorkan hal-hal yang rahasia, hanya untuk menyingkapkannya di depan umum. Juga, jangan suka melebih-lebihkan kesalahan mereka yang sudah diketahui, melebihi apa yang sepantasnya diterima mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun