Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Kendalikan Amarah Agar Sehat

26 Mei 2019   20:59 Diperbarui: 26 Mei 2019   21:17 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
memaafkan lebih baik (dok : Kompas)

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran 133-134)

Ada seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah saw dan meminta nasehat. Di hadapan Rasul dia berkata, "Wahai Rosululloh, beritahukan kepadaku amalan yang bisa mendekatkanku ke surga dan menjauhkan dari neraka." Maka beliau shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan."

Awalnya dia tak begitu paham apa yang diucapkan Rasulullah dan bertanya tanya, apa mungkin menahan marah bisa mengantarkan orang ke surga hingga dia melihat orang yang sedang marah. Dalam kemarahan, semua keburukan muncul dengan sangat jelas. Umpatan, permusuhan, kekerasan hingga kata kasar.

marah itu menghancurkan (dok : Kompas)
marah itu menghancurkan (dok : Kompas)
Selain itu, meluapkan kemarahan ternyata berpengaruh langsung pada kondisi tubuh. Ketika kemarahan memuncak dan meluap-luap dan dialirkan dalam bentuk teriakan dan jeritan saat itu, Otot-otot akan menjadi tegang, sistem pencernaan terganggu.

Kemarahan pun mempengaruhi kinerja otak. Saat kemarahan memuncak otak merespon dengan mengeluarkan beberapa bahan kimia. Sayangnya perubahan-perubahan kimiawi tersebut memiliki efek negative dan dapat mengganggu kesehatan dalam jangka panjang.

Menurut studi Daily Healt Post (08/09) Saat kemarahan terpantik, amygdala yang bertugas memberikan respon emosi, memberikan respon terlebih dahulu. Saat marah, muncul tingkat stress yang tinggi, rasa terancam dan rasa takut. Saat itu pula, darah terpompa langsung ke bagian otak frontal cortek yang mengakibatkan kemampuan berpikir logis dan rasional seseorang berkurang jauh. Itulah sebabnya, mengapa saat marah banyak orang melakukan tindakan irasional.

marah mempengaruhi otak dan tubuh (dok: tribunnews)
marah mempengaruhi otak dan tubuh (dok: tribunnews)
Mungkin nasihat Lukman Al Hakim, kepada anaknya berkaitan dengan kondisi ini. Lukman Al Hakim berwasiat, "Jika engkau ingin menjadikan seseorang sebagai saudaramu, maka buatlah dia marah. Kemudian, perhatikan. Jika dia mampu bersikap adil kepadamu, padahal saat itu dalam keadaan marah, maka itulah saudaramu. Jika tidak begitu, maka waspadalah."

Percikan kemarahan selanjutkan memantik kelenjar adrenal untuk memproduksi hormone adrenalin dan stress yang disebut cortisol. Darah dipompa ke otot-otot untuk menyiapkan tubuh melakukan pertarungan. Otot menjadi tegang dan kaku. Hal ini juga menjelaskan bahwa orang yang sedang marah mampu melakukan hal yang berada di luar kemampuan fisiknya.

Coba bayangkan jika hal seperti ini sering terjadi, betapa menderitanya tubuh kita.

Rasulullah Saw, bersabda, "Hasad hanya mendatangkan madarat dan kemarahan dapat melemahkan hati dan membuat sakit tubuhmu"

Mengingat dapat mematikan dari meluapkan amarah, sebaiknya kita belajar mengendalikan amarah kita agar tak jadi moster mematikan yang kita bangkitkan sendiri.

memaafkan lebih baik (dok : Kompas)
memaafkan lebih baik (dok : Kompas)
Berikut saya mengutip cara menenangkan dan mengendalikna Amarah dari buku Tafsir Kebahagiaan.
  • Identifikasi sebab-sebab kemarahan. Sering kali penyebab kemarahan adalah hal-hal yang sama. Dengan mengenali penyebab kemarahan kita bisa mengidentifikasi dan mengantisipasinya.
  • Menandai tanda-tanda munculnya kemarahan agar tahu, kemarahan diri kita sudah benar-benar hilang atau hanya sekedar dipendam dan setiap saat bisa meledak lebih hebat.
  • Seperti meluapkan amarah, memendamnya juga tidak sehat. Dia perlu disalurkan pada saluran yang baik dan tepat.
  • Berwudu seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah saw.  Sebab marah disebabkan oleh setan dan setan berasal dari api. Api akan meredup saat disiram oleh air. Ada bagusnya juga jika setelah berwudu langsung melaksanakan shalat dan memohon pertolongan Allah adar kemarahannya diredakan.
  • Mengubah persepsi terhadap pemicu amarah. Sering kali apa yang membuat kita marah belum tentu membuat orang lain marah. Tak ada salahnya kemudian melihat pemicu kemarahan dengan sudut pandang orang lain sehingga kemarahan tidak muncul.

Mudah-mudahan Ramadhan yang kita lalui jadi madrasah untuk penguasaan dan pengendalian pada amarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun