Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pohon Yang Menyentuh Arasy

27 Januari 2025   11:29 Diperbarui: 27 Januari 2025   11:29 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tree of Life  (sumber : mistisfile.com)

Isra Mikraj merupakan salah satu peristiwa paling agung dalam sejarah Islam, di mana Nabi Muhammad melakukan perjalanan spiritual dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra) dan naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mikraj). Perjalanan ini tidak hanya sarat dengan nilai-nilai spiritual, tetapi juga menyimpan banyak simbolisme mendalam, termasuk keterkaitannya dengan pepohonan.


Pohon, khususnya Sidratul Muntaha, memiliki makna simbolis yang kaya, menggambarkan hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Pohon Sidratul Muntaha bukan sekedar aksesoris dalam perjalann mikraj Nabi Agung. Perjalanan Isra tak akan sempurna tanpan mencapai pohon ini. apa hubunganya?  

Pohon malam (Pexelbay)
Pohon malam (Pexelbay)

Dalam peristiwa Mikraj, Sidratul Muntaha menjadi pusat perhatian. Pohon ini terletak di langit ketujuh, sebagai batas akhir yang dapat dicapai oleh makhluk sebelum langsung berhadapan dengan Allah. Al-Qur'an menggambarkan keagungan Sidratul Muntaha:
" , () () , . ." (QS. An-Najm: 13-15).


Sidratul Muntaha tidak hanya melambangkan batas pencapaian spiritual, tetapi juga menjadi tempat di mana rahasia ilahi tersimpan. Bahkan, malaikat Jibril pun tidak mampu melampaui pohon ini. Hal ini menegaskan kebesaran Allah SWT dan keistimewaan Nabi Muhammad sebagai hamba pilihan yang diperkenankan mencapai puncak perjalanan spiritual.
Syair Rumi menggambarkan hubungan pohon dengan perjalanan spiritual:


" , ,
, .
, ,
, ."(Rumi, Diwan-e Shams-e Tabrizi)


Syair dari Rabia Al-Adawiyah juga memberikan sentuhan spiritual yang mendalam:
" ,
- .
, ,
- -."(Rabia Al-Adawiyah, Diwan of Rabia)

Sidratul Muntaha (VOI.com)
Sidratul Muntaha (VOI.com)
: Pohon dalam Islam kerap digunakan sebagai metafora kehidupan. Pohon memiliki akar yang kokoh menghunjam bumi, batang yang kuat menopang, dan cabang yang menjulang tinggi ke langit. Elemen-elemen ini mengajarkan manusia tentang keseimbangan dalam hidup:
- Akar: Melambangkan usaha dan ikhtiar manusia di dunia.
- Batang: Menunjukkan keteguhan iman dan prinsip hidup.
- Cabang dan Daun: Menggambarkan doa dan penghambaan kepada Allah.


Isra Mikraj membawa pesan penting bahwa kehidupan manusia harus seimbang antara usaha duniawi dan pengabdian kepada Allah. Seperti halnya pohon yang tumbuh harmonis dengan lingkungannya, manusia juga harus menjaga hubungan dengan sesama, alam, dan Tuhannya.


Dalam puisi sufi lainnya, makna ini dijelaskan:
" ,
,
, ,
."(Syair anonim dalam tradisi tasawuf)


Syair dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menambah kedalaman:
" ,
.
,
."(Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Fath ar-Rabbani)

Sidratul Muntaha memiliki makna mendalam dalam konteks keberkahan dan perlindungan. Dalam tradisi Arab, pohon Sidr - dikenal sebagai pohon yang bermanfaat:
- Buahnya: Dimakan dan penuh gizi.
- Daunnya: Menyediakan naungan dari panas.
- Batangnya: Digunakan untuk berbagai keperluan.


Pohon ini menjadi simbol perlindungan ilahi dan keberkahan yang melimpah. Dalam Isra Mikraj, Sidratul Muntaha terletak di dekat surga, mengingatkan kita bahwa keberkahan sejati datang dari ketaatan dan kedekatan kepada Allah.
Syair berikut menggambarkan perlindungan dan keberkahan:


" ,
,
- ,
."(Syair anonim dalam tradisi sufi)


Syair dari Hafiz menambahkan kelembutan makna:
" ,
-.
,
."(Hafiz, Divan-e Hafiz)

Isra Mikraj juga mengandung pesan moral untuk menjaga alam. Pohon, sebagai salah satu ciptaan Allah, memainkan peran vital dalam kehidupan manusia. . Dari sini, umat Islam diajak untuk: Melestarikan lingkungan: Merawat pohon dan alam adalah bentuk ibadah dan syukur kepada Allah.
Maka dari itu, menanam dalam berbagai sabda Nabi  adalah salah satu amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, setara dengan memakmurkan mesjid dan mencintai anak yatim, sebagai amalan yang menjaga hubungan kita dengan Allah.
Rumi dalam puisinya mengingatkan pentingnya menjaga hubungan dengan alam:


" ,
.
,
."(Rumi, Mathnawi)


Syair dari Ibn Arabi memberikan refleksi tambahan:
" , ,
, .
,
."(Ibn Arabi, Tarjuman al-Ashwaq)

Sidratul Muntaha mengajarkan umat manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah. Cabang-cabang pohon yang menjulang tinggi mengingatkan kita untuk mengarahkan hati kepada-Nya. Namun, pohon ini juga menegaskan batas bahwa ada hal-hal yang hanya menjadi hak Allah, mengajarkan sikap rendah hati dan tunduk kepada-Nya.
Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan syair dari Attar :
" ,
.
, -,
-."(Attar, The Conference of the Birds)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun