"Berbukalah dengan yang manis" Sepenuhnya adalah "fakta" dan bukan mitos atau akal-akalan produsen. Faktanya, setelah sahur, simpanan gula dalam tubuh terus menipis dan tidak ada tambahan suply karena sedang puasa. Efek lemas, lelah dan ngantuk karena asupannya tak sebanyak biasanya. Untuk menggantikan energi yang hilang itulah kita butuh yang manis-manis.
Gula memang bisa jadi pilihan cepat meningkatkan kadar gula darah yang turun setelah seharian berpuasa. Artinya memang dianjurkan mengkonsumsi makanan atau minuman manis untuk memulihkan tenaga. Namun jika berlebihan dan tidak tepat maka konsumsi gula akan memberikan efek negative. Jika setelah berbuka terasa ngantuk dan lemas, bisa jadi dipengaruhi oleh pola konsumsi yang tak tepat.
BNF malah menyarankan untuk mengkonsumsi pemanis alami yang terdapat dari buah-buahan. Selain mengandung gula yang bisa memulihkan kebugaran, buah-buahan juga mengandung serat dan nutrisi yang tinggi. Hal inilah sebetulnya yang diperlukan tubuh saat berbuka puasa. Di samping itu, serat buah-buahan mampu mengontrol melonjaknya gula darah dalam tubuh.
Jadi kesimpulannya, adalah bahwa saat berbuka tubuh perlu asupan manis-manisan yang tepat. bukan asal manis. Apalagi yang berasal dari gula pasir yang justru bisa mengakibatkan efek negatif. Alih-alih puasa itu untuk kesehatan malah mendapatkan penyakit karena konsumsi yang manis secara tidak tepat dan berlebih.
Salah pengiklan itu karena memanfaatkan dan mengeksploitasi kekuranglengkapan pengetahuan masyarakat untuk menjual produk-produk mereka. Celah inilah yang dipergunakan untuk menggiring masyarakat membeli produk mereka. Apalagi yang manis-manis itu lebih disukai daripada yang pahit.
Dalam hal ini, konsumen sepenuhnya harus menyadari realitas dari sebuah iklan produk. Iklan produk memang disadari tujuannya adalah untuk mempengaruhi masyarakat. Makan menjadi penting bila konsumen mengambil posisi kritis atas iklan-iklan yang bertebaran di sekelilingnya.
Kesimpulan dari keseluruhan tulisan ini, bahwa "berbukalah dengan yang manis" adalah sebuah iklan yang berbalut dengan anjuran.
Salam hangat.
Sumber bacaan 1Â sumber bacaan 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H