Bagaimana jika Si Kadal jadi ustadz? Tentunya kejadian-kejadian lucu dan menggelikan. Ya perjalanan ulama gadungan ini bisa kita lihat dalam film Iran berjudul Mormulak (2004).Â
Film ini diterjemahkan ke versi internasional dengan judul The Lizard (2004). Kalau lihat konteks filmya mungkin lebih tepat diterjemahkan Cicak bukan kadal. Kalau saya menggunakan kata kadal, karena konteks saat kini saja yang lebih akrab dengan kadal (gurun) ketimbang cicak.
Film ini sempat dilarang di Iran karena dianggap sebagai penghinaan terhadap peran ulama. Beberapa ulama besar seperti Ayatullah Ja'far Subhani dan Ayatullah Ibrahim Jannati menyebutkan bahwa film ini memberikan pengaruh buruk pada masyarakat. Hal itu dialami oleh banyak kaum ulama di sana yang mendapatkan hinaan dari masyarakat dengan mengatakan bahwa mereka adalah para mormulak.Â
Memang ada banyak hal yang bisa jadi ranah diskusi berkaitan dengan isi film ini dan juga dengan situasi kondisi di mana film ini dibuat. Bagi saya, kita nikmati saja film ini dulu.
Perjalanan kehidupan penjahat dengan rekam jejak hitam ini dihiasi banyak karakter. Ada Mozawer Kepala Penjara yang sangat ingin membuat orang lain baik dan bahkan sangat pemaksa. Kata Mozawer, "Di sini, saya akan ajak kamu ke surga, bahkan jika kamu tak mau akan kupaksa masuk ke surga". Tipe Mozawer adalah tipe pemegang otoritas surga dan neraka. Bagi Reza, tipe ini tak mempan.
Ada pertemuan singkat dengan Mulla (ustadz/Ulama) yang senama dengan dirinya, Mulla Reza. Pertemuan singkat tapi menjadi titip balik kisah Reza Si Kadal Dalam film ini. Reza yang tak suka dengan mulla justru bertemu dengan seorang mulla di rumah sakit.Â
Di sinilah Reza mendapat banyak nasehat dari Mulla Reza, "Ada begitu banyak jalan menuju Tuhan sebanyak jumlah manusia di muka bumi. Tuhan tidak menutup pintu untuk hamba-Nya. Janganlah kehilangan harapan." Tapi Nasehat Mulla Reza, saat itupun tak mempan.
Dalam pelariannya dalam baju ulama, Reza kemudian didaulat menjadi seorang Imam Mesjid. Sebagai ulama mesjid, Reza diharuskan menjawab persoalan persoalan hidup. Baik yang berkaitan dengan hukum fiqih bahkan urusan rumah tangga orang.
Hiduplah Reza bersama masyarakat dan mau tak mau harus bergelut langsung dengan problem kehidupan masyarakat. Â Tentulah Reza kerepotan menghadapi berbagai problem umat. Dengan bekal nasehat dari Mulla Reza dan pengalamannya hidupnya Reza 'membimbing' masyarakat dengan pendekatan yang sederhana, aplikatif dan kontekstual. Di tengah masyarakat yang over petuah, Reza hadir sebagai ulama yang jenaka, simpatik, dan paham situasi.
Beberapa kali Reza ditanya permasalah fiqih, diantaranya adegan pertanyaan hukum shalat di kutub utara. Reza menjawab dengan jenaka, " "Kamu bertanya ini seperti punya tiket bus untuk segera berangkat ke Kutub saja." Artinya kalau belum terjadi ndak usah ditanya. Gitu aja repot.
Pada akhirnya, Reza merasa bahwa pakaian ulama yang dipakainya berubah menjadi penjara baru untuknya. Nah apakah Reza akan melepaskan pakaian itu atau dia menikmatiya? Nonton aja ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H