Mohon tunggu...
Goenawan
Goenawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Insinyur mesin dari ITS Surabaya, mendalami sistem kontrol otomatis di Taiwan, pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama sbg Engineer dan di Managemen. Sekarang menekuni pasar Modal dan pasar Uang.\r\n\r\nSemua tulisan saya asli bukan hasil mencontek, tetapi anda boleh meng-copy paste sebagian atau seluruhnya tulisan saya di kompasiana tanpa perlu izin apapaun dari saya. Lebih baik jika dicantumkan sumbernya, tetapi tanpa ditulis sumbernyapun. it's ok

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Ahok Harus Dihentikan?

18 Maret 2016   06:50 Diperbarui: 18 Maret 2016   08:04 3962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu diketahui pula walaupun kekuatan terkumpul pada TEMAN AHOK, bisa jadi mereka akan mentransformasikan energi pada beberapa lembaga think tank, lembaga survei dan media yang selama ini kita kenal sebagai supporter Ahok. Tetapi itu relatif tidak vital walaupun perlu dicermati juga, karena pelaksana bully, verifikasi KTP dan hire relawan memang dilakukan oleh teman Ahok, bukan lembaga2 lainnya. Lembaga think tank, survei dan media hanya penabuh awal, tidak ada artinya jika tim bully mereka mulai menyadari bahwa bully itu merugikan orang lain dan diri sendiri.

Sebetulnya saya sudah pensiun nulis di kompasiana, tulisan ini ada karena hati saya terpanggil untuk membela rakyat kecil dan miskin yang harta bendanya di hancurkan oleh Ahok. Mungkin rakyat kecil itu orang baik - baik, mungkin juga PSK, pencopet, sopir metro mini, tukang ojek dll. Tetapi apapun mereka, mereka tetaplah manusia, tidak pantas hasil keringat dan air mata mereka dihancurkan oleh buldozer tanpa ganti rugi sama sekali. Negara ini diberdiri untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, bukan membunuh orang miskin untuk memberantas kemiskinan. Pemimpin harusnya memBINA yang lemah, bukan memBINASAkan.

Saya hanya rakyat biasa, tidak bisa dibandingkan dengan Sandiago Uno yang rela melepas semua jabatan bisnisnya demi membela rakyat kecil untuk menjadi Calon DKI-1 tanpa fitnah, juga tidak bisa di bandingkan dengan Pakar Hukum Jempolan Yusril Ihza Mahendra yang mau turun jabatan jadi calon DKI-1. Meskipun demikian saya tidak ingin kalah militan dari beliau - beliau ini untuk menyelamatkan orang miskin Jakarta. Kita harus hentikan pembantaian sadis orang miskin jakarta. Apakah anda rela orang miskin itu bertambah miskin dan tanpa harapan karena harta benda dan mata pencahariannya di hancurkan oleh penguasa lalim?

Sedikitlah berempati, mungkin HP anda yang tidak seberapa itu jika terlindas mobil, anda akan sangat kehilangan. Bagaimana jika itu rumah, genteng, tembok, pintu jendela yang di beli dengan cucuran keringat bertahun - tahun hancur tanpa uang ganti rugi bahkan tanpa uang kerohiman? Apakah kesalahan birokrasi sehingga terjadi jual beli lahan negara, harus di timpakan sepenuhnya pada rakyat kecil yang lebih tidak paham hukum dan UU? Setelah kehilangan harta yang mungkin dibenaknya sebelumnya bisa diwariskan dan kehilangan mata pencaharian, pindah sekolah secara paksa, kehilangan komunitas dsb, kemudian di beri beban sewa RUSUN bulanan yang sebelumnya tidak ada dalam daftar budget kebutuhan rumah tangga mereka.

Betapa sadisnya Ahok, itu sebabnya. Mari rapatkan barisan, kita hentikan pembantaian terhadap rakyat kecil. Negara ini berdiri supaya orang miskin bisa bersekolah, mendapat tempat tinggal (bukan menyewa), mendapatkan pekerjaan yang layak (bukan sebaliknya mata pencaharian nelayan teluk jakarta di rampas demi kongkalikong dengan Agung Podomoro) dsb. negara merdeka bukan sekedar supaya bisa dibangun mall dan tempat rekreasi orang berduit di jakarta.

Buat Bapak tentara, polisi dan satpol PP. pendahulu anda, para pejuang dan tentara lahir dari rakyat kebanyakan. Mengapa sekarang anda tega membantai orang miskin dan meratakan rumah2 mereka dengan buldozer. Ahok main usir saja walaupun mereka punya sertifikat, terus dimana kepastian hukum bagi rakyat kecil di DKI? Apa bedanya ini dengan rumah - rumah orang palestina yang di buldozer tentara Israel demi membangun rumah2 baru bagi keturunan Yahudi imigran dari eropa?

Sambil membaca, mari kita dengarkan Lagu Iwan Fals: Siang Disebrang sebuah istana: berikut ini kutipan teks syairnya:

Sombong melangkah istana yang megah, seakan meludah diatas tubuh yang resah

Ribuan jerit didepan hidungmu, namun yang kutau "tak terasa mengganggu"

dst...

Kita hentikan Ahok dengan cara yang demokratis, karena jika ada kerusuhan, sebenarnya rakyat negeri inilah yang akan paling menderita. Jadi tidak perlu mengusir tikus dengan membakar lumbungnya. Kita juga mesti sadar, penerima kavling-kavling teluk jakarta dll tentu tidak ingin kehilangan proyek ratusan trilyun di teluk jakarta, jadi sangat mungkin mereka akan all out. Jadi jika kita setengah setengah dan tidak solid, bisa jadi taktik bumi hangus akan dilakukan mereka dan rakyatlah yang paling menderita.

artikel ini bukan soal pribumi non pribumi, atau moslem non moslem, tetapi ketika ada penguasa yang begitu kejam merampas harta orang miskin, di sisi lain dengan mudah memberikan aset publik pada segelintir orang yang dianggap bisa jadi bandar besarnya menghadapi PILKADA DKI 2017. Disitulah harusnya anak negeri ini berdiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun