Mohon tunggu...
Ge
Ge Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger/Penulis

Blogger dan penulis yang suka membaca dan menonton. Suka menulis cerita fiksi, puisi-prosa (sirosa), opini, resensi dan banyak lagi. Tertarik pada intrik-intrik politik dan berbagai macam gosip yang bisa memperkaya cerita. Anti hoaks dan anti intimidasi. Menyalurkan hobi gambar dan ilustrasi di Instagram.com/gambarable. Ngetuit di X.com/gesiahaya. Ngeblog di gratcianulis.blogspot.com dan berbagi tips menulis fiksi di kampungfiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film

City of God (2002): Ketika Kamera Menjadi Senjata Untuk Bertahan Hidup

11 Desember 2024   12:25 Diperbarui: 12 Desember 2024   08:08 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lil Dice dan Benny di masa kecil

Sementara Lil Z naik ke puncak kekuasaan melalui darah dan peluru, Rocket berjuang keras untuk menjauh dari kekerasan itu. Di lingkungan di mana pistol menjadi simbol kekuatan, Rocket memegang kamera sebagai satu-satunya pelariannya. Kamera, baginya, bukan hanya alat, tetapi satu-satunya harapan untuk keluar dari sistem yang menghancurkan.

Rocket mengambil pekerjaan kecil untuk mendekati dunia fotografi. Dia memotret segala hal, dari anak-anak yang bermain hingga pemandangan brutal sehari-hari. Fotografi adalah caranya memahami dunia tanpa terserap oleh kekacauan di dalamnya. Namun, kamera juga membuatnya rentan. Ketika dia memotret Lil Z dan gengnya, hasil jepretannya membawa risiko besar sekaligus peluang emas.

Cinta, Tragedi dan Kamera Yang Menyelamatkan

Di tengah cerita, Benny memutuskan untuk pensiun dari dunia kriminal demi cinta. Tapi seperti kata Rocket, "Di City of God, nggak ada yang dapet ending bahagia." Benny mati di pesta perpisahannya sendiri, ditembak dalam kekacauan yang melibatkan Ned, musuh Lil Z. Dengan kematian Benny, perang besar pun pecah antara Lil Z dan Ned.

Rocket terus bertahan dengan kameranya. Dia berhasil memotret momen paling berbahaya—Lil Z bersama gengnya. Foto ini akhirnya masuk koran besar, bikin nama Rocket melejit. Tapi ini juga berarti nyawanya ada di ujung tanduk. Kamera yang jadi penyelamatnya, sekaligus bisa jadi penyebab kematiannya.

Perang Besar di City of God: Siapa Pemenangnya?

Favela berubah jadi arena perang. Anak-anak kecil bersenjata berlarian di gang sempit kayak adegan GTA, tapi ini semua nyata dan mengerikan. Di puncak konflik, Lil Z akhirnya kalah, bukan oleh Ned, tapi oleh anak-anak geng baru yang haus kekuasaan. 

Rocket
Rocket

Ending: Kekerasan yang Nggak Ada Habisnya

Rocket, sambil memotret mayat Lil Z, memberikan narasi penutup yang mengerikan: "Gue nggak tau apa yang lebih menakutkan: Lil Z, Ned, atau anak-anak kecil ini. Mereka yang bakal jadi raja berikutnya. City of God nggak berubah, cuma nama rajanya aja yang ganti."

Rocket berhasil keluar dari favela dengan kameranya, namun meskipun dia sudah pergi, suara tembakan masih terdengar dari kejauhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun