Menurut Sartre, manusia bebas. Tapi, di dunia nyata, kebebasan itu sering kali ilusif. Gimana bisa bebas kalau kamu lahir di tempat yang bahkan nggak ngasih kamu kesempatan buat mikir soal pilihan? Sama kayak Rocket, banyak anak muda di Indonesia yang stuck di sistem. Mereka mungkin nggak ngegang atau jual narkoba, tapi pilihan mereka terbatas: kerja serabutan, jadi buruh murah, atau terus hidup di siklus kemiskinan.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Rocket ngajarin kita kalau kebebasan nggak selalu berarti kebebasan besar kayak revolusi. Kadang, kebebasan itu kecil: kamera bekas, kesempatan nulis cerita, atau bahkan mimpi yang kelihatan nggak realistis. Ini yang bikin City of God tetap relatable. Sartre mungkin bakal bilang, "Lo nggak bisa kontrol di mana lo lahir, tapi lo bisa kontrol gimana lo ngerespon."
Di Indonesia, kita perlu lebih banyak "Rocket." Orang-orang yang nggak cuma pasrah sama sistem, tapi juga mau ngegali peluang, sekecil apa pun itu. Di sisi lain, kita juga butuh sistem yang lebih adil, yang nggak cuma bikin kebebasan jadi slogan kosong.
Rocket, Kamera, Kebebasan dan Harapan
Buat Sartre, hidup adalah perjuangan terus-menerus buat jadi "diri sendiri." Rocket nunjukin kalau bahkan di dunia sebrutal City of God, lo bisa bikin pilihan. Tapi film ini juga ngingetin kita bahwa nggak semua orang punya alat buat bikin pilihan itu.
Rocket bisa bertahan karena dia punya mimpi dan keberanian buat ngejar mimpi itu, bahkan di tengah kekacauan. City of God adalah pengingat bahwa di dunia yang penuh ketidakadilan, pilihan kecil bisa jadi senjata besar.
Bagi kita? Jadilah Rocket dalam hidupmu. Dan kalau bisa, jadilah seseorang yang membantu Rocket lainnya menemukan kebebasannya.
***
Jadi, kalau kamu ada di posisi Rocket—terjebak di lingkungan yang seolah nggak memberi pilihan—apa langkah kecil yang bakal kamu ambil untuk mengubah hidupmu? Dan menurutmu, di dunia nyata, apakah kamera atau 'pilihan kecil' lainnya cukup kuat untuk melawan sistem yang nggak adil? Share pendapatmu di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H