Hirup teh udunan, kata sebuah filosofi Sunda. Udunan alias patungan dan penggalangan dana adalah filosofi yang cukup kental di kalangan masyarakat Sunda. Salah satu aspek dari silih asih dan silih asuh adalah bagaimana setiap orang punya kontribusi dalam satu permasalahan yang dihadapi masyarakat. Udunan itu.
Hal ini nampak juga kala demo angkot di Bandung tanggal 10-13 Oktober 2017. Santer tersiar kabar bahwa armada angkutan umum itu akan demo selama beberapa hari. Salah satu tuntutannya adalah agar moda transportasi online dilarang. Pada tanggal 9 Oktober terjadi antara Dishub Jawa Barat dengan Wadah Aliansi Aspirasi Transportasi (WAAT) yang menghasilkan keputusan untuk melarang angkutan sewa khusus dan taxi online.
Dalam kesepakatan itu, WAAT juga siap menangguhkan demo sampai keputusan terlaksana. Sehari setelahnya juga muncul berita bahwa Dishub Jabar resmi melarang beroperasinya transportasi online.
Entah mengapa pada tanggal 10 Oktober 2017, ternyata ada bebebapa angkot yang melakukan aksi mogok sehingga banyak penumpang yang terlantar. Mogok ternyata berlangsung hingga tanggal 11 Oktober.
Kala ada berita bahwa angkutan umum akan melakukan demo, beberapa komponen masyarakat Bandung menggalang aksi relawan untuk mencegah terjadinya penumpukan penumpang yang biasa menggunakan angkot. Dari Bandung Eco Transport yang digawangi oleh Hendro Talenta menggagas aksi relawan #BandungTransportVolunteer.
Hingga saya tulis, anggota grup #BandungTransportVolunteer sudah mencapai 143 orang. Mereka semua bergerak atas dasar keinginan berbuat untuk kota bandung tercinta. Kebanyakan pendaftar adalah pengguna motor. Ada juga pengguna mobil dan bahkan sepeda.
Menurut pengakuan salah seorang relawan bernama yenni, dia sangat bersemangat utnuk membantu masyarakat yang kesusahan mendapat angkot. Menurut relawan lain, cara seperti ini menunjukan bahwa membantu orang tak mesti dengan harta. Dengan ngangkut orang juga sudah sedekah, katanya.
Menurut Yenni, awalnya mereka ketakutan jangan jangan aksi ini hanya aksi tipu-tipu saja. Namun setelah dijelaskan para penumpang senang dan bahagia. Bahkan ada juga yang sempat traktir bakso.Â
Udunan ini ternyata tidak hanya udunan angkutan saja, ada juga yang udunan stiker. Bahkan seorang relawan mengatakan motornya mau pakai stiker permanen (bukan kertas print yang ditutup plastik) agar motonya selalu jadi volunteer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H