Kalaulah iseng-iseng mendapat hadiah bernilai miliaran, siapa yang tak bahagia. Tapi jika itu didapatkan dengan cara 'mengganti' dengan nyawa anggota keluarga, mungkin keluarga manapun akan berpikir lagi untuk menerimanya.
Jangankan nyawa, sepotong jari saja, jika ditawarkan untuk ditukar dengan sedemikian uang, tentu tidak semua orang akan bersedia.
Inilah gambaran nilai 'nyawa' bagi seseorang. Begitu bernilai bahkan andai ditukar dengan miliaran sekalipun serasa tidak tergantikan.
Serupa dengan santunan yang diberikan kepada keluarga korban kecelakaan pesawat, nilai santunan yang fantastis tentu membuat orang membelalakkan mata, tapi jika itu terjadi pada kita, tidak semudah itu mengiyakan dan menerima.
Bagi saya pribadi pun, saya lebih memilih nyawa ketimbang santunan luar biasa tersebut. Berapapun nilainya tetap tidak sepadan dengan nyawa yang hilang dengan cara yang tragis. Apalagi jika jenazah anggota keluarganya tidak ditemukan. Entah bagaimana rasanya.
Namun, juga patut disadari, bahwa tidak ada siapapun yang ingin terlibat dalam kecelakaan yang tragis dan mematikan. Bahkan tidak keluarga apalagi maskapai yang bersangkutan.
Semua orang ingin bersama dengan keluarganya dalam waktu yang lama. Maskapai pun ingin memberikan pelayanan maksimal demi keberlangsungan bisnisnya.
Saat anggota keluarga bepergian, tentu semua berharap akan bertemu lagi dalam tempo secepatnya. Suami-istri-orang tua-anak berharap bahwa kepergian keluarganya hanya sementara dan akan kembali dalam kondisi yang tidak berubah sama sekali. Bahkan jika itu perjalanan wisata tidak jarang keluarga berharap buah tangan sebagai cinderamata.
Maka jika semua anggota keluarga memiliki kesadaran bahwa kecelakaan bukanlah kejadian yang sama sekali tak direncanakan, niscaya santunan yang diberikan tidak hanya akan dinilai dalam bentuk uang. Melainkan hanya berupa bentuk belasungkawa dari maskapai.
Dan maskapai sendiri akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan santunan terbaiknya sebab nyawa tak akan bisa dinilai dengan berapa rupiah pun. Sebisa mungkin nilai fantastis ini menjadi bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap para penumpang yang telah tiada.Â
Jangan dinilai dari besaran rupiahnya. Meski nilai rupiah yang besar seolah menjadi pertanda bahwa nyawa memang begitu patut dihargai dengan sungguh layak.