Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Abu Ifrit

26 April 2014   12:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:10 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Syiahali.wordpress.com

[caption id="" align="aligncenter" width="336" caption="Sumber : Syiahali.wordpress.com"][/caption] Abu Ifrit

Matanya hyiena

Mulutnya seringai srigala

Menjerit-jerit meneriakan fatwa

Fatwa mati untuk tumbal surganya

Entah surga apa yang didapat

Dari aliran darah saudara sekerabat

Tak pernah itu kudapat

Dalam sabda Sang Sahabat

Miliknyalah kebenaran

Tak boleh ada tafsir lain

Hukum kafir untuk yang beda

Halal darah yang terpidana

Iblis menari dalam darah

deru nafasnya Amarah

Suaranya melengking

Tangannya menuding

Di kaki tuannya anjing bersimpuh

Menanti fatwa mengalirkan darah

Tuding sana tuding sini

Dinar mengalir menghujani

Fatwa menyulut amarah

Amarah membakar rumah

Rumah yang terbakar adalah rumah kita

Jika terbakar hancurlah semua

Tidakah dia dengar

Sang Rasul bertutur

Seorang muslim lebih agung

Dibanding Ka’bah yang adiluhung Bandung, 24 April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun