Masa remaja sering kali diidentikkan dengan keinginan untuk mandiri dan mengatur diri sendiri. Bagi banyak remaja, kedewasaan dianggap sebagai fase yang menawarkan kebebasan lebih dibandingkan masa kecil, di mana mereka banyak bergantung pada arahan orang tua.
Namun, sering kali kebebasan ini disertai dengan tanggung jawab yang tidak selalu disadari atau bahkan diabaikan oleh para remaja.
Sebagai anggota masyarakat, setiap individu, baik tua maupun muda, memiliki tanggung jawab untuk tidak hidup hanya mengikuti keinginan pribadi.Â
Peraturan yang berlaku di masyarakat dirancang untuk menjaga ketertiban dan mencegah konflik akibat perbedaan kepentingan. Walaupun terkadang peraturan tersebut dirasa membatasi, mereka bertujuan untuk menjaga keharmonisan hidup bersama.
Oleh karena itu, kebebasan yang diperoleh tidak dapat digunakan tanpa memerhatikan hak-hak orang lain. Dalam hidup bermasyarakat, diperlukan sikap saling mengalah, memahami, dan membantu satu sama lain.Â
Kebebasan individu tidak boleh melanggar kebebasan orang lain, melainkan harus disertai dengan tanggung jawab sosial.
Kita hidup di tengah masyarakat yang menghadapi berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, kebodohan, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan pencemaran lingkungan.Â
Dalam situasi ini, sebagai remaja Kristen, kita dituntut untuk menunjukkan kepedulian dengan terlibat dalam pekerjaan baik, membantu sesama, dan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial sebagai bentuk tanggung jawab kita di masyarakat.
Sebagai remaja Kristen, kita dipanggil untuk peduli terhadap kondisi masyarakat di sekitar kita. Kepedulian ini harus tercermin dalam pola pikir, perkataan, dan tindakan yang mencerminkan identitas kita sebagai pengikut Kristus.Â
Efesus 2:10 menekankan bahwa kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, sebagaimana yang telah dipersiapkan oleh Allah. Maka, sebagai murid Yesus, kita dituntut untuk aktif berkontribusi dalam melakukan pekerjaan baik di masyarakat.
Salah satu aspek penting dari pekerjaan baik Kristus di dunia adalah membantu mereka yang membutuhkan, tanpa memandang latar belakang.Â
Yesus menolong putri seorang non-Yahudi (Markus 7:24-30), mengampuni seorang perempuan yang dipandang hina oleh masyarakat (Yohanes 8:1-11), serta menunjukkan kasih kepada Zakheus, seorang pemungut cukai yang dijauhi oleh masyarakatnya (Lukas 19:1-10).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H