Mohon tunggu...
Zakiul Fuady
Zakiul Fuady Mohon Tunggu... -

just ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengujian Koefisien Absorpsi Bunyi Pada Material

4 Maret 2012   06:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:31 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengujian akustik dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan sebuah material dapat menyerap atau memantulkan bunyi. Hal ini dibutuhkan untuk mencari sebuah panel akustik yang dapat bekerja optimal pada bidang yang dibutuhkan (sebagai reflektor atau absorber). Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengujian akustik antara lain adalah sebagai berikut:

No.

Alat

Jumlah

1

Real Time Analyzer Nor 840

1 unit

2

Mains Adaptor Type 329 A

1 unit

3

Norsonic Condensor Mocrophone 1236 – ½”

1 unit

4

Norsonic Microphone Preamplifier 1204 – ½”

1 unit

5

Sound Calibrator Nor 1251 serial number 25095

1 unit

6

Loudspeaker Dodecahedron Nor 223

1 unit

7

Power Amplifier Nor 260

1 unit

8

Kabel (Speaker Cable, Norsonic A/S 1408, Coaxial Cable 5C-2V)

1 unit

9

Standard Tripod

2 unit

10

CENTER Humadity Temperature Meter 310 series

1 unit

11

Meteran

1 unit

Pengujian dilakukan berdasarkan ISO 354-1985 pengukuran suara di ruang dengung(Measurement Of Sound Absorbtion In Reverberation Room) yaitu pengujian material dalam ruang dengung untuk mendapatkan koefisien absorbsi bunyi (α), sebagai standar pengujian. Pengukuran dilakukan di Laboratorium Akustik dalam ruang dengung dengan dimensi ruang dengung: panjang 5,6 m; lebar 3,9 m; tinggi 3,3 m; dan volume ruang 72,1 m3 dengan luas permukaan sampel 1 m2. Real Time Analyser 840 dihubungkan dengan Power Amplifier Norsonik-260. Mikropon dihubungkan pada Real Time Analyser 840 sedangkan loudspeaker dihubungkan pada Power Amplifier Norsonik-260. Setelah alat dirangkai kemudian mikropon dikalibrasi menggunakan Sound Calibrator Norsonik 1251. Loudspeaker dan mikropon diletakkan di dalam ruang dengung. Posisi mikropon 1 m dari dinding ruangan, 1 m dari permukaan ruangan, dan 2 meter dari loudspeaker seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar Skema posisi peletakan sampel di dalam ruang dengung

Pengukuran koefisien absorpsi bunyi di dalam ruang dengung yang akan menghasilkan waktu dengung. Parameter yang diperoleh dari pengukuran ini adalah T20 dan T30 seperti yang terlihat pada Lampiran 2. T20 adalah waktu dengung yang dibutuhkan oleh bunyi untuk meluruh sebesar 20 dB setelah sumber bunyi dimatikan, begitu juga dengan T30 yang merupakan waktu yang dibutuhkan bunyi untuk meluruh sebesar 30 dB setelah sumber bunyi dimatikan. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah T30. Untuk menghitung nilai koefisien absorpsi bunyi di dalam ruang dengung diperlukan data waktu dengung tanpa sampel (T1) dan waktu dengung ruang dengan sampel (T2). Besar koefisien absorpsi bunyi ruang dengung kosong maksimum adalah 0,06. Berdasarkan Vipac (2001), koefisien absorpsi bunyi ruang dengung kosong laboratorium Akustik Universitas Syiah Kuala adalah 0,04 seperti terlihat pada Lampiran 5. Sedangkan koefisien absorpsi bunyi ruang dengung kosong laboratorium Akustik saat ini adalah 0,03. Perbedaan ini disebabkan oleh temperatur ruangan yang berbeda saat pengukuran. Namun nilai koefisien absorpsi bunyi ruang kosong ini masih memenuhi standar karena memiliki nilai lebih kecil dari 0,06. Ketika bunyi datang di dalam ruang dengung tanpa sampel menumbuk permukaan ruang yang keras dan rata, maka bunyi akan dipantulkan ke segala arah dan akan menimbulkan dengung sehingga terukur sebagai waktu dengung ruang kosong (T1). Ketika sampel uji diletakkan di dalam ruangan, maka bunyi datang akan mengenai sampel dan akan diserap sebagian oleh sampel serta sebagian lainnya akan dipantulkan ke segala arah sehingga waktu dengung yang terukur akan semakin kecil dari T1. Untuk mendapatkan nilai koefisien absorpsi bunyi yang sesuai, nilai waktu dengung ruang kosong harus lebih besar daripada waktu dengung setelah ada sampel di dalamnya (T1 > T2). Dari hasil pengukuran yang dilakukan, diperoleh beberapa nilai waktu dengung dengan sampel lebih besar daripada waktu dengung kosong (T2 > T1). Ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi waktu dengung yaitu kondisi ruang dengung (suhu ruangan), jenis sampel yang diuji dan instrument pengujian yang digunakan. Pengukuran waktu dengung keduanya dilakukan dengan menggunakan sumber suara white noise dan pink noise dengan filter 1/3 oktaf pada rentang frekuensi 125 Hz – 8000 Hz.  Koefisien absorbsi bunyi dihitung menggunakan persamaan (1) dan (2).

Adapun skema pengukuran waktu dengung dengan sampel terlihat pada berikut ini.

Gambar Skema pengukuran waktu dengung di dalam ruang dengung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun