Mohon tunggu...
Gabby Indrawati
Gabby Indrawati Mohon Tunggu... -

Calon CEO

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Ring of Fire", Sebuah Keniscayaan yang Harus Dipahami

1 Januari 2019   21:07 Diperbarui: 2 Januari 2019   02:26 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ombak setinggi kurang lebih 2 meter itu menghantam pagar beton dan seketika membanjiri jalanan disekitarnya. Orang-orang tampak berkumpul dibawah atap bangunan serupa halte. Namun tak semua orang pergi menjauh, dalam rekaman video berdurasi beberapa detik itu beberapa orang justru berdiam didekat gelombang. Entah saking panik atau justru terkesima.

Akun Pangbajalang adalah salah satu yang mengunggah video itu di Instagram hingga membuatnya viral. Kawasan Megamas Manado pada Kamis malam memang diterjang badai siklon hingga memicu tingginya gelombang laut. Dengan tagline heart of Manado, Megamas menjadi salah satu pusat keramaian warga dengan kegiatan belanja dan kuliner di tepi Teluk Manado. 

Video viral ini juga menjadi sorotan bukan Cuma karena kondisi cuaca maritimnya, namun atas kelakuan beberapa orang yang justru berdiam diri saat ombak datang. Meski BMKG telah merilis keterangan bahwa yang terjadi Manado bukan Tsunami, namun tindakan pencegahan dan penyelamatan diri tetap perlu dilakukan. 

Pendidikan kebencanaan yang belum masuk kurikulum menjadi salah satu poin kusut lemahnya mitigasi bencana. Fakta ini terasa makin menyedihkan mengingat letak Indonesia di jalur api atau ring of fire terakif karena dikelilingi tiga tumbukan lempeng benua. Menjadikannya wilayah rawan bencana alam gempa, Tsunami dan erupsi gunung berapi sekaligus menjadikannya wilayah yang subur.

Jika informasi kebencanaan secara resmi belum tersampaikan, maka ada baiknya teori mengenai kebencanaan itu diketahui. Tak perlu ikut Palang Merah atau diklat SAR untuk tahu. 

Di jaman modern ini internet menjadi sumber paling mudah dan murah mendapatkan informasi dasar. Laman earthweb.ess.washington.edu menyebutkan beberapa langkah yang bisa dilakukan bila terjadi gelombang besar dan gempa bumi yang berpotensi Tsunami. Jika anda tengah berada di pantai atau dekat dengan lautan dan merasakan getaran, segera pergi ke tempat yang tinggi. Jangan menunggu hingga peringatan Tsunami datang. Menjauh dari sungai dan aliran air yang menuju laut, juga dataran rendah. Tetap tenang dan terus bergerak.

Sementara itu ada beberapa perlengkapan bertahan hidup (survival kit) yang bisa dipersiapkan jika anda hidup di daerah rawan bencana (pesisir pantai atau lereng gunung) paling tidak untuk 72 jam pertama. D

ari website ini diinformasikan, keperluan darurat kebencanaan meliputi air bersih untuk sanitasi dan konsumsi, makanan kering untuk 3 hari (biskuit, makanan kaleng), batrei, senter, obat-obatan dasar, peluit, masker, kantung plastik, obeng atau perlengkapan pertukangan. Perlengkapan ini bisa disiapkan dan disimpan dalam sebuah tas yang sewaktu-waktu diambil dengan mudah dan cepat.

Informasi kebencanaan lainnya juga dirilis oleh calon DPD RI dapil DIY, Bambang Soepijanto dalam akun instagramnya @bambang_soepijanto24 dan Facebook Bambang Soepijanto. Sebagai sosok yang peduli Jogja, terutama akhir tahun ini yang diwarnai beberapa peristiwa alam, Bambang merilis beberapa inforgrafis yang berguna bagi masyarakat. Dengan tagline Ngayomi, Ngayemi dan Ngayani, Bambang Soepijanto siap dipilih warga DIY pada Pemilu 2019 dengan nomor urut 24.

@BambangSoetjipto
@BambangSoetjipto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun