Mohon tunggu...
Yoga Duwarto
Yoga Duwarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pengamat Kebijakan Publik

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Kecerdasan Buatan (AI) Peluang dan Tantangan di Era Digital

16 Juni 2024   11:52 Diperbarui: 16 Juni 2024   11:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann


Kecerdasan Buatan (AI) bagaikan pisau bermata dua di era digital yang tidak lagi dapat dielakkan. Di satu sisi, AI memang menawarkan segudang manfaat yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

Namun AI juga akan menimbulkan kekhawatiran tentang potensi  akan dampak negatifnya, tentunya termasuk di dunia kerja.

Dalam perkembangannya AI telah menjelma menjadi kekuatan dahsyat yang mampu mengantarkan manusia ke gerbang kemajuan yang sebelumnya terasa mustahil.

Bayangkan AI yang membantu dokter mendiagnosis penyakit dengan lebih akurat dan mempersonalisasi perawatan pasien, demikian juga dengan AI sekarang telah mampu dikembangkan sistem transportasi yang lebih cerdas dan efisien, seperti mobil self-driving dan sistem manajemen lalu lintas yang adaptif.

Potensi peran serta AI meningkatkan produktivitas, kualitas layanan kesehatan, dan efisiensi berbagai sektor industri menjadi tak terhitung jumlahnya.

Namun, di balik gemerlap potensi positifnya, AI juga menyimpan bahaya tersembunyi. Otomatisasi yang dilakukan AI dikhawatirkan akan menyebabkan hilangnya lapangan kerja di beberapa sektor, seperti manufaktur, perbankan, dan retail.

Hal ini tentu dapat memperlebar jurang kesenjangan ekonomi dan memicu berbagai isu sosial. Dimana
Pekerjaan yang bersifat repetitif dan mudah dipelajari, seperti operator mesin dan kasir, berisiko tinggi tentu akan segera digantikan oleh AI.

Demikian juga manfaat dari AI
dikhawatirkan hanya akan dinikmati oleh segelintir orang, seperti pemilik perusahaan teknologi dan investor, dan akan memperlebar jurang kesenjangan ekonomi.

Selain itu penggunaan AI yang tidak bertanggung jawab berpotensi memicu pelanggaran privasi, bias algoritma, dan potensi penyalahgunaan, seperti deepfake dan cyberwarfare.

Kecerdasan Buatan atau AI sudah bukan lagi cerita fiksi ilmiah, melainkan kenyataan yang harus dihadapi oleh siapapun.

Maka untuk menanggapi pesatnya kemajuan AI yang dapat mengambil alih pekerjaan yang bersifat repetitif dan mudah dipelajari atau berisiko tinggi, sangat diperlukan kemampuan wawasan keterampilan baru seperti berpikir kritis, kreativitas, pemecahan masalah, dan komunikasi interpersonal akan semakin meningkat.

Selanjutnya diperlukan sumberdaya manusia dengan kemampuan menganalisis informasi, memecahkan masalah kompleks, dan mengambil keputusan yang tepat.

Terjadinya percepatan untuk menghasilkan ide-ide, inovasi baru penyelesaian masalah dan sekaligus mengembangkan solusi dengan efektif.

Sehingga sumber daya manusia memerlukan lompatan jauh untuk dapat memanfaatkan teknologi digital secara efektif dan efisien. Maka diperlukan perubahan dalam sistem pendidikan berbasis tehnologi.

Masa depan dunia kerja di era digital tak ubahnya medan pertempuran sengit. Dan tentunya mereka yang mampu beradaptasi dan menguasai keterampilan baru, AI akan menjadi gerbang menuju peluang dan kemajuan.

Namun bagi yang tertinggal, AI bisa menjadi momok menakutkan yang akan merenggut pekerjaan dan masa depan.

Mulailah secara dini mengembangkan seluruh pengetahuan untuk dapat memanfaatkan kemampuan AI secara optimal untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas.

Masa depan anda ada di tangan Anda. Dengan persiapan dan strategi juang yang tepat, Anda dapat memanfaatkan AI untuk mencapai kesuksesan di era digital yang penuh tantangan ini.

Sabtu, 15 Juni 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun