Isra Mikraj merupakan salah satu peristiwa paling agung dalam sejarah Islam, di mana Nabi Muhammad melakukan perjalanan spiritual dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra) dan naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mikraj). Perjalanan ini tidak hanya sarat dengan nilai-nilai spiritual, tetapi juga menyimpan banyak simbolisme mendalam, termasuk keterkaitannya dengan pepohonan.
Pohon, khususnya Sidratul Muntaha, memiliki makna simbolis yang kaya, menggambarkan hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Pohon Sidratul Muntaha bukan sekedar aksesoris dalam perjalann mikraj Nabi Agung. Perjalanan Isra tak akan sempurna tanpan mencapai pohon ini. apa hubunganya? Â
Dalam peristiwa Mikraj, Sidratul Muntaha menjadi pusat perhatian. Pohon ini terletak di langit ketujuh, sebagai batas akhir yang dapat dicapai oleh makhluk sebelum langsung berhadapan dengan Allah. Al-Qur'an menggambarkan keagungan Sidratul Muntaha:
" , () () , . ." (QS. An-Najm: 13-15).
Sidratul Muntaha tidak hanya melambangkan batas pencapaian spiritual, tetapi juga menjadi tempat di mana rahasia ilahi tersimpan. Bahkan, malaikat Jibril pun tidak mampu melampaui pohon ini. Hal ini menegaskan kebesaran Allah SWT dan keistimewaan Nabi Muhammad sebagai hamba pilihan yang diperkenankan mencapai puncak perjalanan spiritual.
Syair Rumi menggambarkan hubungan pohon dengan perjalanan spiritual:
" , ,
, .
, ,
, ."(Rumi, Diwan-e Shams-e Tabrizi)
Syair dari Rabia Al-Adawiyah juga memberikan sentuhan spiritual yang mendalam:
" ,
- .
, ,
- -."(Rabia Al-Adawiyah, Diwan of Rabia)
- Akar: Melambangkan usaha dan ikhtiar manusia di dunia.
- Batang: Menunjukkan keteguhan iman dan prinsip hidup.
- Cabang dan Daun: Menggambarkan doa dan penghambaan kepada Allah.
Isra Mikraj membawa pesan penting bahwa kehidupan manusia harus seimbang antara usaha duniawi dan pengabdian kepada Allah. Seperti halnya pohon yang tumbuh harmonis dengan lingkungannya, manusia juga harus menjaga hubungan dengan sesama, alam, dan Tuhannya.
Dalam puisi sufi lainnya, makna ini dijelaskan:
" ,
,
, ,
."(Syair anonim dalam tradisi tasawuf)