Gaya hidup sekali pakai juga menyumbang sampah yang cukup besar. Contoh kecil saja, jika kita membeli air minum kemasan, maka sudah pasti ada sampah yang tercipta.
Pola pikir seperti ini juga meniscayakan beberapa konsekwensi. Kita hanya membeli yang dibutuhkan bukan yang diinginkan. Â
Memang kita akui bahwa sekarang ini hidup tak bernsentuhan dengan plastik adalah hal yang hampil mustahil. Semua hal yang kita sentuh dan pakai dapat dipastikan ada yang berbahan plastik. Namun bukan hal mustahil untuk mengurangi penggunaannya. Misalnya saja saat belanja membawa tas sendiri sendiri. Atau saat membeli makanan kita membawa wadah sendiri. Atau saat membeli sabun, pasta gigi dan lainnya, hanya membeli yang isi ulang.
Saat berbuka juga bisa digalakan seperti ini. Hindari penggunaan bahan-bahan yang sekali pakai terus dibuang. Jangan segan dan malu untuk membawa wadah sendiri saat jajan untuk berbuka. Menjaga bumi itu lebih keren daripada merusaknya.
Pernah saya lihat di satu sekolah dasar, anak-anak yang jajan membawa wadah mereka sendiri. Dan itu sangat keren lho. Sampah berkurang tanpa mengurangi nikmatnya jajan, dan juga tentu lebih sehat. Saat itu, saya teringat sabda Imam Ja'far Shadiq as:
"Kehidupan tak akan indah kecuali dengan tiga hal : Udara yang bersih, air segar yang melimpah dan tanha lembut yang siap ditanami"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H