Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menangani kerumitan setiap masalah dengan dasar integritas. Kepemimpinan Kristen lebih menekankan pada transformasi hidup orang-orang yang dipimpin agar semakin serupa dengan pencipta mereka (Kol. 3:10).Â
Kepemimpinan pastoral memiliki gaya yang lahir dari keunikan pribadi pemimpin, yang merupakan karisma dari Tuhan. Namun, pemimpin yang paling baik adalah Yesus sendiri, yang menunjukkan tipe kepemimpinan sebagai pelayan.
Tanggung jawab kepemimpinan pastoral meliputi dua hal utama: Pemeliharaan pastoral (rekonsiliasi, pemberitaan firman Allah, sakramen perjamuan kudus, dan penyembuhan) dan Konseling pastoral, yang melibatkan empati, mendengarkan, komunikasi, dan psikoterapi pastoral.Â
Pertumbuhan jemaat mencakup semua aspek kehidupan anggota, termasuk pertumbuhan spiritual, psikologis (kognitif, emosi, moral, sosial), kualitas jemaat (organik, konseptual, inkarnasional), serta pertumbuhan kuantitas jemaat.
Kritik Positif
Pada bab pertama, ketika mencermati dari keseluruhan isi dari buku ini, Penulis mengangkalimatkan isinya dengan baik dan tersusun rapi. Â Setiap poin yang disampaikan oleh Penulis memiki keterhubungan dengan topik besar, sehingga pembaca dapat menangkap isinya dengan baik. Â
Misalnya, Penulis secara komprehensif menjelaskan berbagai kualifikasi penting yang harus dimiliki oleh pemimpin pastoral, baik dalam hal profesionalisme, integritas, spiritualitas, kesehatan mental, maupun fisik. Â
Pada bab kedua secara keseluruhan Penulis memberikan panduan yang kuat dan menyeluruh mengenai pentingnya integritas dalam kepemimpinan pastoral, dengan menawarkan pandangan yang praktis dan mendalam tentang peran dan tanggung jawab seorang pemimpin yang penuh integritas. Â
Pada bab ketiga, Penulis dengan jelas menjebarkan mengenai kejelasan visi kepemimpinan, pengakuan terhadap sumber utama kepemimpinan, dan komprehensif dalam tanggung jawab pastoral.
Kritik Negatif
Pada bab pertama, beberapa bagian dari tulisan Penulis menggunakan bahasa yang terlalu formal atau teknis, terutama dalam penjelasan tentang "tingkat prakonvensional, konvensional, dan pascakonvensional," yang mungkin sulit dipahami oleh pembaca yang tidak akrab dengan istilah-istilah ini. Â