Tapi tunggu dulu, nggak semua tentang AI itu positif. Ada juga sisi gelapnya. Salah satunya adalah masalah privasi. Bayangin data kamu yang dikumpulin sama AI buat “kenal” kamu lebih baik, tapi kalau nggak dijaga bener, bisa jadi bumerang. Selain itu, AI juga mulai menggantikan beberapa pekerjaan manusia. Misalnya, di bidang manufaktur atau bahkan penulisan artikel sederhana. Jadi, ada kekhawatiran kalau nanti AI bisa bikin lapangan kerja makin sempit.
Gimana Kita Menyikapi AI?
AI itu kayak pisau: tergantung gimana kita pake. Kalau dimanfaatin dengan bijak, AI bisa jadi alat yang bermanfaat banget. Misalnya, di bidang kesehatan, AI bisa bantu dokter mendiagnosis penyakit lebih cepat. Atau di bidang pendidikan, AI bisa bikin sistem belajar lebih personal. Tapi kalau kita terlalu tergantung sama AI, bisa-bisa malah bikin kita males mikir.
Kesimpulannya, AI itu udah jadi bagian dari hidup kita, suka nggak suka. Tugas kita sekarang adalah belajar tentang teknologi ini dan gimana cara memanfaatkannya dengan baik. Jadi, daripada takut atau skeptis, mending kita embrace teknologi ini sambil tetap hati-hati. Siapa tahu, di masa depan, kamu juga bisa jadi bagian dari perkembangan AI ini, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H