Benar kata Imam Ali as, "Waktu itu berjalan seperti jalannya awan". Maksudnya jika pergerakan awan itu diperhatikan, rasanya lambat banget. Coba deh jangan diperhatikan. Tiba-tiba gerombolan awan itu sudah jauh sekali. Begitupun waktu. Jika detak dan detik jam diperhatikan, terasa sangat lama dan lambat. Namun saat tidak diperhatikan waktu berjalan sangat cepat.
Demikian dengan Ramadhan. Rasanya baru sehari lalu memasukinya. Kini sudah tiba di 10 hari terakhir bulan mulia ini. Selain mempergiat ibadah di hari-hari akhir Ramadhan yang disebut memiliki keberkahan berlimpah, pun menjadi momen orang mempersiapkan mudik.
Mudik sudah menjadi tradisi masyarakat yang intinya merekatkan kembali silaturahim dengan sanak dan kerabat. Bertemu orang tua dan keluarga di kampung halaman menjadi oase bagi manusia untuk sedikit jeda dari kehidupan yang serba materialistis.
Kembali ke kampung halaman juga menjadi media untuk mengingat perjalanan ruhani menuju "kampung halaman" sejati dan abadi. Semua orang akan mengalami mudik sejati. Oleh karena perjalanan mudik memiliki nilai spiritual dan bukan semata perjalanan biasa, maka sangat baik jika perjalanan mudik juga disertai dengan hal-hal spiritual.
- Niat
Agar mudik juga bernilai ibadah, maka niat yang ikhlas, bersih dan hanya untuk ibadah kepada Allah, harus dipatri dalam hati. Jangan ada niatan-niatan jelek dari perjalanan mudik ini seperti memamerkan kekayaan, kesuksesan dan hura-hura. Â
- Shalat Sunnah
Salah satu Sunnah nabawiyah untuk sebuah perjalanan jauh adalah shalat Sunnah 2 rakaat dan berdoa agar dimudahkan dan diberi keselamatan selama dalam perjalanan hingga kembali. Shalat dan doa ini menjadi semacam kepasrahan diri kepada Sang Maha Kuasa serta menyerahkan segara urusan kepada-Nya. Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah seseorang meninggalkan sesuatu bagi keluarganya yang lebih baik dari 2 rakaat yang dilakukan di sisi mereka ketika berniat untuk bermusafir". (H.R. Imam Thobroni).
- Pamitan
Jika hendak bepergian jauh, sebaiknya menitipkan rumah dan yang ditinggal kepada tetangga dekat dan berpamitan kepada mereka. Dengan menitipkan dan pamit kepada tetangga akan membuat hati tenang saat meninggalkan rumah dalam waktu yang lama. Rasulullah bersabda "Apabila seseorang dari kamu akan bepergian, hendaklah meminta izin kepada saudara-saudaranya, sebab sesungguhnya Allah SWT menjadikan kebaikan pada doa mereka."
- Bawa oleh-oleh
Jika mempunyai uang cukup, ada baiknya membelikan oleh-oleh sebagai 'buah tangan' untuk sanak famili, sehingga kita bisa berbagi kebahagiaan kepada keluarga. Kebanyakan dari kita selalu membeli buah tangan untuk dibawa pulang. Rasulullah bersabda, "Hendaklah kalian salin memberi hadiah agar direkatkan persaudaraannya"
- Sedekah
Sebelum pergi sebaiknya memberikan sedekah dulu kepada fakir miskin agar dihindarkan dari bencana. Rasulullah bersabda, ""Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah." (HR. Imam Baihaqi)
- Memberi Kabar
Supaya tak mengejutkan hendaklah ia memberitakan kabar akan kedatangannya (Kecuali mau memberi surprise). Dengan memberi kabar, keluarga juga dapat ikut memantau dan memberi kabar-kabar yang diperlukan terkait kondisi jalan dan lainnya.
- Sujud syukur saat tiba di tempat tujuan