Nikotin memberi dampak negatif pada bayi serta kesuburan wanita. Perempuan mengandung yang mengonsumsi vape meningkat setiap tahunnya serta semakin kurangnya kesadaran terhadap kesehatan rahim. Perempuan lebih banyak yang mengonsumsi vape dibandingkan pria. Awalnya vape dibuat untuk mengurangi nikotin tetapi masih sering ditemui vape yang mengandung nikotin. Nikotin tentunya memiliki pengaruh terhadap perkembangan organ tubuh manusia dan merupakan salah satu zat adiktif berbahaya bagi perempuan. Vape mempengaruhi kesuburan wanita sehingga adanya masalah pada tuba falopi yang dapat meningkatan kehamilan ektopik.
Perempuan mengandung yang mengonsumsi vape meningkat setiap tahunnya serta semakin kurangnya kesadaran terhadap kesehatan rahim. Masih kurangnya kesadaran para ibu hamil tentang bahaya nikotin pada bayi. Dalam 13 tahun terakhir di Finlandia angka ibu hamil yang merokok baik rokok elektronik maupun tembakau meningkat 76,5%, angka ini sangat memprihatinkan dan sebaiknya menjadi fokus para ibu hamil yang masih mengonsumsi vape. Resiko yang sering terjadi adalah keguguran dan persalinan prematur, serta dua kali lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok.Â
Menurut World Health Organitation (WHO) pada tahun 2008 diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan sebesar 27 % wanita hamil yang merokok. Berat badan bayi yang terpapar nikotin sejak dalam kandungan akan memiliki berat yang lebih ringan dari pada bayi normal pada umumnya. Bayi yang terpapar nikotin biasanya berat badan bayi saat lahir kurang dari 2,5 kg, normal berat badan bayi ketika lahir berkisar antara 2,5–4 kg karena kurangnya asupan nutrisi serta menyebabkan kelainan genetik.
Perempuan di Amerika Utara lebih unggul 1,3% dibandingkan pria dalam hal mengonsumsi vape. Kandungan pada vape mirip gliserin atau propilen glikol bisa membahayakan kesehatan perempuan , zat tersebut mampu menyebabkan kerusakan deoxyribonucleic acid (DNA) yang akan berdampak di ketidaksuburan, disfungsi sel, stres oksidatif, serta kerusakan DNA pada perempuan , vape jua bisa mengakibatkan kanker serviks atau kanker leher rahim. Menurut jurnal dari Politeknik Pratama, sebesar 0,5% perempuan merokok lebih banyak dibandingkan pria. Jumlah perempuan yang mengonsumsi vape sudah mampu dibandingkan dengan jumlah pria yg pula mengonsumsi vape, justru perempuan yg mengonsumsi jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan pria.Â
Perempuan cenderung lebih menyukai rasa manis dan wangi yang didapatkan vape sebagai akibatnya kebanyakan perempuan lebih memilih vape dibandingkan rokok tembakau. Perusahaan-perusahaan tembakau telah memandang wanita sebagai basis konsumen primer, di Amerika perkumpulan dari tahun 1920 ( Fielding, 1987 ) serta mengembangkan produk-produk mirip rokok panjang serta ultra-panjang buat menarik perempuan menggunakan membangkitkan perasaan berdikari, bebas, langsing, sukses, mewah, serta berselera tinggi.
Rokok adalah tembakau yg telah dikeringkan serta dibungkus dengan kertas. Rokok mengandung kurang lebih 600 zat di dalamnya serta membentuk 7.000 bahan kimia. Setidaknya terdapat 69 bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker serta beracun. Vape, awalnya diciptakan di Tiongkok pada tahun 2003 sang seorang apoteker buat mengurangi asap rokok. Awalnya, vape bertujuan buat membantu orang-orang ingin berhenti merokok. Nikotin yg ada pada vape ialah zat yg pula terdapat di rokok tembakau.Â
Nikotin artinya senyawa yg menghasilkan seseorang ingin terus merokok lagi serta lagi. Ini adalah senyawa candu yang ada pada dalam rokok. Senyawa ini akan mencapai otak dalam saat 15 detik sehabis dihirup. Selain pada pada rokok, senyawa yang satu ini jua ditemukan pada insektisida. Nikotin merupakan zat yang mampu membahayakan kesehatan ibu serta janin. Bila membandingkan kadarnya yang terdapat pada vape dan rokok, kandungan nikotin pada pada rokok tembakau umumnya jauh lebih besar. Orang yang menggunakan vape juga berisiko mengalami ketergantungan. Ini sebab tabung dengan tegangan tinggi pada vape dapat mengalirkan nikotin dalam jumlah besar ke pada tubuh.
Nikotin ialah zat adiktif yang terdapat dalam produk tembakau mirip rokok. Penggunaan nikotin memiliki dampak yang signifikan pada organ tubuh manusia, terutama pada wanita. Penelitian sudah menunjukkan bahwa nikotin bisa memengaruhi perkembangan organ tubuh dan sistem reproduksi perempuan . Dalam beberapa kasus, penggunaan nikotin sang perempuan dapat mengakibatkan problem kesehatan reproduksi, mirip kesulitan hamil, peningkatan risiko keguguran, dan komplikasi di kehamilan seperti bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah.
Selain itu, penggunaan nikotin juga dapat mempertinggi risiko terkena aneka macam penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker. Dampak buruknya terhadap kesehatan perempuan juga mencakup peningkatan risiko terjadinya osteoporosis (penyakit tulang keropos) serta menopause dini. Sebab itu, kesadaran akan bahaya penggunaan nikotin di perempuan sangat krusial, dan penting untuk mengupayakan pencegahan serta dukungan untuk membantu wanita yg ingin berhenti menggunakan produk tembakau yang mengandung nikotin.
Vape, meskipun dianggap sebagai cara lain yang lebih aman daripada merokok tembakau konvensional, masih mempunyai potensi dampak negatif di kesehatan reproduksi wanita. Penggunaan vape serta paparan terhadap senyawa kimia yg terkandung pada vapor rokok elektrik dapat memengaruhi kesuburan wanita. Beberapa penelitian telah memberikan keterkaitan antara penggunaan vape menggunakan dilema di tuba falopi, bagian krusial asal sistem reproduksi perempuan .Â
Persoalan di tuba falopi bisa menyebabkan syarat mirip kehamilan ektopik, di mana sel telur yang sudah dibuahi tidak dapat mencapai rahim dan malah menempel pada luar rahim. Kondisi ini bukan hanya mengancam kesuburan, tetapi juga bisa berpotensi berbahaya bagi kesehatan wanita karena dapat menyebabkan pendarahan internal yg serius jika tidak segera diobati. Meskipun hubungan pribadi antara penggunaan vape dan kehamilan ektopik masih perlu diteliti lebih lanjut, krusial bagi perempuan yg merokok vape buat tahu potensi risiko terhadap kesuburan mereka.