Saat ke Wakatobi, rombongan kami memberikan semacam motivasi dan semangat untuk santri santri di Pesantren Babussalam wakatobi. Saya kebagian menceritakan tentang pemanfaatan lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan para santri. Ibu Nina, seorang pengusaha dari Bandung ikut memberikan motivasi dan semangat tentang cita-cita. Kepada tiap anak, beliau bertanya apa saja cita-cita mereka. Jawaban para santri sangat beragam. Ada yang ingin jadi kiyai, guru hingga jadi dokter. Ibu Nina mengatakan bahwa cita-cita itu semacam target, tujuan hidup dan juga tolok ukur.
Ibu Nina kemudian menceritakan salah satu cita-citanya. Beliau menyebutkan cita-cita kecilnya "ingin selalu dapat membantu dan bermanfaat untuk orang lain". Berdasar spirit dan cita-cita seperti itu, banyak sekali orang-orang yang sudah dibantunya. Nah pada Ramadhan kali ini, saya berharap dan menautkan cita cita seperti itu. Dalam Ramadhan kali ini dan selanjutnya, saya ingin menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk orang lain.
Pertama, ibadah shaum adalah ibadah untuk melepas ego dan nafsu. Dalam ibadah ini, selain harus berpusat untuk perbaikan diri dan pengendalian diri, juga harus fokus pada upaya untuk memberikan kebahagiaan kepada orang lain.
Ada sebuah yang dianjurkan dibaca setiap habis shalat, terkhusus di bulan Ramadhan ini. Doa tersebut seperti ini artinya.
"Ya Allah. Anugerahkanlah kebahagiaan kepada para penghuni kubur. Ya Allah, berikanlah kekayaan kepada semua orang fakir. Ya Allah, kenyangkanlah semua yang lapar. Ya Allah, berikanlah pakaian kepada semua yang telanjang. Ya Allah, tunaikanlah semua hutang orang yang berhutang. Ya Allah, lapangkanlah setiap yang kesusahan. Ya Allah, dekatkanlah setiap yang jauh. Ya Allah bebaskanlah semua yang tertawan. Ya Allah, perbaikilah semua kerusakan dalam urusan kaum muslimin. Ya Allah, sembuhkanlah setiap yang sakit. Ya Allah, tutupilah kemiskinan kami dengan kebaikan keadaan-Mu. Ya Allah tunaikanlah hutang-hutang kami dan bebaskanlah kami dari kemiskinan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."
Saya mencoba menggaris bawahi bahwa doa ini adalah tentang bagaimana kita meminta kepada Allah agar orang-orang yang membutuhkan dapat dipenuhi semua kebutuhannya. Namun dalam doa tersebut terselip pula perintah untuk menyantuni dan berbuat baik kepada sesama.
Untuk melengkapi pemahaman akan doa tersebut, kiranya kita dapat membaca hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:Â
"Hai anak Adam, Aku telah sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana cara saya menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah menjawab: Apakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hamba-Ku bernama Fulan sedang sakit tetapi engkau tidak mau menjenguknya. Sekiranya engkau mau menjenguknya, pasti engkau dapati Aku di sisinya.
Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberikan makan kepada-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya saya memberi makan kepada-Mu, sedang Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah berfirman: Ketahuilah, apakah engkau tidak peduli adanya seorang hamba-Ku, si Fulan, telah datang meminta makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya makan. Ketahuilah, sekiranya engkau mau memberinya makan, pasti engkau akan menemukan balasannya di sisi-Ku.