Serombongan kafilah beristirahat di sebuah penginapan setelah seharian melakukan perjalanan panjang nan melelahkan. Sayangnya beberapa ekor unta tak diikat dengan baik maka pada keesokan harinya untanya hilang. Tentu saja pemiliknya merasa kehilangan dan tak bisa melanjutkan perjalanan.
Akhirnya dia menyebarkan pengumuman tentang kehilangan untanya, dan akan memberikan hadiah bagi yang bisa memberi petunjuk.
Mendengar ada imbalan atas informasi yang dibutuhkan kemudian orang-orang berebut memberi informasi.
"aku lihat untamu pergi kea rah timur" kata seorang pemberi informasi.
Si pemilik unta mencari ke arah timur, namun untanya tak ditemukan.
"Apakah untamu berwarna coklat dengan telinga sedikit sobek? Kulihat kemarin dia ada di padang pasir sebelah sana" kata yang lain.
Si pemilik mencari ke arah yang ditunjukan. Untanya tak ditemukan pula.
"Apakah untamu memiliki pelana berwana merah? Kulihat ada orang memakainya ke pasar" kata yang lain.
Pasar yang ditunjukan pemberi informasi itu segera dituju dan unta yang dimaksud tak pernah menuju ke situ.
Sekian banyak informasi diterima dan sudah banyak hadiah dia keluarkan untuk membayar informasi-informasi palsu. Hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang desa yang menyebutkan bahwa di desanya ada seekor unta yang bukan unta dari desa tersebut. Si pemilik segera ke sana dan ditemukanlah unta yang dimaksud.
Apa hikmah dari kisah ini?
Maulana Jalaluddin Rumi berkata bahwa di dalam hidup ini kau akan bertemu dengan banyak orang yang menawarkan "petunjuk". Namun kebanyakan dari pembawa petunjuk itu hanya menginginkan keuntungan material darimu dan karena informasinya palsu maka alih alih memberi petunjuk, mereka malah menyesatkan. Akhirnya engkaulah yang harus menilai dan pilihlah yang paling baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H