Mohon tunggu...
Gabriela Aureli
Gabriela Aureli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Undergraduated Public Relations at UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Sebenarnya, Standar Kecantikan Tidak Serumit yang Ada di Pikiranmu

9 Desember 2020   11:22 Diperbarui: 9 Desember 2020   11:29 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kamu tahu? sebenarnya, standar kecantikan tidak serumit yang dibayangkan setiap orang. Pandangan terhadap standar kecantikan tergantung dengan pemikiran diri masing masing, dan bagaimana kita menghadapinya. Setiap wanita itu cantik, tanpa kecuali. Cantik itu tergantung selera, dan selera orang pasti berbeda beda. 

Jangan menjadi cantik untuk memenuhi selera orang lain, karena itu melelahkan. Begitu banyak macam selera, dan tidak memungkinkan untuk mengiyakan semua pendapat. Banyak wanita terlalu berfokus pada orang lain, terlalu ingin menjadi orang lain, mengubah jati diri mereka, sesuai dengan standar kecantikan yang ada. 

Standar kecantikan begitu mengerikan, yang menyebutkan bahwa cantik harus putih, cantik harus memiliki tubuh yang bagus, padahal cantik dilihat dari diri kita sendiri. Wanita tak hanya sekadar harus berparas cantik tetapi juga memiliki kepribadian yang baik. "Kamu cantik karena itu adalah Kamu", setiap manusia memiliki ciri khas dan perbedaan masing masing. 

Terlalu sulit untuk mendengarkan semua pendapat orang lain dan melaksanakan semua pendapat itu di kehidupan kita. "Karena ini hidup mu, dan ini adalah hidupku", dalam arti, janganlah terlalu mudah diatur hanya untuk menyenangkan orang lain sedangkan kamu sendiri tidak bahagia, utamakan diri sendiri, tidak perlu tidak makan nasi hanya untuk mengurangi berat badan padahal kamu tidak bisa hidup tanpa nasi, nikmati saja hidup mu selagi masih diberi hidup. 

Standar kecantikan akan semakin ekstrem dari tahun ke tahun, dan itulah  yang membuat orang orang menjadi kurang bersyukur. Media justru menggunakan "seberapa glowing kulit kamu", "seberapa kurus badan kamu" sebagai standar kecantikan dan menimbulkan masalah yang memanas.  

Tetapi di belahan dunia lain, bahkan di negara kita Indonesia, masih ada orang yang berkekurangan secara fisik, ekonomi, kesehatan dan sebagainya. Seharusnya kita bersyukur karena sudah diberi kesempatan untuk hidup. Kurangi sikap merasa kesal dan menyalahkan keadaan, justru sebaliknya berdamailah dengan diri kamu sendiri. 

Insecure itu boleh tetapi jangan berlebihan dan jangan terlalu berlarut larut. Selalu mengingatkan ke diri sendiri, you are precious, you're more than enough. Sayangilah diri kamu, menghargai dan memintamaaf kepada diri sendiri. Hilangkan tentang segala standar kecantikan, karena standar kecantikan bukan dari bagusnya tubuh kamu, mulusnya wajah kamu, atau indahnya rambut kamu. 

Mencintai diri sendiri merupakan konsep yang sangat radikal. Ketika seseorang mencintai dirinya sendiri, maka standar kehidupan yang fana seperti standar kecantikan tidak lagi penting. Standar kecantikan itu tidak ada dan memang harusnya tidak ada. Jika standarmu begitu ya sudah, standar itu untuk  diri kamu sendiri, jangan menghakimi dan mengajak yang lain untuk ikut menjadi "sama". 

Sebaiknya, semua orang mulai berhenti menciptakan standar kecantikan yang memaksakan orang lain untuk ikut meyakini. Kecantikan itu dilihat dari pandangan diri sendiri terhadap orang lain. Kecantikan bagaikan sebuah perasaan senang yang muncul dalam persepsi masing-masing individu. 

Untuk para wanita yang kurang percaya diri, teruslah berbenah, bukan merubah tetapi memperbaiki diri menjadi lebih baik. Bukan hanya tentang fisik, tetapi juga perilaku, memperkuat iman, maupun meraih prestasi. Buktikan bahwa standar kecantikan itu tidaklah benar. Semangat! 

Diposting oleh : Gabriela Aureli Putri (154200040) Prodi Hubungan Mayarakat (B) Angkatan 2020, UPN "Veteran" Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun