Pernah ada seorang muballigh memberikan fatwa bahwa haji itu cukup sekali saja. Saat itu dia belum pernah melaksanakan ibadah haji. Setelah dia melaksanakan haji, fatwa dia keluarkan dengan gagah itu, “dilanggarnya” sendiri. Apa komentarnya saat ditanya mengapa dia kemudian bulak-balik ke Tanah Suci? “Saya merasakan kerinduan yang amat sangat setiap kali ingat Tanah Suci. Kerinduan itu selalu menarik saya untuk datang lagi, lagi dan lagi ke Tanah Suci. Setiap kali datang ke sana, kerinduan saya tak hilang-hilang”.
Mungkin kerinduan itu juga yang melatar belakangi H. Muhammad Sholeh yang melengkapi mesjidnya dengan beberapa tanda pengingat Ka’bah. Ya, Mesjid Al Ihsan dibangunnya dilengkapi dengan pintu Ka’bah, talang emas dan beberapa aksesoris lainnya. Replikanya pun dibuat seukuran dengan pintu Ka’bah aslinya. Keberadaan replika pintu Ka’bah ini jelas semakin memperindah mesjid dan membuatnya unik.
Mesjid ini cukup luas dan bersih. Dibangun tiga tingkat yang masing-masing dipergunakan untuk madrasah dan keperluan administrasi mesjid. Ruangan mesjid juga sering digunakan oleh ibu-ibu pengajian di hari-hari tertentu.
Walau berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat, letak mesjid ini cukup dekat dengan Kota Bandung. Kita bisa mengambil jalur alternatif dari Terminal Dago menuju lembang. Dari Dago memang ada beberapa alternatif untuk sampai ke Lembang. Jalur ini lebih cepat ketimbang harus lewat Ledeng.
Untuk mencapai Mesjid dengan replika pintu Ka’bah, kita harus mengambil jalur Dago Bengkok. Setelah melewati jembatan yang jadi pembatas Kab. Bandung dan Bandung Barat kita akan mendapat tanjakan yang curam dan tikungan tajam. Sepertinya kendaraan yang lewat jalur ini mesti prima.
Belum selesai dengan tanjakannya akan ada jalan bercabang. Dua-duanya juga menuju Lembang dengan tembusan yang berbeda. Kita ambil jalur kiri dan teruskan perjalanan. Kira-kira 400-500 meter dari cabang jalan itu, kita sudah akan bisa melihat sebuah mesjid besar dengan kubah kuning. Itulah mesjid Al Ihsan dengan replika Ka’bahnya.
Berhenti saja di samping mesjid yang memang tersedia tempat parkir untuk 2-3 mobil. Lalu kita bisa memasuki mesjid dari pintu gerbang kecilnya. Dan sebelum masuk mesjid, Replika pintu Ka’bah sudah bisa kita lihat.
Shalatlah dua rakaat di mesjid itu, sekedar penghormatan kepada mesjid dan memuliakan mesjid. Setelah itu mau berfoto di depan replika pintu Ka’bah akan lebih nyaman lagi. Suasana mesjid yang sejuk sebetulnya membuat kita senang berlama-lama di sini.
Berdiri di depan replika pintu Ka’bah itu betul-betul mampu melambungkan kerinduan untuk kembali lagi ke tanah suci. Sebait doa sering saya terbangkan di depan pintu itu agar masih diberi kesempatan mengunjungi Baitullah dan berziarah kepada Rasulullah saw.