(SURAKARTA, 7 Juli 2020) Menurut data dari kompas TV kasus corona di Indonesia meningkat dengan sangat pesat dengan data yang menunjukkan bahwa telah terkonfirmasi 60.695 kasus positif; terdiri dari 45,421% sembuh dan 5,002% meninggal.
Kasus corona tentu saja berdampak bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat bahkan negara. Hal ini mendorong Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) untuk mengambil sebuah langkah kontribusi pengabdian masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan mulai tanggal 15 Mei-30 Juni 2020.
Kegiatan KKN ini dilaksanakan oleh para mahasiswa tingkat III di daerahnya masing-masing dengan tetap mengutamakan protokol-protokol Covid-19 seperti tidak berkerumun, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dan menjaga jarak aman minimal 1 meter.
Kegiatan KKN yang berlokasi di Sidodadi RT 05 RW 01 dengan jarak 600 m dari rektorat kampus dilaksanakan oleh Gabrella Efendy, seorang mahasiswi yang dibimbing langsung oleh Dr. Desi Suci Handayani, M.Si.
Segala program kerja yang ada didasari oleh hasil diskusi dengan pihak RT setempat yang mengatakan bahwa corona menyebabkan sebagian besar masyarakat yang berprofesi sebagai buruh kesulitan untuk menyukupi kebutuhan pangannya.
Berdasarkan permasalahan yang muncul di daerah tersebut dibuatlah kegiatan berupa; (1) penanaman pohon cabai yang hasil panennya dapat memenuhi kebutuhan pangan bahkan bisa dijual untuk menambah penghasilan, (2) Pembuatan hand sanitizer sebagai alternatif lain untuk sterilisasi tangan apabila sabun dan air yang mengalir tidak berada pada jarak yang cukup dekat.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah proses penanaman cabai. Hal ini dimulai dengan proses pembelian bahan baku berupa 15 pohon cabai, 3 karung media tanam, 3 pupuk, dan 1/4 kg polibek di daerah pasar Nongko, Surakarta. Pengangkutan ke kost mahasiswi dilakukan menggunakan motor selama 120 menit dikarenakan kondisi lalu lintas yang cukup ramai pada saat itu.
Proses selanjutnya adalah pembuatan materi print-out berisi cara penanaman cabai agar dapat menghasilkan panen yang melimpah. Pembagian bahan-bahan penanaman cabai dilakukan dalam 2 gelombang, yaitu: gelombang I di gang II sedangkan gelombang II di gang I dan III. Proses Pembagian pohon cabai diikuti oleh pengedukasian secara langsung kepada setiap masyarakat yang menerimanya.
Selanjutnya, Pembuatan hand sanitizer diawali dengan pembelian alat dan bahan-bahan pendukung di Agung Jaya, Surakarta. Setelah itu dilakukan pembuatan sampel oleh mahasiswi untuk mengukur komposisi yang akan digunakan berdasarkan racikan yang bersumber dari WHO.
Setelah sampel selesai dibuat dilanjutkan dengan pembuatan 8 botol hand sanitizer lainnya yang akan dibagikan kepada masyarakat. Setiap proses yang telah dilalui didokumentasikan menggunakan HP berupa gambar dan video sebagai bahan edukasi online/virtual kepada masyarakat.
Setelah semua proses selesai dibuatlah video tutorial "cara pembuatan hand sanitizer #dirumahaja" dan materi print-out agar lebih mudah dipahami nantinya. Pembagian hand sanitizer dilakukan dalam 2 tahap yaitu: tahap I di gang III sedangkan tahap II di gang I dan II. Pembagian diikuti oleh edukasi secara langsung dan pemberian sesi tanya jawab selama 15 menit.
Pada sesi tanya jawab banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada mahasiswi berupa "bagaimana cara membeli alkohol? Bagaimana cara mengencerkan alkohol 100% ke 70% Mbak?" dan lain-lain.
Tingkat antusiasme masyarakat yang sangat tinggi terkait dengan program kerja yang sedang berlangsung berdampak positif bagi kelancaran setiap kegiatan yang telah dan akan dieksekusi.
Berdasarkan program kerja yang telah terlaksana selama 40 hari diharapkan agar masyarakat dapat terus meningkatkan sumber daya yang ada baik berupa lingkungan bahkan diri sendiri agar dapat melewati masa-masa krisis selama pandemic dengan luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H