Mohon tunggu...
Gabby Indrawati
Gabby Indrawati Mohon Tunggu... -

Calon CEO

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lor-Kidul-Kulon-Wetan, Navigasi Lokal ala Yogyakarta

6 Februari 2019   11:42 Diperbarui: 1 Juli 2021   10:37 10082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya manusia zaman ini tak bisa hidup tanpa teknologi, khususnya internet.

Internet telah mengubah hidup manusia selama tiga puluh decade. Mulai dari urusan domestic seperti membayar tagihan rumah tangga, belanja kebutuhan, membersihkan rumah hingga urusan layanan public dan perkantoran semua bergantung pada internet.  

Tak terkecuali hal-hal kecil seperti menentukan arah dan mata angin. Tinggalkan kompas atau rasi bintang, siapa yang tak pernah memanfaatkan fasilitas share location pada layanan pesan instant atau berkemudi dengan panduan Google Map, Waze dan aplikasi sebagainya?

Baca juga: Beidou (BDS) Satelit Navigasi Global Tiongkok Resmi Beroperasi Penuh

Dengan sekali kilk, internet akan menghubungkan fasilitas Global Positioning System pada perangkat kita dengan satelit, mengirimkan titik lokasi dan koordinat. Pertemuan, pelacakan atau pengiriman barang menjadi lebih mudah.

Maka kita sering menjumpai pengemudi angkutan online yang focus menekuri layar smartphonenya, menelusuri jalur dan jalan, menemukan alamat yang dituju. Namun tak jarang GPS bawaan perangkat justru menyesatkan penggunanya. 

Membawa melintasi jalan berliku-liku yang tak jarang malah memakan waktu lebih lama dan melelahkan. Jika sudah begini orang biasa beralih dengan metode GPS gunakan penduduk sekitar, alias bertanya. Sesuai dengan pepatah malu bertanya sesat di jalan.

Baca juga: Neurosains dan Sistem Navigasi Pesawat Terbang

Sebelum internet serta GPS membantu manusia dalam menentukan arah, orang Jogja telah menciptakan system navigasi melalui dengan arah mata angin. Lor, kidul, kulon dan wetan adalah Bahasa Jawa untuk arah utara, selatan, barat dan timur. 

Bagi yang pernah bertanya pada orang di Jogja, mungkin pernah menjumpai petunjuk arah begini "Oh, nek bade teng Malioboro saking keraton ngalor mawon ngantos prapatan atau ngetan mawon". Bukannya malah terbantu, terkadang kening akan berkenyit lebih dalam lagi.  

Beruntung di Jogja, mata angin dapat dengan mudah ditemukan dengan menemukan tanda-tanda alam. Arah lor atau utara dapat ditandai dengan Gunung Merapi, selatan atau kidul adalah arah Pantai Parangtritis.

Baca juga: 6 Kemampuan Teknis dalam Navigasi Darat

Sementara barat atau kulon merujuk pada arah ke Wates, Gamping, atau Purworejo dan timur atau wetan adalah arah ke Gunung Kidul. Jika sudah begini, anda akan lebih mudah menyesuaikan arah.

Ghupa
Ghupa
Arah dalam Bahasa Jawa adalah satu dari kearifan lokal di Jogja yang telah hidup bergenerasi, yang juga perlu dilestarikan agar pengetahuan itu tak tergerus zaman. Komitmen ini menjadi penting ditengah masifnya pembangunan DIY yang jika tak dikontrol justru akan menghilangkan jati diri keistimewaan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun