"Kamu tidak harus membuang waktu menunggu kode pengiriman dan input resi setiap malam apalagi mengantuk seperti ini. Sebagai #Logistik di Era Industri 4.0, J&T Express memakai detail tracking system. Saat mendapatkan order baru dari pembeli, kamu cuma perlu atur pick up dan kode akan keluar secara otomatis. Bersama J&T Express tidak ada lagi kerjaan input resi,"imbuhku.
"Wah, keren. Serius?" mata Nicol yang tadi sudah 5 watt kembali membesar.
"Seriuslah. Walau dijuluki ratu belanja online, sedikit banyak kakak juga paham soal bisnis online,"jawabku sambil tertawa.
"Bukankah J&T Express itu cocoknya untuk pembeli yang di Jawa?Pembeliku banyak dari luar Jawa dan ongkir mahal ke lokasi mereka bahkan kadang lebih besar dari harga buku. Kasihan mereka. Jadi, aku pakai ekspedisi paling lama sampai agar mereka lebih enteng dari segi biaya. Namun, aku bingung juga tatkala konsumen komplain kenapa buku tak kunjung sampai ke alamat,"keluh kesah Nicol.
"Nah, disana letak masalahnya.Mungkin saja penyebab penurunan omset kamu salah satunya karena konsumen kecewa dengan layanan kirim yang lama itu. Meski harga lebih murah tapi itu sebenarnya tidak terlalu membantu. Konsumen tetap berharap paket sesegera mungkin sampai ke tangannya bukan?"aku menanggapi.
"Iya juga. Memang ada ekspedisi yang biaya ongkirnya terjangkau ke luar Jawa sekaligus cepat sampai kak?"tanya Nicol penuh selidik.
"Adalah, J&T Express. Sesuai dengan slogan #Express Your Online Business, J&T Express telah membuat terobosan dengan menghapus batas jam dan hari kerja dengan adanya call center 24 jam juga layanan 365 hari dalam setahun. Demi mendukung seller menjangkau konsumen hingga pelosok terpencil, J&T pun menyediakan lebih dari 2.000 Drop Point yang memadai di setiap titik. Jangan kaget kalau hari libur ada sprinter J&T Express yang mengantarkan pesanan,"jawabku.
"Bagaimana dengan kasus salah kirim oleh pihak ekspedisi. Sungguh menjengkelkan. Di alamat sudah betul tapi staf ekspedisi yang salah memposisikan gudangatau agen tujuan sehingga memperlambat paket sampai ke alamat," Nicol menyela.
"Itu namanya human error. J&T Express selalu melakukan update dan inovasi teknologi sehingga mampu menekan tingkat kesalahan dalam proses pengiriman. Kongkritnya, J&T Express mengoperasikan mesin sortir otomatis yang mampu menyortir hingga 180 destinasi dalam satu putaran dengan kapasitas sortir hingga 30.000 paket per jam. Tak hanya itu, J&T Express memiliki sistem pelacakan untuk memastikan paket tiba tepat waktu,"aku menyampaikan informasi yang pernah kubaca di situs resmi J&T Express.
"Tadi kakak menyebut industri 4.0. Itu apa maksudnya ya?"Nicol kembali bertanya.
"Mungkin waktu kuliah dulu kamu pernah mendengar meletusnya revolusi industri pertama, kedua dan ketiga. Nah, melihat pengaruh teknologi informasi yang semakin komplit dalam aktifitas ekonomi maka muncullah revolusi industri keempat. Istilah industri 4.0 ini muncul pertama kali secara resmi di Jerman dan lahir dari ide tentang revolusi industri keempat tersebut. Tanda industri 4.0 paling menonjol adalah penggunaan teknologi dalam segala aspek," aku mencoba menjelaskan.