Mohon tunggu...
Goenawan
Goenawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Insinyur mesin dari ITS Surabaya, mendalami sistem kontrol otomatis di Taiwan, pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama sbg Engineer dan di Managemen. Sekarang menekuni pasar Modal dan pasar Uang.\r\n\r\nSemua tulisan saya asli bukan hasil mencontek, tetapi anda boleh meng-copy paste sebagian atau seluruhnya tulisan saya di kompasiana tanpa perlu izin apapaun dari saya. Lebih baik jika dicantumkan sumbernya, tetapi tanpa ditulis sumbernyapun. it's ok

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Salah Kaprah Soal Defisit Anggaran dan Utang Luar Negeri

3 September 2014   21:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:43 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Utang luar negeri adalah salah satu instrumen untuk mengendalikan cadangan devisa, nilai tukar mata uang dan stabilitas ekonomi secara makro. Utang luar negeri tidak selalu berbanding lurus sebagai resiko ekonomi makro.

Berikut salah satu ilustrasinya. Sekarang ini tiap eksport Jepang akan selalu mengahasilkan Devisa (mata uang asing). Jika uang devisa itu menumpuk tidak digunakan, buat apa? hanya kekayaan diatas kertas?  Bisa jadi Amerika atau Eropa atau negara lain hanya akan mencetak uangnya sebanyak - banyaknya baik berupa uang kartal maupun surat utang untuk disimpan oleh Bank Central Jepang sebagai devisa. Apa itu tidak konyol? Kemudian Yen akan sangat menguat dan pada akhirnya menurunkan daya saing produk Jepang.

Itu adalah salah satu fungsi utang luar negeri sebagai stabilisator. Ini merupakan konsekwensi logis dari pasar uang yang liberal dan tidak ada lagi mata uang utama dunia yang dipatok berdasarkan cadangan emas.

Mari kita lihat rasio utang luar negeri Jepang di banding GDP. Saya sering membandingkan Utang luar negeri Indonesia dibanding APBN, karena lebih mudah dimengerti besaran APBN dibanding GDP yang bagi orang awam sulit dimengerti difinisinya.

1409729520582830987
1409729520582830987
Debt per GDP Jepang

Di tahun 2013 Utang/GDP Jepang berjumlah 218% artinya jumlah utangnya lebih dari 2x lipat GDP nya per tahun. Apakah Jepang besok pagi akan bangkrut? Tidak sesimple itu mengambil kesimpulannya. Ada banyak indikator ekonomi yang saling berkaitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun