Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ini Dia, Sentra-sentra Kopi di Sumatera

15 Mei 2015   08:25 Diperbarui: 4 April 2017   17:18 5100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blog Competition - Ceritamu bersama Secangkir Kopi

Menurut catatan sejarah, kopi pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1696. Kopi yang pertama ditanam adalah dari jenis kopi Arabika. Kopi ini masuk melalui Batavia yang dibawa oleh Komandan Pasukan Belanda Adrian Van Ommen dari Malabar - India, yang kemudian ditanam dan dikembangkan di tempat yang sekarang dikenal dengan Pondok Kopi -Jakarta Timur. Tanaman kopi pertama itu hilang diterjang banjir yang melanda Batavia saat itu. Pada tahun 1699 didatangkan lagi bibit-bibit baru, yang kemudian berkembang di sekitar Jakarta dan Jawa Barat antara lain di Priangan, dan akhirnya menyebar ke berbagai bagian dikepulauan Indonesia seperti Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor.

Kali ini kita akan melakukan penjelajahan melihat emas hitam di bumi emas Sumatera. Minyak? Bukan. Emas hitam ini adalah buliran-buliran kopi hitam yang berasal dari Pulau Sumatera. Di pulau ini sangat banyak sentra-sentra penghasil kopi terkenal di dunia yang nyaris tak diketahui banyak orang.

Kopi Lampung

Kita memulai penjelajahan dari gerbang pulau Sumatra yaitu Lampung. Lampung terkenal dengan kopi-kopi kualitas terbaik di dunia. Menurut Surip, salah seorang peneliti kopi internasional, “ekspor kopi terbesar Indonesia berasal dari Lampung,". Dengan demikian Lampung pantas dikategorikan sebagai salah satu kopi terbaik Indonesia.

Komoditas kopi memang telah menjadi mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal di Lampung Barat. Data menunjukkan luas lahan perkebunan kopi di Kabupaten Lampung Barat telah mencapai 59.357 hektar, dengan hasil produksi biji kering per tahun mencapai 29.712 ton per hektar. Berikut data statistik luas lahan Perkebunan Kopi Lampung (2009-2011).

Sebagian besar perkebunan kopi Lampung di dataran tinggi Lampung merupakan perkebunan rakyat yang terpusat di daerah Lampung Tengah, Lampung Barat dan daerah Tanggamus.  Kawasan perkebunan Lampung Barat merupakan contoh perkebunan terbaik di Provinsi Lampung dalam hal peningkatan produksi dan mutu kopi, daerah ini juga telah menjadi lahan Perkebunan kopi percontohan bagi Provinsi Lampung dan Nasional.

[caption id="" align="aligncenter" width="497" caption="Kopi Lampung kiriman dari sahabat"][/caption]

Jangan Lewati Liwa

Liwa, Aura kopi sudah mulai terasa memasuki kota ini. Atribut serta warung kopi bertebaran di berbagai sudut kota. Produk paling keren dari Liwa adalah kopi beraroma ginseng dan pinang . yang disebut punya khasiat yang berkaitan dengan kesehatan dan kejantanan.

Proses cukup panjang mengiringi pembuatan kopi unggul di Liwa. Pertama kopi disangrai dalam oven sampai panas 190 derajat untuk mencapai kualitas dan warna yang diinginkan. Sementara pencampuran ginseng atau pinang disesuaikan kebutuhan saat masuk oven.

Selain kopi dengan ginseng dan pinang, Liwa juga memiliki kopi unggulan lainnya. Kopi luwak. Tempatnya di Danau Ranau. Sentra kopi di Danau Ranau ini memang menghususkan kopi luwak.

[caption id="" align="aligncenter" width="357" caption="Kopi luwak (sumber https://kopiluwakarabika.wordpress.com/)"][/caption]

Kopi luwak adalah kopi hasil dari fermentasi di perut si luwak dan kemudian dikeluarkan sebagai feses. Luwak yang sudah dikandangkan diberi makan kopi-kopi yang sudah melalui sortiran. Tidak semua biji kopi yang disajikan dimakan oleh luwak. Hanya biji kopi pilihan dan punya kualitas terbaiklah yang dimakan.

Bila sang musang sudah memakan biji terbaik, setidaknya minimal 6 jam kemudian, setelah mengalami fermentasi di dalam pencernaannya, dikeluarkan kembali via feses dalam bentuk sekumpulan biji.

Feses luwak itu kemudian dan dikumpulkan. Pembersihan dan pengeringan kembali menjadi langkah selanjutnya sebelum dikirim ke pengolah kopi dan siap dipasarkan. Harganya satu kilogram bisa mencapai Rp 1,9 juta. Harga sepadan dengan produksi yang dihasilkan. Kopi luwak dari Danau Ranau ini kemudian di pasarkan ke seluruh dunia. Hari pertama di Bumi Andalas, dihabiskan dengan menikmati kopi-kopi beraroma kelas dunia.

[caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Kopi mantap teman ngompasiana"][/caption]

Kopi Lahat

Kota Lahat adalah salah satu kota tua di Sumatera. Usia kota Lahat saat ini sudah mencapai 130-an tahun. Banyak sekali peninggalan peninggalan sejarah dalam bentuk megalitikum yang menunjukan keluhuran budaya Lahat.

Sejak zaman dulu, kopi merupakan salah satu unggulan penghasilan pada sektor perkebunan di kabupaten Lahat. Tanaman yang dapat dijumpai hampir di seluruh kecamatan ini menjadi urat penting ekonomi Kabupaten Lahat. Luas areal tanaman kopi sekitar 114.317 hektar dengan total produksi lebih dari 60.500 ton per tahun. Luas lahan maupun produksi kopi lahat yang terbesar di Sumatera Selatan. Seiring dengan banyaknya perkebunan kopi di Lahat, minum kopi di Lahat pun menjadi sebuah budaya.

Lahat menjadi salah satu sentra kopi di Pulau Andalas. Namun Besarnya produksi kopi di Lahat tidak dibarengi dengan industri pengolahan kopi, maka kebanyakan pengepul memasarkannya ke luar Lahat, seperti ke Kota Palembang, Lampung, maupun Jawa.

Blog Competition - Ceritamu bersama Secangkir Kopi
Blog Competition - Ceritamu bersama Secangkir Kopi

Keterkenalan Lahat sebagai sentra kopi bermutu di Sumatera sempat dibuat tak nyaman. Banyak isyu tersebar bahwa Lahat tidak aman dan tak baik dikunjungi. Cerita atau mitos tentang Lahat tak terbukti ! Justu suasana Lahat sangat bersahabat.

Di surganya kopi Lahat, warung kopi menjadi sarana untuk ngobrol dan mencari teman. Selain itu, di warung-warung kopi itu kita bisa langsung melihat cara pengolahan kopi dari si penjual. Sambil ngobrol ngalor ngidul, bergelas-gelas kopi bisa dihabiskan saat itu.

Proses memproduksi kopi di sini juga cukup rumit. Pertama tentu adalah penentuan kualitas kopi. Untuk hal ini bisa lewat kadar kering bijinya. Umumnya dari petani kadarnya mulai dari 15% hingga 17%. Biji-biji kopi dari petani masih perlu pengeringan hingga kadar kekeringan mencapai target yang diinginkan. Pengeringannya memakan waktu 4 hingga 6 hari. Kopi Lahat ini dipasarkan hingga ke luar Lahat seperti Rajabasa, Palembang dan lainnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="(Sumber : Lintas.me)"]

Ketika Kopi Menjadi Harapan – Berita Lahat Terkini – harianlahat.com
Ketika Kopi Menjadi Harapan – Berita Lahat Terkini – harianlahat.com
[/caption]

Terpagar Kopi Di Pagaralam

Selain Lahat, Pagar Alam sebetulnya adalah pemasok kopi ke Lampung. Sebagian besar kopi dari Kota Pagaralam dijual ke Lampung, Seketika itu juga, kopi Pagaralam berubah menjadi kopi Lampung. Pagaralam punya kopi, Lampung yang punya nama. Ironis juga ya.

Mengapa begitu? Menurut info di Kota Pagaralam sampai saat ini belum ada pabrik pengelola kopi dengan skala besar, hal itu memaksa petani untuk menjual biji kopi mentah-mentah ke daerah lain,ke Lampung utamanya.

Seperti namanya, Pagaralam memang daerah perbukitan. Jalannya tentu didonimasi turunan, tanjakan dan kelokan tajam.  Udara sejuk dibarengi pemandangan alam hijau mendominasi Pagar Alam. Sepintas guratan alam mengingatkan Puncak Jawa Barat tempo dulu yang segar nan sejuk.

Di Pagaralam Serbuan aroma kopi bisa menggelitik bulu hidung kapan saja. Aroma kopi asli Pagar Alam begitu menggoda. Aromanya khas dan lebih lembut saat diminum. Bagi penggemar kopi, kenikmatan dan rasanya tidak bisa dilupakan.

Salah satu sentra kopi terkenal Pagaralam terletak Di kaki Gunung Dempo, sejauh mata memandang, hamparan kebun kopi terlihat menghiasi lereng dan lembahnya. Para petani penggarap kopi melakukan aktivitas memelihara tanaman gantungan hidup mereka.

Pemeliharaan kebun dan pohon mesti dilakukan tiap hari. Hal itu dilakukan agar kondisi pohon sehat dan baik. Saat panen setiap hari petani bisa menggendong kopi 5 keranjang/ orang.

Proses yang dilakukanpetani setelah biji kopi dipetik, cangkangnya dikelupas. Sehari petani bisa memroses sekitar 100 kilogram dan hanya 60 kilogram biji yang dihasilkan. Sisa dari pengupasan kopi dijadikan pupuk untuk kesuburan tanah.

[caption id="" align="aligncenter" width="477" caption="Kopi Pagaralam (RMOLSumsel)"]

[/caption]

Kopi Empat Lawang

Empat Lawang adalah kabupaten termuda di Sumatera Selatan. Empat lawang menjadi kabupaten pada tahun 2007 setelah dimekarkan dari Kabupaten Lahat. Menurut cerita rakyat Empat Lawang berasal dari kata Empat Lawangan, yang dalam bahasa setempat berarti “Empat Pendekar (Pahlawan)”. Katanya zaman dahulu terdapat empat orang tokoh yang pernah memimpin daerah ini.

Bagi kota Empat Lawang, Kopi menjadi komoditi andalan masyarakatnya. Sentra kopi membuat kabupaten ini begitu melekat dengan aroma kopi. Di setiap sudut desa hingga kota, kopi menjadi “bahasa gaul” masyarakatnya. Tak heran jika kawo –sebutan kopi dalam bahasa, menjadi lambang kabupaten.

Tagline yang memberikan identitas dengan cita rasa kopi pun disematkan pada Kabupaten ini. Kawo Emass (Ekonomi Maju, Aman, Sehat dan Sejahtera). Lebih jauh, pemda setempat membuat motif batik berlatar kopi yang menjadi keunikan tersendiri. Identitas kabupaten kopi semakin mencorong setelah Pemerintah daerah dengan getol mendorong dalam mengembangkan industri kopi.

[caption id="" align="aligncenter" width="589" caption="Pengolahan kopi (Kompas)"]

[/caption]

Jenis kopi di sinipun ternyata berbeda dengan di tempat lain. Kopi Empat Lawang begitu istimewa. Kopi disini merupakan persilangan kopi jenis Arabika dan Robusta. Aroma dan rasanya khas Empat Lawang.

Perkebunan kopi di Empat Lawang tersebar di sejumlah lokasi. Salah satunya di Desa Linggis Talang Kupang yang tetap setia dengan kopi. Dari generasi ke generasi, masyarakatnya merupakan petani kopi.

Dukungan pemda setempat pada industri kopi diwujudkan dengan pendirian gedung khusus kopi di beberapa wilayah Empat Lawang. Pendirian gedung-gedung itu sebagai dukungan pada pengembangan lahan industry kopi yang digencarkan oleh pemda.

Dukungan itu ternyata membuahkan kreatifitas masyarakat. Berbagai kerajinan pohon kopi dimaksimalkan menjadi komoditas jualan daerah ini. Hebatnya, bahan bakunya berasal dari pohon kopi yang tidak produktif. Pohon kopi ini diklaim kuat dan bisa dibuat berbagai motif dan model.

[caption id="" align="aligncenter" width="598" caption="Nikmatnya... (Duniafitnes.com)"]

[/caption]

Nikmatnya Kopi Curup

Di Curup, Kopi lokal menjadi primadona di berbagai sudut kota ini. Sekali lagi, kopi menjadi pilihan warga untuk sekadar melepas penat.  Kopi asli banyak disukai warga setempat karena rasanya yang khas dan ampasnya bisa diseduh kembali.

Seperti di sentra-sentra kopi lainnya, Kopi adalah kehidupan dan komoditi andalan masyarakat Kepahiangan dan Curup. Hamparan kebun kopi sudah tidak asing di sini. Tidak heran, kopi menjadi urat nadi perekonomian masyarakat desa.

Industri menengah pun hadir memroses perkopian warga. Seperti yang dikelola perusahaan kopi, Sari Rejeki yang memproduksi merek Kipas. Tidak hanya memproses kopi hingga menjadi bubuk, packing dalam segala ukuran sudah bisa dilakukan di tempat ini.

“Selain di Bengkulu dan sekitarnya, kopi kami sudah dipasarkan juga di Lahat, Lampung, hingga Padang. Kami meminta dukungan pihak terkait, untuk memasarkan lebih luas lagi mengenalkan kopi Curup ini ke publik,” tukas Julianti, pemilik gerai Kopi Kipas asal Curup, Bengkulu.

Pemerintah memang diperlukan untuk mengenalkan kopi Curup yang unik dank has ini. Tanpa bantuan pemerintah, kopi khas Curup ini hanya akan menjadi dongeng yang diceritakan saja.

