Mohon tunggu...
Mr.  Kris
Mr. Kris Mohon Tunggu... Guru - GURU

Hobby saya berkebun, travelling, kegiatan yang berkaitan dengan alam dan binatang.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pegunungan Serayu Selatan (Bagian tiga)

28 September 2024   17:00 Diperbarui: 28 September 2024   17:06 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 1. Pegunungan Serayu Selatan (Puncak tertinggi G. Lanang 1.102 meter dpl)

          Lewat informasi dari radio komunikasi saya mendengar ada kelompok yang sudah sampai di waduk Sempor. Kondisi kaki saya membuat rombongan saya jauh tertinggal. Stamina yang berbeda membuat rombongan kami terpecah menjadi kelompok kelompok kecil terdiri dari lima sampai tujuh orang. Kelompok saya ada lima orang ,3  siswa SMA yang menjadi tim penyapu dan dua lagi saya dan kakak sepupu. Tim ini memberi dukungan dan bantuan untuk kelompok yang tertinggal di belakang, bisa karena ada yang sakit seperti saya. Untung tim penyapu ada yang membawa kotak P tiga K. 

Menggunakan jarum kecil air dibawah kulit telapak kaki yang melepuh sudah dikeluarkan oleh kakak SMA. Luka diolesi betadine dan dibalut dengan perban kemudian diperkuat dengan plester kain berwarna coklat. Rasa sakit dikaki sudah bisa saya tahan. Beban di telapak kaki bagian depan berkurang dengan cara berjalan menggunakan tumit. Cara berjalan seperti ini mengurangi rasa sakit di bagian kaki yang melepuh karena berjam jam bergesekan dengan alas sepatu yang keras.

          Desa Sempor, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, sudah separuh jalan kami lewati. Desa ini suasannya sangat berbeda dengan empat desa yang sudah jauh di belakang kami. Desa ini ada di lereng selatan Pegunungan Serayu Selatan. Angin selatan menerpa lereng ini sepanjang tahun. Angin ini membawa banyak sekali uap air yang diambil dari laut selatan. 

Tak heran kalau desa Sempor terasa sejuk dan alamnya subur. Terbukti di kanan kiri jalan yang saya lewati ada hutan dimana tumbuh tanaman pinus dengan sangat subur. Di tahun 1970 an jalan yang menghubungkan desa Sampang dan Waduk Sempor masih sempit kurang dari 3 meter. Sekarang di tahun 2024 jalanan sudah sangat lebar lebih dari 6 meter. Luar biasa pembangunan di Indonesia.

          Jalanan semakin curam menurun. Suara air yang mengalir di sela sela bebatuan terdengar sayup sayup dari kejauhan. Setelah rombongan kami melewati sebuah jembatan sempit baru tahu kalau suara air tadi berasal dari sebuah aliran sungai yang cukup luas. Jembatan ini adalah batas tanah warga dan tanah perhutani. Tanah di sebelah utara jembatan  adalah tanah milik warga desa Sempor sedangankan tanah di sebelah selatan jembatan adalah tanah yang dikelola oleh dinas Pehutani. 

Kalau kita perhatikan vegetasi yang tumbuh di utara dan di selatan jembatan sudah sangat menerangkan milik siapa tanah itu. Tanaman pisang dan pohon kelapa sangat pasti itu semua milik warga desa Sempor. Tanaman pinus yang menjulang tinggi dengan lingkar batang lebih dari satu meter menginfokan ke kita bahwa pemerintah dalam hal ini perhutani sangat serius memperhatikan HTI Hutan Tanaman Industri. Tanaman ini dideres diambil getahnya sekaligus memberi kesempatan kerja untuk masyarakat sekitar. Sambil berjalan mata saya terpaku memandang ke pohon pohon pinus yang kekar berdiri puluhan tahun. 

         "Ah...aduh." saya berteriak.

         " Pelan pelan." kata kakak SMA sambil membantu saya bangun.

Jalanan aspal yang tidak rata karena sudah mengelupas aspalnya dan lobang disana sini membuatku terjatuh untuk kesekian kali. Luka dikedua lutut saya menambah banyak luka yang menghambat pergerakan rombongan terakhir untuk sampai di waduk sempor.

          Setelah luka di lutut saya beres dibersihkan, dikasih betadine dan ditempel tensoplast saya kembali bersemangat untuk menyelesaikan trek terakhir ini. Di sepanjang ruas jalan ini mata kami disejukan oleh hijaunya hutan di kanan dan kiri kami. Kurang dari 5 kilometer lagi usailah sudah perjalanan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun