2. Upload di sosial media
3. Konsumen mengetahui produk/jasa/lokasi wisata
Tujuan utama dari perancangan konsep Society 5.0 adalah untuk membangun masyarakat yang manusia sentris ketika perkembangan ekonomi dan solusi atas permasalahan dapat diraih, serta setiap orang dapat menikmati hidup yang berkualitas (Fukuyama, 2018). Hal ini ternyata benar-benar terwujud dalam kehidupan sehari - hari kita. Serupa hal ini dengan yang saya temukan beberapa waktu yang lalu, saya tinggal di salah satu kota penyokong Ibukota yaitu tinggal di daerah Kota Bekasi, di tengah terpaan pandemi covid-19 yang masih luar biasa saat itu (bahkan sampai saat sekarang ini saya memiliki hobi baru untuk menjaga stamina tubuh dengan bersepeda sebagai pilihan olahraga yang saya lakukan karena saya berpikir dengan bersepeda proses 6M bisa saya lakukan dengan baik tentunya berkomitmen untuk tidak gowes bareng dengan kawan-kawan komunitas yang ada. Suatu waktu saat menelusuri di platform pencarian saya menggunakan kata kunci "track gowes", pilihan utama yang disampaikan adalah Curug Parigi dengan jarak yang tidak jauh kurang lebih 6 -8 Km. Paginya pun saya langsung ke lokasi sesuai dengan arahan GPS ke lokasi tersebut, jalan yang saya lalui dari mulai rumah sampai dengan lokasi sangat bagus, jalan semua sudah di beton atau di aspal. Meskipun saya sempat salah baca GPS sehingga mengarah ke jalan-jalan perkebunan orang, tapi beruntung saya bertemu dengan bapak yang baik hati dan menunjukan jalan yang benar. Kebetulan saya data memang sengaja tidak di hari weekend namun di hari selasa karena ingin tetap dapat menjaga protokol kesehatan.
Setiba di lokasi tersebut memang kondisi nya cukup sepi, namun saya cukup takjub karena ternyata curug parigi adalah suatu bentukan air terjun karena adanya beda tinggi kurang lebih setinggi 2-3 meter namun memanjang selebar dari lebar sungai  yang mengalir  dari Bogor ke Kota Bekasi ini. Beberapa ornamen-ornamen photoshoot sudah disiapkan dari warga setempat mulai dari pintu masuk sampai dengan spot air terjun nya sehingga akan memanjakan para wisatawan saat ke lokasi nanti. Meski masih terlihat sederhana dan masih banyak potensi pengembangan yang dapat dilakukan nanti kedepannya seperti akses langsung ke air terjun yang dibuat lebih menarik dan aman tentunya.
(dok.pribadi)
Pada kesempatan saat itu saya pun bertemu dengan salah satu warga setempat bernama Ujang, ybs memang penduduk asli di kawasan tersebut. Ujang sangat ramah bahkan menawari saya untuk dapat di foto karena mungkin melihat saya swafoto sendiri, namun di saat setelah foto dia berpesan kepada saya untuk jangan lupa share di media sosial saya, agar curup parigi dapat lebih banyak dikenal. Akhirnya kami pun berbincang sesaat, dimana Ujang menjelaskan sebenarnya Curug Parigi sudah ada sejak dia masih kecil, namun memang pengenalan lokasi, pengembangan lokasi belum dilakukan sehingga tidak banyak orang tahu bahkan orang bekasi sendiri pun. Namun, semenjak ada internet, media sosial dan club-club gowes yang datang serta mempromosikan dalam 3 tahun terakhir perkembangan wisata di Curup Parigi berkembang sangat drastis dan tentunya ini juga mendorong peningkatan ekonomi di area sekitar curug untuk dapat berwirausaha.
(dok.pribadi/jepretan ujang)
Pengalaman yang saya alami ini merupakan bukti nyata bagaimana memang suatu perkembangan teknologi dan society pada akhirnya dapat sangat bermanfaat bagi banyak orang selain peningkatan ilmu pengetahuan, informasi tetapi juga dapat mendorong peningkatan ekonomi dari suatu masyarakat. Terbayang saja apabila tidak ada pengembangan technology 4.0 and society 5.0 mungkin Curug Parigi hanya akan dinikmati oleh Ujang, dan generasi lanjutan dia yang memang tinggal di daerah itu saja. Meskipun juga masih banyak tantangan - tantangan kedepan dari masyarakat untuk dapat mengikuti pola perkembangan yang terjadi, sehingga proses control and balance terkait dampak yang ditimbulkan. Sebab, memang tidak bisa dipungkuri banyak penyalahgunaan yang masih kerap terjadi dari adanya perkembangan teknologi dan society ini dan sifat dari hal ini dapat berdampak sangat massive. Sehingga perlu adanya pendampingan yang dapat dimulai dari dini yaitu dari saat dirumah oleh orang tua, mengenalkan perkembanganya kepada anak-anak dan memonitoring penggunaanya hingga akhirnya kebermanfatan yang diharapkan dapat benar-benar terwujud bagi generasi - generasi penerus bangsa ini.
Ditulis oleh :
Francicus Xaverius Nana S_Mahasiswa Universitas Siber Asia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H