[caption id="" align="aligncenter" width="590" caption="Kopi Curup (Kaskus)"]

http://i1273.photobucket.com/albums/y404/ditipuqnoy/2kopicurup.jpg
http://i1273.photobucket.com/albums/y404/ditipuqnoy/2kopicurup.jpg
[/caption]

Kopi Mandailing

Di sini jenis kopi yang terkenal adalah kopi Arabica Mandheling. Mengapa dinamakan Arabica Mandheling ? pertama dalam sejarah perkopian Indonesia desa yang jadi pusat kopi Arabica pertama kali di tanam adalah Desa Pakantan – Mandheling Natal. Kedua, Dari segi fisik. Kopi arabica yang terdapat di Sumatera utara dan gayo (Acheh tengah) pada dasarnya berdiri sendiri. seperti : Arabica Lintong, Arabica Sidikalang, Arabica Brastagi dan Arabica Gayo.

Tak heran kemudian Mandailing Natal menjadi daerah penghasil kopi berkualitas yang terkenal. Di salah satu desa di Mandailing Natal, yaitu desa Sambang Banyak Jae Ulu Pungud banyak sekali kebun kopi yang sudah berumur puluhan, bahkan ratusan tahun. Kebun kopi ini diyakini memiliki hubungan dengan sejarah kopi Arabica yang pertama kali dimasukkan oleh Belanda ke Indonesia pada 1699.

[caption id="" align="aligncenter" width="505" caption="Kebun Kopi zaman itu (http://akhirmh.blogspot.com)"]

[/caption]

Hati-hati nyeruput Kopi Sidikalang

Sidikalang merupakan ibukota Kabupaten Dairi yang secara Geografis berada di barat laut Sumatera Utara dengan luas sekitar 191.625 Ha atau sekitar 2,67% dari luas keseluruhan provinsi Sumatera Utara ( 71.680.000 Ha ). Kecamatan Sidikalang berada pada ketinggian 1.066 mdpl (diatas permukaan laut) dipadu dengan tanah yang sangat subur menjadikan Sidikalang menjadi daerah yang sangat baik untuk tanaman kopi.

Kopi Dari Sidikalang terbukti mampu bersaing dengan kopi-kopi terbaik dunia, seperti Brazil. Hal itu karena Kopi sidikalang memiliki cita rasa yang mantap.

Ikon kopi Sidikalang terletak pada kopi Robustanya. Namun karena perbedaan harga jual Robusta dan Arabika yang terpaut cukup signifikan, belakangan ini produktivitas kopi Robusta semakin menurun. Banyak petani beralih menanam kopi Arabica. Selain lebih mudah pemeliharaannya, proses pengolahan juga lebih mudah dibanding kopi Robusta.

Ada juga faktor karakter negatif penjual yaitu banyaknya oknum pengoplos kopi Robusta dengan mencampur kopi Robusta dengan kopi lain yang menyebabkan berkurangnya kualitas Kopi yang beredar di masyarakat. Tentu saja hal itu berimbas kepada kualitas dan harga jual kopi.

Bagi siapa yang belum terbiasa kopi , janganlah coba-coba menyeruput kopi Sidikalang-yang disebut juga Raja Kopi Sumatera- jika tidak ingin jantung berdebar-debar kencang dan mata bisa melek sampai pagi. Nah berhati-hatilah menyeruput kopi dari Sidikalang

[caption id="" align="aligncenter" width="572" caption="Kopi sidikalang (http://www.21food.com)"]

Sidikalang North Sumatra Roasted Coffee
Sidikalang North Sumatra Roasted Coffee
[/caption]

Kopi Takengon

Seperti Mandailing Natal, Takengon merupakan salah satu bagian sejarah penting dalam perkembangan kopi Arabica di Sumatera bahkan hingga mendunia. Wilayah ini merupakan tempat penyemaian kopi pertama di Pulau Sumatera.

Takengon memiliki letak geografis yang menjadi salah satu rangkaian bukit barisan tentu punya kelebihan tersendiri. Tanahnya subur dan curah hujannya juga lumayan tinggi. Karena letaknya kurang lebih 1.300 m dpl maka sangat cocok untuk menanam kopi jenis Arabica. Di Takengon, masyarakat tak bisa lepas dari kebun kopi. Hampir semua penduduk di kota ini memiliki kebun kopi. Minimal satu keluarga punya setengah hektar luasnya.

Kopi dari Takengon lebih dikenal dengan Kopi Gayo. Hal itu berkaitan dengan masyarakat Takengon yang dikenal dengan nama Gayo. Kopi Gayo sendiri merupakan kopi jenis Arabica dengan citarasa yang khas. Kopi ini sudah merambah ke Eropa Timur dan juga Amerika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun