Saat membaca buku Do'a dan Kebahagiaan, saya teringat kembali dengan Darren Turner adalah seorang pendeta yang bertugas di militer AS dalam film Indivisible.
Para tentara di medan perang harus menghadapi situasi situasi berat yang menguras emosi. Jauh dari keluarga selama berbulan bulan dan bahkan tahun. Menyaksikan teman dan warga sipil tak berdosa yang ikut terbunuh dalam perang memberikan luka batin yang sangat mendalam.
Beban psikologis perang sering kali terbawa ke rumah. Saat para tentara pulang kembali kepada keluarganya, mereka menjadi pribadi yang sangat berbeda. keras, egois, dan tertekan. untuk itulah para tentara Amerika membutuhkan pendeta semacam Darren dan memberikan ketenangan batin dalam kondisi itu, menjadi tantangan tersendiri.
Saat orang-orang yang dia bimbing menemukan jalan Tuhan, Darren justru mendapat keraguan tentang Tuhan. Sering dia berdoa dan tak kunjung datang jawaban. Hatinya tersiksa dengan berbagai pertanyaan yang tak bisa dijawab. Akhirnya  Jalan Tuhan yang dia dakwahkan justru kemudian dia ragukan. Hatinya berkecamuk dan marah pada Tuhan.  Dia berubah dari suami yang romantis menjadi suami yang kasar. Alhasil, rumah tangganya terancam bubar.
Seperti Daren, kita juga sering menjadikan tuhan sebagai budak yang bisa kita minta (kita perintah) untuk melakukan ini dan itu. Demi keperluan-keperluan saya, doa diperpanjang. Saya ngambek sama Tuhan, saat  Dia tak mengabulkan apa yang saya minta. Saya mau Tuhan selalu memperhatikan saya sementara saya abai saat harus mendekati-Nya. Hubungan dengan Tuhan tak lebih sebagai tuan dan budak. Saya sebagai tuan, dan Tuhan sebagai budak yang harus selalu siap saat dibutuhkan. Mungkin juga ada yang tak seperti itu. Dia menjadikan tuhan sebagai teman bercengkrama dan bercerita.
Menurut William James, motivasi-motivasi beragama  akan mempengaruhi pola hubungan dengan Tuhan. Hubungan yang paling nampak adalah doa. doa adalah semacam komunikasi ke dalam atau percakapan dengan kekuasaan yang dikenal bersifat ilahi. Doa menggambarkan hubungan kita dengan tuhan.
Perjumpaan denganMu adalah kesejukan hatiku,
Perjumpaan denganMu adalah kecintaanku
KepadaMu gelora cintaku
CintaMu adalah tumpuanku.
Dalam doa yang seperti ini, doa bukan sekedar permintaan lebih dari itu, doa merupakan tali yang menghubungkan antara hamba dengan makhluk-Nya. Dalam doa seorang hamba menumbuhkembangkan kualitas hubungan dengan Allah swt. Semakin sering berdoa semakin berkualitas hubungannya dengan Allah. Itulah yang disebut Doa sebagai intisari ibadah
Dalam bukunya Allahyarham Ustadz Jalal mengajak agar kita merekontruksi alam pikiran kita dan memberi makna positif pada kenyataan-kenyataan hidup. Dengan mengubah sudut pandang, bahasa dan posisi kita, kebahagiaan akan datang.
Doa tak mengubah realitas apapun. Namun doa bisa memberikan sudut pandang yang lain yang bisa membuat manusia menyikapi realitas yang ada. Dengan doa, manusia bisa memaknai kejadian kejadian dalam kehidupan manusia. Kata Allahyarham Ustadz Jalal, Musibah adalah keniscayaan hidup namun bahagia dan derita adalah pilihan hidup.
Bagi anda yang memilih hidup bahagia dan berdoa dengan penuh cinta dan pemaknaan, buku ini sangat layak dibaca.
- Buku OriginalJudul : Doa dan Kebahagiaan: Akhlak Memohon kepada Allah dan Menyikapi Kesulitan Hidup
- Penulis : KH. Dr. Jalaluddin Rakhmat
- ISBN : 978-602-6486-44-8
- Dimensi : 15 x 23 cm
- Halaman : 296/SC
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H