Mohon tunggu...
Mr.  Kris
Mr. Kris Mohon Tunggu... Guru - GURU

Hobby saya berkebun, travelling, kegiatan yang berkaitan dengan alam dan binatang.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pegunungan Serayu Selatan (Bagian dua)

21 September 2024   17:01 Diperbarui: 24 September 2024   13:40 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://vakansiinfo.com/manfaat-air-kelapa-hijau-untuk-kesehatan-tubuh/

Semangat saya untuk melanjutkan perjalanan sudah ada dipuncak kepala. Apa lagi kakak sepupu saya menginfokan bahwa desa keempat ada diujung jalan. Kami harus mendaki bukit untuk sampai di desa Sampang, kecamatan Sempor, kabupaten Kebumen. Desa ini adalah desa tertinggi di kecamatan Sempor yang terdiri dari 16 desa. Titik tertinggi desa Sampang ada di daerah yang bernama Gunung Wadas Putih dengan elevasi 654 meter dari permukaan laut. 

https://www.google.co.id/search?q=bukit+lemah+rata+kebumen
https://www.google.co.id/search?q=bukit+lemah+rata+kebumen

Desa tertinggi yang saya capai dengan berjalan kaki sudah ada didepan mata.  Karena trek yang begitu terjal dan kering mengurans energi saya maka langkah saya semakin melambat.  Sekarang tempat ini terkenal dengan nama Bukit Lemah Rata Kebumen dimana anak anak sekolah atau anak anak pramuka sering berkemah. Di desa Sampang jalanan cukup rata sehingga nyaman untuk betis saya yang mulai mengeras karena ototnya kecapaian dan telapak kaki saya yang panas melepuh berair karena gesekan yang terus menerus dengan sepatu big bos hitam saya yang keras. Tahun 70an sepatu ini sangat populer dikalangan anak sekolah.

Tujuan Hiking anak anak SMA negeri tempat kakak sepupu saya mengajar adalah waduk Sempor. Jarak waduk Sempor dari Bukit Lemah Rata kurang lebih tujuh koma sembilan kilometer. Kalau ditempuh dengan kecepatan jalan kaki rata rata sekitar 2 jam bisa saya selesaikan perjalanan ini. Panasnya mentari dan luka ditelapak kaki membuat semangat yang tadinya sudah ada dipuncak kepala menjadi sirna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun