Mohon tunggu...
Ncis Nung
Ncis Nung Mohon Tunggu... profesional -

Proses adalah bagian terbesar dalam hidup, jalani dan meleburlah didalamnya, sampai menemukan benang merah di setiap akhirnya...untuk memulai proses selanjutnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Coretan Misbah Agung

16 Juni 2012   02:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua dimulai dari izin bagi sepasang langkah ini memasuki misbah agung itu

Harap, cita, impian.....terjawabkan sudah, dan ku kusuk mengucap, “Allah, Engkau telah pantaskan anakMu ini mengkaji sepercik ilmuMu yang fana hari ini, terberkatilah hambaMu ini, jadikan hambaMu selalu menjadi perpanjangan tanganMu...”

Langkah pertamaku terdengar masih lirih....

Kumulai dengan sepasang mata awamku. Mengamati hadirnya tangisan sang janin yang telah sampai di bumi....tumbuh merangkak, menggapai, berceloteh, tertawa.....dunianya teramati olehku hari demi hari....dan ku semakin mengerti bahwa ada irama Tuhan disana yang mengiringi langkah nya...hingga prosesnya tampak sangat indah, menakjubkan...

Aku belajar, bertanya, merangkai, dan akhirnya kudapatkan buah pikir ini untuk kuisikan ke dalam gelas keilmuanku yang semakin hari semakin terisi, jernih, berkilau oleh terpaan sinar Ilahi

Keesokan hari....tapak ini sampai pada langkah keduanya..

Babak baru teranugerahkan kembali untukku. Sang guru berkata,”ini bukanlah hanya sekedar apa yang kau lihat pada langkah pertamamu....tapi bagaimana selanjutnya, mengapa sebuah fakta dapat terbentuk, atau....sampai kapankah sang anak dapat tetap membuka mata dan belajar mengenal dunia lebih lama?”

Dunia mengajar tidak selalu dengan kemanisan, namun dibalik ketajaman bilah pedang yang tampaknya bisa memotong seketika, selalu tersimpan ketajaman yang elok untuk kau gunakan sebagai pemotong penderitaan anak-anak itu...

Sampai pada ketukan langkah ketigaku....

Guru berseru,” cepatlah bergegas, karena telah lengkap tangan Allah ada padaMu...”

Bisikan pada anak-anak itu sabda yang membangkitkan semangat juang mereka, semangat untuk tersenyum kembali, menatap dunia dengan kedua matanya yang berbinar, dan menggenggam dunia dalam tangannya...

Maka mereka akan datang padamu, seraya memberikan senyuman terindahnya, sambil kau pasti akan dengar nyanyian-nyanyiannya tentang kisah seribu satu malam terindah bersamamu, yang akan menyembuhkan dari mimpi buruknya....

Dan hari ini, kembali ku kusuk mengucap, “Allah, Engkau telah pantaskan anakMu ini mengkaji sepercik ilmuMu yang fana hari ini, terberkatilah hambaMu ini, jadikan hambaMu selalu menjadi perpanjangan tanganMu...”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun