Menurut artikel yang ditulis oleh Veruna (2019, hlm.8) mendidik generasi paling cerdik dari seluruh generasi yang pernah ada tentu bukanlah tugas yang mudah. Tantangannya tentu saja bagaimana seorang pendidik dapat mengoptimalkan dan mengembangkan potensi peserta didiknya (generasi Alpha) ke arah yang positif dan konstruktif bagi masa depan mereka. Seorang pendidik tentu harus mampu mengakomodasi minat, bakat, dan pola belajar peserta didik yang beragam. Selain itu, menurut Widodo, Rofiqoh (2020, hlm.14) Generasi Alpha adalah anak-anak generasi milenial yang lahir setelah tahun 2010. Mereka merupakan generasi yang paling akrab dengan internet sepanjang masa.Â
Generasi yang paling akrab dengan teknologi digital dan generasi yang diklaim paling cerdas, dibanding generasi-generasi sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan media yang digunakan, menurut artikel yang ditulis oleh Yuliana (2023) Media kartu kata dan kartu gambar dalam pembelajaran kosakata pada siswa kelas rendah sangat efektif. Hal ini sesuai dengan adanya pengembangan media tersebut yang dapat mempermudah peserta didik dalam belajar, serta interaksi yang aktif antara pendidik dan peserta didik selama pembelajaran.Â
Selain itu, dari hasil pembelajaran di kelas ditemukan bahwa peserta didik merespon positif terhadap media yang digunakan dalam hal ini pendidik menggunakan power point dan game edukasi wordwall, terlihat dari tingkat keaktifan dan pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran yang dihasilkan. Selain itu, pendidik juga menggunakan bacaan digital yang diambil dari literacy.cloud yang menampilkan bacaan melalui audio dan visual juga membuat peserta didik lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi mereka dalam kegiatan membaca. Penggunaan media elektronik tersebut juga meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap bacaan yang sedang dibaca.
Penggunaan model PBL (Problem Based Learning) dalam pembelajaran di kelas juga mempengaruhi keaktifan peserta didik. Perpaduan model PBL dan diskusi dalam kelompok membuat peserta didik termotivasi untuk menemukan jawaban dari pertanyaan pemantik yang diberikan oleh pendidik di awal pembelajaran. Setelah menyimak bacaan secara audio visual, pendidik menyajikan kartu berseri pada masing-masing kelompok peserta didik. Pendidik sebelumnya telah membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), terlihat antusias peserta didik dalam membuat cerita berdasarkan gambar yang ada pada kartu berseri.
Kendala yang dialami oleh pendidik dalam pembelajaran tersebut adalah manajemen waktu. Kelas II termasuk dalam fase A pada kurikulum Merdeka, rasa ingin tahu dan penyampaian pendapat mereka sangat tinggi. Semua peserta didik dalam kelompok ingin mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok masing-masing. Maka, pendidik mengatur dengan memberikan kesempatan pada masing-masing kelompok secara bergantian. Dukungan dari pihak sekolah, peserta didik, dan orang tua murid sangat berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran. Media, model, metode yang tepat yang diterapkan di kelas dapat meningkatkan minat baca peserta didik.
KESIMPULAN
Dari hasil refleksi pendidik dan peserta didik diketahui bahwa penyebab persoalan peserta didik yang kurang memahami isi bacaan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi, media, dan metode yang kurang sesuai, maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain :
- Mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat dan level peserta didik sehingga dapat memicu rasa ingin tahu peserta didik.
- Menerapkan metode Problem based learning untuk memandu peserta didik memahami bacaan, dan;
- Memasukkan unsur permainan edukatif dalam metode pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H