Mohon tunggu...
Gabby Indrawati
Gabby Indrawati Mohon Tunggu... -

Calon CEO

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bambang Soepijanto Tawarkan SPAL sebagai Solusi Pencemaran Limbah Rumah Tangga

1 Maret 2019   10:05 Diperbarui: 1 Maret 2019   11:01 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bambangsoepjianto.com

Sampah dan limbah selalu berkelindan dalam hidup manusia. Selalu hadir selama manusia hidup, membangun peradaban. Namun begitu, bumi punya daya tampungnya. Tak bisa selama-lamanya "dilukai" oleh sampah dan limbah, apalagi kehidupan semakin kompleks. 

Sampah dan limbah yang ditunggalkan pun semakin rumit. Bila sudah begini, masing-masing individu mengemban tugas menjaga lingkungan, termasuk satuan rumah tangga.

Calon anggota legislative DPD DI dari dapil DIY, Bambang Soepijanto menyoroti pencemaran sungai di Kota Yogyakarta yang memprihatinkan. Bambang Soepijanto memang menaruh perhatian yang besar pada keselarasan lingkungan hidup DIY. Bila selama ini industry kerap disalahkan atas kondisi lingkungan disekitarnya, sumber permasalahan justru berasal dari rumah tangga. 

Limbah rumah tangga yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari ternyata bocor, tidak terolah dengan baik hingga akhirnya mencemari sungai. Seperti kita tahu, berjuta manfaat hadir dari keberadaan sungai terutama sungai yang jernih. 

Sungai menjadi sumber air permukaan, mengalirkan air yang jatuh ke bumi dari hulu dan hilir sehingga tak terjadi banjir atau kekeringan, menjadi salah satu pusat ekosistem air yang menyediakan air, energi hingga sumber makanan dan segala manfaat lainnya.


Lebih lanjut, caleg bernomor urut 24 ini mengajukan solusi yaitu pengolahan limbah rumah tangga, khususnya limbah cair bernama Sistem Pengolahan Air Limbah. Limbah cair rumah tangga di bagi menjadi 3 yaitu, grey water yaitu limbah cair yang bukan berasal dari kotoran manusia misalnya air cucian, mandi atau memasak, black water yaitu limbah yang berasal dari kotoran manusia. 

Khusus limbah ini, masyarakat sudah teredukasi dengan amat baik. Mayoritas rumah di Indonesia sudah memiliki septictank.  Terakhir clear water yaitu limbah hasil tetesan AC atau kulkas. Setiap limbah memerlukan cara pengolahan yang berbeda- beda.

Grey Water

Limbah ini harus diberlakkan berbeda dengan limbah yang berasal dari kotoran manusia sehingga limbah greywater tidak boleh di buang di septitank. Kandungan sabun yang ada di limbah ini, mampu membunuh mikroorganisme atau bakteri yang bertugas mengurai limbah manusia. Oleh karena itu, seringkali limbah grey water dibiarkan mengalir secara sembarang ke selokan- selokan, yang pada akhirnya bermuara ke sungai. 

Hal ini menyebabkan air sungai menjadi tercemar. Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mencegah semakin banyak air kotor jatuh ke sungai adalah dengan menanam tanaman yang bisa menyarap zat pencemar pada selokan. Tanaman tersebut adalah eceng gondok, teratai, lili air dan segala tanaman air berakar serabut.

Cara lainnya adalah membuat System Pengolahan Air Limbah atau SPAL. SPAL adalah salah satu pengelolaam limbah yang murah, mudah dilakukan baik secara perseorangan atau kelompok. Dibutuhkan dua buah bak, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Pada bak pengumpul, di beri ruang yang berguna sebagai penangkap sampah, pasir dan minyak. Bak disekat dengan menggunakan kasa setebal satu centimetre. 

Air kotor akan masuk pada bak pengumpul. Minyak, pasir dan sampah akan tertinggal di dalam sampah dan terperangkap di dasar bak pengumpul dan mengendap. Air yang bebas dari minyak, sampah, dan pasir akan turun ke dalam tangki resapan. Pada tangki resapan, terdapat arang dan batu koral yang bertugas menyaring zat pencemar. Air yang keluar akan menjadi air yang lebih bersih.

Sumber: bambangsoepjianto.com
Sumber: bambangsoepjianto.com
Limbah Clean Water

Pada dasarnya air limbah ini adalah air bersih yang dapat dipakai untuk mencuci. Hanya saja, tempat penampungan tetesan air AC harus dijaga kebersihannya dari lumut dan lumpur. Dengan menjaga tempat penampungan AC dan kulkas tetap bersih, maka air tetesan ini dapat dipakai kembali. Akan tetapi air tetesan air AC atau air tetesan kulkas sebaiknya tidak dipakai untuk memasak. 

Walau air yang di keluarkan oleh AC dan kulkas adalah air yang bersih. Air ini belum dapat dipastikan kelayakannya untuk di konsumsi, meskipun telah melewati proses pemasakan. Oleh karena itu, air ini hanya dapat dipakai untuk mencuci, menyiram tanaman atau mengisi air radiator.

Sumber: bambangsoepjianto.com
Sumber: bambangsoepjianto.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun