Mohon tunggu...
Ncis Nung
Ncis Nung Mohon Tunggu... profesional -

Proses adalah bagian terbesar dalam hidup, jalani dan meleburlah didalamnya, sampai menemukan benang merah di setiap akhirnya...untuk memulai proses selanjutnya.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Penggunaan Dot pada Bayi

26 Mei 2012   10:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:46 2140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan Dot pada bayi

Seorang ibu muda membawa seorang bayi yang merupakan anak pertamanya. Selain terlihat aktif, bayi juga tumbuh sesuai dengan usianya saat itu yaitu 1 bulan. Bayi mendapatkan ASI eksklusif, dan sang ibu hendak melanjutkannya hingga usia bayi 6 bulan. Sungguh ideal dan sangat baik untuk sang buah hati. Namun, pertanyaannya...”bolehkah bayi saya mendapat dot sebagai selingan di hari-hari saat dia tidak sedang minum ASI, dok?”

Secara alamiah, aktivitas menghisap sesuatu dalam mulut memiliki efek menenangkan, menyenangkan, dan menunguntungkan bagi bayi. Aktivitas ini telah dilakukan bahkan sejak mereka masih dalam kandungan, dan dapat terlihat sejak usia kandungan mencapai 12 minggu. Bayi dalam kandungan menghisap ibu jari tangan ataupun beberapa jari tangan lainnya. Dan saat bayi dilahirkan, aktivitas ini berlanjut saat ia mulai mencari-cari puting susu ibu di awal kelahirannya. Pada berbagai kondisi lain, dot dijadikan alat yang dibuat sedemikian rupa untuk dapat menyerupai peran puting susu ibu; selain berfungsi dalam aspek pemenuhan nutrisi, dot juga dimaksudkan sebagai sarana bagi bayi untuk memenuhi kebutuhan alamiahnya (refleks hisap)

Dot, atau juga disebut pacifier, non-nutritive sucking, atau soother seringkali diberikan bagi bayi-bayi kita. Berbagai alasan banyak diungkapkan oleh ibu dan para pengasuh, antara lain karena efek menenangkan bagi bayi pada saat mereka rewel atau gelisah, atau sebagai pengantar tidur, atau memang bayi cenderung tidak mau lepas terlalu lama dengan “teman kecil”-nya itu.

Dot merupakan alat yang terbuat dari bahan  dasar lateks atau silikon dengan bentuk yang menyerupai puting susu ibu dan dilengkapi dengan shield (perisai) kecil yang berperan sebagai penahan di depan bibir bayi. Beberapa ahli menyebutkan beberapa efek menguntungkan dari alat ini.

Pada kasus kolik (nyeri perut yang muncul tiba-tiba, sering ditandai oleh bayi menangis tiba-tiba dan sulit dikendalikan), penggunaan dot dapat meringankan rasa nyerinya dan memberikan efek ketenangan bagi bayi.  Bagi bayi-bayi prematur, dot dapat mempercepat proses peralihan pola minum melalui selang menjadi pemberian melalui mulut, sehingga akan dapat menurunkan lama rawat di rumah sakit. Gerakan menghisap lebih sering dilakukan pada bayi dengan dot saat tidur lelap dibandingkan dengan bayi tanpa dot. Kondisi ini oleh beberapa ahli dipandang memiliki efek “menyelamatkan” bayi dari kejadian mati mendadak (suddent death infant syndrome). Dot juga dipandang dapat memberikan ketenangan saat bayi sulit mencapai kondisi tidur; pemberian dot dapat memudahkannya untuk terlelap dengan lebih cepat. Gerakan menghisap dan menelan saat bayi berada dalam satu penerbangan akan membantu menghilangkan rasa nyeri di telinga yang disebabkan perbedaan tekanan udara dalam pesawat.

Walaupun demikian, beberapa ahli juga telah mencatat beberapa hal yang harus diwaspadai pada saat kita memutuskan untuk memberikan dot sebagai “teman” sang buah hati kita. Penggunaan dot sebaiknya dimulai setelah usia bayi mencapai 1 bulan. Hal ini untuk memastikan bahwa bayi telah benar-benar mengenal dengan baik dan terbiasa dengan puting susu ibu serta untuk menjamin pemenuhan ASI. Setelah itu, kita juga harus menentukan kapankah penyapihan terhadap dot harus mulai dilakukan. Penyapihan dot sudah harus dimulai sebelum 1 tahun pertama, dan sebaiknya telah dapat dihentikan sepenuhnya pada usia 1 tahun. Bayi yang menggunakan dot melebihi usia 1 tahun akan berisiko mengalami infeksi telinga bagian tengah yang lebih tinggi, dan jika dot diberikan hingga mencapai usia 2 tahun akan meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan gigi (maloklusi dentis) sehingga letak gigi depan pada rahang atas akan cenderung tumbuh dalam posisi ke depan. Gangguan pada gigi ini akan semakin sering terjadi pada bayi yang terus menerus diberikan dot sampai usia 4 tahun.

Walaupun telah ditemukan kontaminasi jamur dan bakteri pada sejumlah penelitian pada dot yang digunakan oleh bayi, namun belum ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa dot dapat meningkatkan risiko infeksi akibat kuman atau jamur tersebut. Namun demikian, tetap sangat penting  untuk memperhatikan higien dot selagi akan digunakan untuk sang buah hati di rumah. Karena alat ini tetap dipandang sebagai media yang mudah menjangkitkan penyakit akibat kuman, virus ataupun jamur.

Penggunaan dot tetap dipandang memiliki efek positif jika digunakan pada waktu atau onset dan tujuan yang tepat, yaitu setelah usia 1 bulan dan mulai penyapihan sebelum usia 1 tahun dengan  tujuan untuk menenangkan bayi dan sebagai sarana dalam menjalani fase dalam perkembangan alamiahnya. Selain adanya efek positif, perlu diingat beberapa hal yang mungkin dapat merugikan dari penggunaan dot bagi sang buah hati. Perlu diperhatikan higien dot untuk mencegah terjangkitnya sang buah hati dari infeksi yang disebabkan oleh berbagai kuman, virus ataupun jamur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun