“ Cinta yang sudah dipilih sebaiknya diikuti di setiap langkah kaki, merekatkan jemari, dan berjalanlah kalian bergandengan... karena cinta adalah mengalami ”
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
Aku berangkat pada pagi buta, mengalahkan mentari yang saat itu tengah bersiap memamerkan keindahannya. Dinginnya Bandung di pagi yang pekat ini membuat pikiranku melesat pada nikmatnya kopi yang hitam pekat. Dalam perjalanan, sesekali aku menangkap lagi aroma-aroma yang terperangkap sel-sel otakku.
Aroma itu menyeret pikiranku pada tulisanku tentang sentra kopi di bumi andalas yang menjadi sebab keberangkatanku ke Lampung. Ada 9 orang lagi sedang menuju satu titik di tempat pertemuan. Kopi hitam pekat merekatkan perjalanan kami.
Aku datang pagi sekali di gedung Perkantoran Hijau Arkadia Tower, gedung itu sebetulnya coklat seperti kopi bertarung dengan creamer. Kata hijau menegaskan komitmen menjaga lingkungan agar tetap hijau. Di ruang angin angin baru ada beberapa satpam berkumpul melakukan apel pagi. Sebetulnya saya berharap saat itu sudah ada kopi nikmat nescafe. Terlalu pagi sapa bunga kertas di pojok sebelah sana.
Satu persatu penikmat kopi datang. Pak Mawan Sidarta yang sudah saya kenal cukup lama tapi baru bertemu kali itu adalah yang datang setelah saya. Setelahnya satu persatu datang dan kopi nikmat Nescafe pun dihidangkan.
Pak Rizkie dari Nestle mengantarkan kami dengan beberapa baris harapan. Yang utama tentu saja agar selamat di jalan dan agar kami mendapat pengalaman menyenangkan. Bis kecil kami berjalan meninggalkan ibu kota, Merak tujuan kami.
Setelah menaiki fery dan berlabuh di Bakauheni perjalanan berlanjut menuju Bandar Lampung. Jam 7 malam kami sampai di hotel tempat kami menginap. Malam itu inginnya jalan-jalan di kota ini, namun keletihan dan kasur empuk memaksa untuk membekap selimut. Lagian besok kami harus menjelajahi dunia kopi di pulau Andalas ini.
Hari pertama, perkebunan kopi menjadi sasaran ekplorasi. Tak hanya melihat secara langsung para petani kopi namun juga upaya Nescafe mengedukasi para petani itu agar menghasilkan produk kopi yang baik. Kunjugan juga melihat beberapa Koperasi Usaha Bersama di Talang Padang Tanggamus. Hari kedua dimanfaatkan untuk melihat proses pengolahan kopi dari biji kopi pilihan hingga menjadi kopi bubuk yang siap dihidangkan dan dinikmati.
Selama dua hari menjelajah dunia kopi Nescafe, Saya menemukan komitmen-komitmen besar untuk terlahirnya kopi nikmat Nescafe. Di balik kenikmatan secangkir kopi, ada perjuangan dan usaha yang besar.