Setahun yang lalu tepatnya hari Senin tanggal 11 September 2023 deberitakan oleh DetikNews bahwa kali Cileungsi yang di kota Bekasi dinamakan kali Bekasi airnya kembali menghitam, bau dan banyak ikan mati.Â
Ketua KP2C (Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas), Bapak Puarman menerangkan,"Sejak Minggu siang hingga malam air sungai Cileungsi makin hitam, bau dan banyak ikan yang mati."Â
Banyak warga masyarakat yang tinggal di bantaran kali Cileungsi mengeluhkan kondisi ini. Ketua KP2C menambahkan, "Mereka meminta pemerintah serius menangani pencemaran Sungai Cileungsi yang sudah berlangsung bertahun-tahun seperti tidak ada perbaikan."
Hari ini Minggu diawal bulan September 2024 saya kebetulan survey tempat mancing di sungai ini. Saya terkejut melihat kondisi air sungai Cileungsi yang sangat berbeda dengan informasi media yang ada diingatan saya. Air sungainya yang sangat jernih langsung menyingkirkan isi memori yang menggambarkan warna air sungai ini yang menghitam. Banyak ikan yang berenang gembira hilir mudik kesana kemari dan sesekali nongol ke permukaan air sungai menggantikan isi memori yang menyebutkan ribuan ikan mati karena air sungai ini tercemar limbah B3.
Karena kondisi air yang jernih dan air tidak terlalu dalam di musim kemarau saya tergoda dan memberanikan diri untuk menikmati kejernihan air dengan melangkahkan kaki saya masuk ke air sungai Cileungsi. Setelah kaki saya menyetuh dasar kali Cileungsi untuk pertama kalinya saya lagi lagi dikejutkan oleh sesuatu yang halus panjang dan licin. Ada yang bisa menebaknya apa itu? Lumut. Ya betul lumut adalah sesuatu yang saya injak.Â
Lumut ini tumbuh di batu batuan yang ada di dasar sungai Cileungsi. Ketebalan lumut ini cukup tebal untuk menahan kaki saya sehingga kaki saya tidak bisa menyentuh batu batuan yang tersebar di dasar sungai Cileungsi. Adanya lumut ini menjadi bukti bahwa kejernihan air sungai Cileungsi sudah berlangsung berbulan bulan. Lumut tidak mungkin tumbuh di air yang kotor. Lumut tidak mungkin tumbuh di air yang berwarna hitam karena mereka perlu sinar matahari yang harus sampai ke dasar sungai untuk berfotosintesis.
Lumut yang tumbuh dengan subur di dasar sungai Cileungsi menjadi tanda bahwa Pemerintah Bogor sangat serius menangani masalah ini. Tidak hanya perusahaan yang menjadi penyumbang limbah yang berbahaya tetapi Perumahan di bantaran kali dengan sampah rumah tangganya yang turut membuat pemandangan sungai Cileungsi menjadi kurang indah untuk dinikmati harus menjadi agen yang aktif untuk jernihnya air dan hidupnya lumut di kali Cileungsi. Kita semua harus bekerja sama untuk menjaga agar sungai Cileungsi tetap jernih, lumut bisa tumbuh dan ikan hidup dengan nyaman di dalamnya.
 Matahari sudah tidak kelihatan bergerak bersembunyi dibalik rumpun bambu dan saya harus bergegas pulang. Hari ini hati saya senang karena ada harapan yang bagus untuk kali Cileungsi. Akhirnya saya menjadi saksi adanya lumut yang tumbuh subur di batu batu di dasar sungai Cileungsi.
Salam Lumut Lestari dari dasar Sungai Cileungsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H