Mohon tunggu...
Gabriel Lulus Puji Hantoro
Gabriel Lulus Puji Hantoro Mohon Tunggu... Lainnya - BPTP Pontianak

POPT Ahli Madya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Transformasi Digital dalam Peningkatan Literasi Petani guna Mendukung Pertanian Berkelanjutan

25 September 2024   08:52 Diperbarui: 25 September 2024   08:59 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan

Dalam dunia pertanian, perlindungan tanaman memegang peranan penting dalam memastikan keberhasilan produksi dan pertanian berkelanjutan. Keberhasilan tersebut tentu tidak lepas dari peran petani dalam melakukan usaha budidaya pertanian. Disamping itu kegiatan budidaya pertanian akan selalu berkorelasi dengan kejadian perubahan iklim, dinamika populasi hama dan penyakit tumbuhan disamping faktor sarana prasarana dan harga komoditias. Dinamika tersebut tentu harus dibarengi dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan (literasi) sesuai dengan kondisi yang ada. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah memberikan literasi petani atau pelaku usaha budidaya pertanian. Dan pada era digital ini, peningkatan literasi dapat dilakukan dengan melakukan konversi pola pembinaan petani konvensional menjadi pola pembinaan berbasis teknologi informasi.

Literasi di sini mencakup pemahaman tentang teknik pertanian yang ramah lingkungan, manajemen sumber daya, dan penggunaan teknologi modern. Peningkatan literasi petani dapat berdampak langsung pada produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian. Dalam konteks perlindungan pertanian (perkebunan), literasi bidang perlindungan tanaman adalah pemahaman dan pengetahuan petani mengenai cara melindungi tanaman dari hama, penyakit, dan faktor lingkungan yang merugikan. Dalam konteks ini, literasi tidak hanya mencakup pengetahuan teknis, tetapi juga penerapan praktik yang berkelanjutan. Literasi perlindungan tanaman memungkinkan petani untuk mengenali dan mengatasi masalah hama dan penyakit sejak dini. Dengan pengetahuan yang tepat, petani dapat mengambil langkah-langkah preventif yang meningkatkan hasil panen. Tanpa pengetahuan yang cukup, petani sering mengalami kerugian akibat serangan hama atau penyakit. Literasi perlindungan tanaman membantu mereka memahami dampak ekonomi dari serangan tersebut, sehingga mereka dapat mengurangi kerugian dan meningkatkan keuntungan. Literasi perlindungan tanaman mencakup pemahaman tentang penggunaan pestisida yang tepat dan ramah lingkungan. Petani yang berpengetahuan akan lebih cenderung menerapkan praktik pertanian berkelanjutan yang menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan perubahan iklim yang mempengaruhi pola cuaca dan kondisi pertumbuhan tanaman, literasi perlindungan tanaman membantu petani beradaptasi dengan kondisi baru. Pengetahuan tentang varietas tahan hama dan teknik pengelolaan lahan yang adaptif sangat penting.

Transformasi Digital dan Literasi Petani

Transformasi digital menawarkan peluang besar bagi sektor pertanian untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan. Namun pada kenyataan di tingkat petani proses ini masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk mendukung pertanian berkelanjutan dapat terwujud secara optimal. Transformasi digital juga memberikan ruang dalam upaya peningatan literasi petani. Dengan adopsi teknologi digital, petani dapat memperoleh akses lebih luas terhadap informasi, pelatihan, dan pasar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dan produktivitas kebun. Literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara efektif. Bagi petani, literasi digital mencakup kemampuan untuk mencari informasi pertanian, menggunakan aplikasi khusus untuk manajemen kebun, dan berinteraksi dengan pasar melalui platform digital. Literasi digital yang baik memungkinkan petani untuk membuat keputusan berdasarkan data yang akurat, mengurangi risiko, dan meningkatkan hasil panen.

Beberapa manfaat transformasi digital dalam pertanian yang dapat diperoleh petani antara lain kemudahan akses informasi pertanian. Petani dapat memanfaatkan internet untuk mengakses informasi terkait cuaca, harga pasar, teknik pertanian terbaru, serta penanggulangan hama dan penyakit. Dengan akses ini, petani dapat merencanakan aktivitas mereka dengan lebih baik dan mengurangi kerugian akibat ketidakpastian. Platform Pendidikan Online juga dapat dikembangkan untuk kegiatan pelatihan dan edukasi online tentang teknik budidaya, manajemen lahan, dan penggunaan alat modern dapat meningkatkan pengetahuan petani. Ini juga mencakup penggunaan video tutorial, webinar, dan e-learning yang disesuaikan dengan kebutuhan petani. Pengembangan aplikasi pertanian yang menyediakan fitur seperti pencatatan hasil panen, pemantauan irigasi, dan manajemen stok pupuk memungkinkan petani untuk mengelola kebun mereka dengan lebih efisien. Pada bagian hulu, ketersediaan platform e-commerce khusus pertanian memungkinkan petani untuk menjual produk mereka langsung ke konsumen atau pembeli grosir, memotong rantai distribusi yang panjang dan meningkatkan margin keuntungan. Media sosial dan situs web juga menjadi sarana bagi petani untuk mempromosikan hasil pertanian mereka

Hasil yang diharapkan dari tingginya minat baca dan pengetahuan serta ketrampilan petani dalam perlindungan perkebunan diantaranya petani yang terdidik mampu mengelola air, tanah, dan input pertanian lainnya secara efisien, sehingga mengurangi limbah dan meningkatkan hasil, petani dapat mengadaptasi teknik pertanian yang sesuai dengan kondisi iklim yang berubah, petani memahami pentingnya praktik pertanian yang ramah lingkungan, seperti rotasi tanaman dan penggunaan pestisida organik.

Dengan literasi digital yang baik, petani dapat meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas kebun dengan mengadopsi teknologi seperti sensor tanah, drone pemantau, dan sistem irigasi otomatis, petani dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan hasil panen. Pemanfaatan teknologi digital diharapkan dapat membantu petani mengidentifikasi masalah sejak dini, seperti hama atau kekurangan nutrisi pada tanaman, sehingga penanganannya lebih tepat waktu dan efisien, mengurangi biaya produksi. Melalui platform digital, petani dapat menjangkau pasar yang lebih luas tanpa harus melalui perantara. Ini membantu mereka mendapatkan harga yang lebih baik dan meningkatkan pendapatan.

Tantangan Utama

1. Akses terhadap Teknologi

Sampai saat ini masih terjadi ketidakmerataan akses sehingga tidak semua petani, terutama di daerah terpencil, memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan internet, yang menghambat penerapan solusi digital. Pada beberapa wilayah di luar jawa (dalam hal ini Provinsi Kalimantan Barat) masih sering ditemukan blank spot dimana tidak ada sinyal dari provider telekomunikai yang ada di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun