Mohon tunggu...
Ge
Ge Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Puisi, cerita dan ilustrasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percakapan Tentang Rindu I & II

11 Oktober 2024   04:11 Diperbarui: 11 Oktober 2024   04:18 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram.com/gambarable

Percakapan Tentang Rindu I

Kev pada Senja


Ya, sayang, rindu memang punya suara yang dipintalnya di pintu-pintu masuk keabadian. Dia bergeming ketika semua berhamburan, karena dia teguh pada janjinya untuk diam saja di tempat,
bersikukuh menikmati kesakralan jarak, inang yang membiarkannya tumbuh,

Demikian, pada setiap selipan waktu
dia datang, menyapa,

membawakan roh-roh hari yang berguguran, (serupa bayi-bayi lahir prematur lalu memutuskan kembali ke surga, sebab dunia tak ramah pada mereka), karena janji-janji temu yang berulang gagal kita tepati.

Untuk kita yang malam ini terbaring sendiri, ini adalah karma yang telah berbulan-bulan kita rajut sendiri-sendiri,

sehingga akhirnya ia menyerupa, mewujudkan simfoni tanpa nada terakhir,
menggantung seperti airmata yang terperangkap di bulumatamu.  

Itulah wajah jarak yang dengan absurdnya kita sebut cinta, padahal mungkin kita sedang kehilangan---kehilangan sebuah garis yang digambar oleh bayangan tubuh kita sendiri  

Percakapan Tentang Rindu II

Senja pada Kev


Bayangan itu,

tempat kita pernah berdiri bersama,  

sekarang kosong, hanya dipenuhi gema-gema yang bersahutan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun