Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberi-Ku minum. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya aku memberi-Mu minum, padahal Engkau Tuhan penguasa semesta alam? Allah berfirman: hamba-Ku, si Fulan, minta minum kepadamu tetapi engkau tidak mau memberinya minum. Ketahuilah, sekiranya engkau memberinya minum, pasti engkau akan menemui balasannya di sisi-Ku."
Setelah membaca hadis qudsi di atas, kiranya kita dapat memahami, bahwa dalam menyalurkan kebaikan  Allah tetap "meminjam" tangan hambanya. Toh tak mungkin Allah sendiri turun memberi makan, menengok atau hadir saat hambanya membutuhkan. Pada orang-orang yang diberi kelebihan lah Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada mereka.
Kedua, Nabi Muhammad Saw. Memberikan penghargaan kepada orang-orang yang mampu menjadi sumur manfaat untuk orang lain. Rasulullah saw. Bersabda, Â "sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain"
Ramadhan, adalah sarana untuk melatih kebaikan kebaikan yang dianjurkan oleh Rasulullah. Bukankah Rasulullah pernah sering mengatakan bahwa Ramadhan adalah bulan kedermawanan. Dan bulan saat rezeki orang mukmin akan ditambahkan. Barangsiapa pada bulan tersebut memberi (makanan/minuman) untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya dan pembebasan bagi dirinya dari api neraka serta baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi (makanan/minuman) tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun."
Saat Rasulullah mengatakan hal tersebut, beberapa sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, tidak setiap orang dari kami mempunyai makanan untuk diberikan kepada orang yang berbuka berpuasa?'
Beliau menjawab, "Allah akan memberikan pahala kepada orang yang memberi (makanan/minuman) berbuka puasa walaupun hanya dengan sebutir kurma, seteguk air, ataupun sesisip susu. Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberi ampunan bagi dosa-dosanya, dan Allah akan memberi seteguk air minum dari telagaku, dimana dia tidak akan merasakan haus (selamanya) sampai dia masuk surga serta baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi minuman tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun" (HR. Baihaqi)
Bagi Rasulullah, Ramadhan adalah sebuah madrasah untuk mendidik manusia menjadi sebermanfaat mungkin, walaupun modalnya hanyalah seteguk air. Apatah lagi jika memiliki hal yang lebih dari segelas air. Seperti doa di atas, Ramadhan (dengan pahalah yang berlimpah untuk setiap tetes kebaikan) menjadi madrasah ruhaniyah untuk mendidik manusia agar selalu berbuat baik kepada sesama.
Ketiga, amal shalih menjadi perantara pertemuan dengan Tuhan. Siapa yang tak ingin bertemu dengan Tuhan ? semua orang menginginkan hal tersebut. Tuhanpun juga ingin agar hambanya menemukan kembali jalan-jalan menujunya. Dia memberikan petunjuknya.