Kota sebesar Jakarta, tidak mempunyai sistem kontrol yang canggih untuk mengendalikan aliran sungai - sungai yang melintasinya. Sebenarnya saya tidak tahu apakah Jakarta punya sistem kontrol yang dihitung dan dikendalikan oleh sistem perhitungan komputer atau tidak. Tetapi dari berita di kompas.com yang saya baca, saya simpulkan tidak ada. Setidaknya tidak ada website yang melaporkan secara live ketinggian air di pintu air. [caption id="attachment_306850" align="aligncenter" width="586" caption="dicrop dari kompas.com"][/caption] Berikut textnya: [caption id="attachment_306851" align="aligncenter" width="532" caption="dicrop dari kompas.com"]
- Level buka tutup pintu air dilakukan secara manual berdasarkan pengamatan operator atau perintah atasan.
- Tidak ada feedback dari level air di hulu atau di hilir
Hal seperti ini sangat tidak efektif. Seharusnya, pintu air arah Istana tidak boleh di buka tiba - tiba, tetapi tidak boleh juga ditutup penuh. Jika demikian, apa patokan dan berapa persen bukaan yang efektif seharusnya? Patokan itu berupa feedback ketinggian air di semua titik sungai di jakarta, kemudian dihitung oleh komputer. Jadi Komputer yang menentukan besaran prosentase bukaan pintu air. Berikut ini saya berikan alternatif automatisasi sistem pintu air dan rumah pompa. Selama ini automatisasi selalu dianggap barang mahal, terlalu canggih dan sulit implementasinya. Sistem yang saya perkenalkan ini sangat murah, tetapi tetap canggih. Seberapa murah dan canggih? Mari kita bahas. Berikut ini gambar ilustrasinya: [caption id="attachment_306852" align="aligncenter" width="587" caption="gambar koleksi pribadi"]
Bagaimana sistem kerjanya:
- Sensor ketinggian air secara analog memberikan input pada Micro Controller.
- Jika terjadi perubahan level air (misalkan dari siaga 3 ke siaga 2) secara otomatis Micro Controller mengirim informasi melalui SMS, ke server i-CLOUD COMPUTING.
- Peralatan Sensor ini ada di banyak titik sungai. Selanjutnya sistem i-Cloud Computing, menghitung data level ketinggian air dibanyak titik secara matematis, untuk menentukan distribusi air sungai.
- Hasil Perhitungan kemudian dikirim lewat SMS ke Ponsel penerima di Pintu air dan Rumah Pompa. Kemudian secara otomatis SMS tersebut di respon oleh Micro Controller untuk memberi perintah pada relay/driver.
- Selanjutnya driver menentukan gerakan pompa atau motor actuator pintu air sesuai level yang diperintahkan oleh Micro Controller.
Skwen ini berlangsung secara realtime dan sepenuhnya di kendalikan oleh logic komputer.
Tetapi di Pintu Air atau Rumah Pompa tetap disediakan intercept secara manual. Hal ini untuk mengantipasi jika ada error, SMS, sensor atau sistem logicnya.
Data ketinggian air yang ada di iCloud Computing juga bisa diakses secara life oleh semua warga jakarta. Tentu saja data yang disajikan berupa turunan dari iCloud server utama, untuk menghindari orang - orang iseng yang ingin hacking sistem logic atau data proses.
Seberapa mahal sistem ini?
Sensor Level kisaran Rp. 150.000,- s/d Rp.300.000,-
MicroController + SMS: Rp. 700.000,- s/d Rp. 1.500.000,- (tergantung merk)
Total = Rp. 850.000,- s/d Rp. 1.800.000,- Â (Harga tidak termasuk biaya instalasi dan material pendukung)
Harga diatas adalah per titik sensor level air.
Penulis mencantumkan harga bukan bermaksud jualan, hanya sebagai gambaran secara global berapa biaya automatisasi tersebut.
Harga i-Cloud Computing? ini sebenarnya hanya biaya hosting domain dimana program computer sistem logicnya ditulis. Jika DKI sudah punya server sendiri atau hosting, berarti tinggal nempel dan ditulis programnya. Sedangkan tampilan website dibuat seperti biasa website dibuat dengan mengambil data dari server dimana perhitungan dilakukan.
Sekali lagi saya garis bawahi. Penulis tidak berminat jualan atau mengerjakan proyek ini. Ini hanya masukan. Mungkin dinas teknis di Pemda DKI bisa mengimplementasikannya atau setidaknya mengkajinya. Sehingga kedepan tidak ada lagi ribut - ribut, pintu air di tutup atau dibuka, berapa persen bukaannya? biarlah kita percayakan pada perhitungan matematis komputer yang kita tahu lebih presisi.
Selain itu warga DKI bahkan seluruh dunia bisa memantau ketinggian air di daerah sekitarnya dan seluruh sungai - sungai yang ada di DKI lewat website. Sehingga kerugian akibat banjir bisa di minimalkan.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H